Tahun 2019 merupakan salah satu tahun terbaik di dalam industri perfilman Indonesia. Tercatat 15 film Indonesia yang rilis di sepanjang tahun 2019 meraih pencapaian di atas 1 juta penonton. Rekor ini memecahkan rekor di tahun sebelumnya yang diraih oleh 14 film Indonesia. Meskipun secara raihan jumlah penonton keseluruhan masih belum melebihi 52 juta penonton di tahun 2018 lalu (data dari akun twitter @bicaraboxoffice-red), namun peluang melewati rekor itu masih tetap ada karena tiga film akhir tahun, Imperfect, Habibie & Ainun 3 serta Si Manis Jembatan Ancol masih tayang dan ramai ditonton oleh khalayak ramai.

Jumlah penonton bioskop tahun 2019 yang saat artikel ini diturunkan mendekati angka 50 juta penonton tidak lepas dari bertambahnya jumlah layar bioskop yang sudah mencapai 2031 layar dari berbagai jaringan bioskop yang berbisnis di Indonesia. Hal ini adalah berita yang sangat menggembirakan bagi perkembangan industri film di Indonesia. Harapan akan lahirnya film-film Indonesia yang berkualitas baik dan mampu diterima masyarakat semakin membumbung tinggi setelah disuguhi kurang lebih 130 film rilisan tahun 2019 lalu.

Berikut adalah daftar 15  film Indonesia terbaik tahun 2019 menurut Penulis:

Loading...

15. Laundry Show

film-laundry-show

Boy William berperan sebagai pemuda yang nekat keluar dari pekerjaannya untuk membuka usaha laundry. Berbagai masalah yang berkaitan dengan operasional dan karyawan-karyawan unik ia hadapi demi meraih minat pelanggan dan memperoleh keuntungan. Semua berjalan lancar sampai Giselle Anastasia datang dan membuka laundry saingan di seberang ruko Boy. Laundry Show karya Rizki Balki (Aku, Benci & Cinta) dengan naskah yang ditulis Upi (My Generation, Radit & Jani) ini menghadirkan kisah kerja keras dan perjuangan, dibalut dengan komedi dan sedikit romansa serta drama keluarga yang manis. Sebuah film yang mengejutkan meski raihan penontonnya tidak seberapa banyak.

14. Gundala

film Gundala

Joko Anwar dengan Jagat Sinema Bumi Langit menjadi pembicaraan yang cukup masif saat mempromosikan film Gundala yang ditahbiskan sebagai film superhero pertama Indonesia di era modern. Film yang lebih mengedepankan storyline daripada efek visual ini memang terasa ingin bercerita terlalu banyak dalam durasi dua jam filmnya. Namun tidak dapat dipungkiri, jalinan universe yang dibangunnya terasa akbar dan menarik untuk disimak kelanjutannya. Sebuah langkah berani dan nekat dari rumah produksi Screenplay Legacy yang layak diapresiasi lebih sembari kita menunggu sekuelnya serta kisah para adisatria lainnya di Jagat Sinema Bumi Langit. 

13. Pretty Boys

Duo multitalenta presenter/komedian/musisi Vincent dan Desta sudah malang melintang di industri hiburan tanah air, namun baru dalam film Pretty Boys inilah mereka berkolaborasi sebagi aktor utama dan produser film. Menggandeng sutradara debutan yang juga multitalenta dalam sosok, Tompi serta naskah yang ditulis Imam Darto, film yang bergenre drama komedi dengan mengangkat tema sisi lain industri televisi di Indonesia. Hasilnya adalah sebuah film yang terasa dibuat dari hati yang resah akan industri televisi sekarang, terasa dekat dengan realita juga memiliki kadar kelucuan yang mengajak untuk berpikir “pantas kah kita tertawa?”. Sebuah film komedi yang lucu, menghibur dan kritis serta unik karena memiliki kualitas sinematografi yang cantik.

12. 99 Nama Cinta

film 99 Nama Cinta

Menggunakan naskah dari Garin Nugroho (Kucumbu Tubuh Indahku, Daun Di Atas Bantal) dengan arahan sutradara Danial Rifki (Haji Backpacker, La Tahzan) dan kolaborasi dua bintang utama Acha Septriasa dan Deva Mahenra, film 99 Nama Cinta tampil mengejutkan mengangkat drama romansa dibalut unsur reliji yang walaupun ringan tapi memiliki makna mendalam. Naskah yang terasa mengalir mulus dan jenaka dipadu pengarahan apik dengan akting menawan para aktornya menjadikan film produksi MNC Pictures ini sebagai salah satu film yang romantis sekaligus mencerahkan. Bagus!

11. Mantan Manten

film Mantan Manten

Minimnya promosi dari film ini menjadikan film yang awalnya dikira sebagai drama romantis biasa ini memiliki jumlah penonton yang cukup mengecewakan. Padahal ini bukan film roman biasa, unsur budaya jawa, terutama budaya tata krama Keraton Solo sangat lekat di dalamnya.  Atiqah Hasiholan dan Tutie Kirana tampil gemilang sebagai dua wanita yang memaknai dan menghadapi rasa kehilangan dengan cara yang unik dan berbeda. Debut penyutradaraan apik dari Farishad Latjuba dan menjadi salah satu film produksi Visinema Pictures yang terbaik.

10. Susi Susanti: Love All

film Susi Susanti: Love All

Film Susi Susanti: Love All bukan sekadar menceritakan kisah hidup sang legenda hidup bulutangkis dunia saja. Tetapi memberikan pesan tentang kegigihan, ambisi meraih prestasi, kecintaan pada bangsa dan negara. Sangat baik sebagai film biopik setidaknya sampai tiga perempat film yang sayangnya ditutup oleh seperempat akhir yang digarap terburu-buru meskipun menyisakan momen mengharukan di dalamnya. Sutradara film debutan, Sim F menggarap film dengan detail yang apik, desain produksi dan sinematografinya ciamik serta Laura Basuki yang patut diapresiasi tinggi dalam keberhasilannya memerankan sosok legenda Susi Susanti.

9. Twivortiare

film Twivortiare

Drama tentang pernikahan ini sangat intens meskipun hampir tidak ada karakter yang meledak-ledak dalam film. Semua karakter menahan diri dan menjaga perasaan bagaikan bom waktu menunggu saat untuk meledak, dan ini adalah sebuah keberhasilan dari Benni Setiawan (Bukan Cinta Biasa, 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta). Raihannun memiliki tahun yang luar biasa lewat dua filmnya tahun ini dan perannya sebagai Alex adalah pembuktian bagi Raihannun sebagai aktris hebat. Pasangan duetnya Reza Rahadian memang tidak usah diragukan lagi, meski screentime-nya lebih sedikit, namun Reza (seperti biasanya) tetap memberikan kesan mendalam dalam film.

8. Bebas

film Bebas

Film Bebas yang merupakan adaptasi dari film asal Korea Selatan, Sunny, memberikan pengalaman sinematik yang mengajak penonton dewasa untuk bernostalgia dan penonton remaja untuk melihat gaya kehidupan remaja tahun ’90-an yang enerjik dan penuh optimisme. Tidak hanya itu, banyak realita yang ingin ditunjukkan beriringan dengan pesan-pesan mendalam tentang persahabatan, cinta, kebebasan berekspresi dan pencarian jati diri. Walaupun diawali dengan kisah yang suram, namun di sepanjang durasinya film karya Riri Riza (Ada Apa Dengan Cinta? 2, Petualangan Sherina) ini memberikan hal yang berbeda 180 derajat. Kehangatan hati, rasa rindu pada sahabat, romantisme masa remaja dan rasa syukur pada kehidupan yang kita miliki saat ini. Para ensemble aktornya berakting menawan dengan highlight utama pada Maizura, Sheryl Sheinafia dan Baskara Mahendra yang mencuri perhatian sepanjang film

7. Ratu Ilmu Hitam

film Ratu Ilmu Hitam

Kolaborasi dari sutradara dan penulis naskah film genre, Kimo Stamboel (Rumah Dara, Dreadout) dan Joko Anwar (Modus Anomali, Kala) menghasilkan film horor misteri dengan elemen gore, Ratu Ilmu Hitam, yang meski memiliki beberapa kekurangan dari sisi naskah dan eksekusi, namun akan memuaskan para penggemar film horor dengan intensitas kengerian dan kesadisan tingkat tinggi. Ratu Ilmu Hitam memiliki perjalanan menegangkan sepanjang 99 menit durasi yang akan membuat penonton menutup mata karena takut, menjerit, mual sekaligus gatal-gatal ingin lekas mandi selepas menontonnya.

6. Kucumbu Tubuh Indahku

Sebagai salah satu maestro dalam dunia perfilman Indonesia, Garin Nugroho (Cinta dalam Sepotong Roti, Nyai) sukses menghantarkan film yang penting dan relevan mengangkat isu seksualitas, kesadaran gender dan norma sosial lewat film Kucumbu Tubuh Indahku yang meraih kesuksesan besar meraih 8 penghargaan, termasuk Sutradara dan Film Terbaik di ajang Festival Film Indonesia 2019 lalu. Meskipun memiliki resiko kehilangan konektivitas penonton dalam memahami makna simbolis dan metafora di dalam beberapa adegan, tidak dipungkiri perjalanan hidup Juno yang diperankan dengan luar biasa oleh aktor peraih piala Citra Muhammad Khan, yang sukses memberikan perspektif pada penonton dalam memahami perjalanan hidup Juno untuk mengenal dan mencintai hati, jiwa dan raganya.

5. 27 Steps of May

film 27 Steps of May

Menonton film 27 Steps Of May merupakan pengalaman menonton film yang tidak biasa. Film ini menawarkan proses belajar memahami dan berempati terhadap korban peristiwa traumatis. Tentu saja setiap kasus dan setiap pribadi tidak mengalami proses yang sama dalam menghadapi trauma. Akan tetapi film ini memiliki potensi besar dalam memberikan perspektif mencerahkan soal korban pasca trauma kekerasan seksual bagi tiap penontonnya.  Film karya Ravi Bharwani (Jermal, The Rainmaker) ini memiliki naskah cerdas yang ditulis Rayya Makarim (Pasir Berbisik, Jermal) dan kualitas akting nomer satu yang membuahkan piala citra aktris terbaik untuk Raihannun di ajang Festival Film Indonesia 2019.

4. Dua Garis Biru

film Dua Garis Biru

Jauh dari kata menggurui, tidak menghakimi dan berusaha sedekat mungkin dengan kehidupan sehari-hari dalam mengangkat persoalan yang sering dianggap tabu di masyarakat, film Dua Garis Biru tampil lugas, kritis dan menyentuh dalam usahanya memberikan pesan dan kesadaran kepada penonton akan pentingnya komunikasi dalam keluarga dan pendidikan seks sejak dini kepada remaja usia sekolah. Dipelopori akting effortless dari Adhisty Zara dan Angga Yunanda serta dukungan apik Lulu Tobing, Dwi Sasono, Arswendi Beningswara serta Cut Mini yang meraih Piala Citra Aktris Pendukung Terbaik, film debut karya sutradara Ginatri S. Noer yang juga meraih Piala Citra lewat kategori Naskah Asli Terbaik ini adalah sebuah film yang sangat penting ada di khasanah perfilman Indonesia

3. Imperfect: Karier, Cinta & Timbangan

film Imperfect: Karir, Cinta & Timbangan

Imperfect: Karier, Cinta & Timbangan menjadi salah satu film Indonesia terbaik tahun ini dengan premis cerita yang dekat dengan konflik dan kehidupan sehari-hari serta pesan moral yang mengena berkaitan dengan bullying dan body shaming. Naskah dan pengarahan Ernest Prakasa & Meira Anastasia sangat kuat dalam menyeimbangkan unsur drama serius, drama romantis dan menyisipkan komedi yang terintegrasi baik dengan plot. Performa akting ensemble pemainnya sangat gemilang, dari aktor kawakan macam Reza Rahadian sampai aktor debutan dalam sosok Kiky Saputri dan ZsaZsa Utari. Imperfect is an absolute perfection!

2. Perempuan Tanah Jahanam

film Perempuan Tanah Jahanam

Film Perempuan Tanah Jahanam merupakan mimpi buruk yang sukses diterjemahkan oleh Joko Anwar ke dalam sajian sinema berkualitas tinggi lewat naskah yang apik dan brilian. Menegangkan, menakutkan dan mengerikan namun juga seru dan bikin penasaran pada saat bersamaan. Tara Basro, Marissa Anita bersinar bersama dengan Christine Hakim dalam film yang berjudul asing Impetigore ini. Film bergenre horror thriller ini memberikan sensasi yang luar biasa setelah film usai. Perempuan Tanah Jahanam adalah pencapaian sinematik nyaris sempurna yang layak diapresiasi oleh seluruh penonton film Indonesia dan akan melanglangbuana ke belahan dunia lain lewat Festival Film Sundance di awal tahun 2020 nanti.

1. Keluarga Cemara

film Keluarga Cemara

Sebagai film Indonesia pembuka tahun 2019, Keluarga Cemara seakan membuktikan kualitas film Indonesia yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Genre drama keluarga yang diusung film ini benar-benar dimanfaatkan untuk menghasilkan sebuah tontonan ‘bergizi tinggi’ bagi seluruh keluarga di Indonesia. Mengkombinasikan aktor kawakan dalam sosok Ringgo Agus Rahman dan Nirina Zubir dengan aktor cilik berbakat Widuri Puteri, film ini juga mengenalkan kita pada sosok Adhisty Zara yang menjelma menjadi aktris muda paling menjanjikan tahun 2019. Sutradara Yandy Laurens yang juga menulis naskah bersama Ginatri S. Noer yang meraih Piala Citra kategori Skenario Adaptasi Terbaik melahirkan sebuah karya yang manis, indah dan hangat serta layak untuk diberikan apresiasi lebih oleh para penonton film Indonesia.

Loading...