Teror monster di layar lebar bukanlah hal baru. Terlebih lagi jika membahas tentang Godzilla. Bagaimana tidak? Waralaba kaiju asal Jepang tersebut merupakan pemecah rekor dunia sebagai franchise dengan kontinuitas terpanjang yaitu sejak tahun 1954 hingga saat ini. Tak hanya di negeri asalnya, Hollywood sendiri membangun Monsterverse dengan karakter Godzilla sebagai salah satu karakter utamanya. Yang terbaru, Godzilla: King of Monsters telah tayang meramaikan persaingan musim panas dan libur lebaran 2019.

Mau tahu apa saja film Godzilla dari masa ke masa? Simak di bawah ini!

Produksi Toho

Loading...

Usai kesuksesan perilisan ulang King Kong, Toho terinspirasi membuat film original mengenai Godzilla yang mana kemudian menjadi inspirasi untuk film monster lainnya di seluruh dunia. Godzilla sendiri merupakan gabungan dari kata Gorilla dan Kujira (ikan paus) yang mana menggambarkan ukuran, kekuatan dan hidup di air.

Periode Shōwa (1954-1975)

1. Godzilla (1954)

Film pertama yang mengawali franchise Godzilla. Disutradarai oleh Ishirō Honda, film ini fokus pada kisah ilmuwan dan politikus yang harus mengatasi kemunculan tiba-tiba dari monster raksasa yang serangannya memicu ketakutan pasca perang Jepang. Menghadirkan isu politik dan sosial yang relevan pada masanya, Godzilla menuai kesuksesan dengan menjadi pengaruh untuk film-film lain dari waralaba Godzilla dan ikon pop culture hingga saat ini.

2. Godzilla Raids Again (1955)

film godzilla dari masa ke masa

Usai kesuksesan film pertamanya, di tahun berikutnya Toho kembali merilis film tentang mahluk raksasa ini lewat Godzilla Raids Again. Kali ini, dalam film yang disutradarai oleh Motoyoshi Oda tersebut, tidak hanya satu raksasa yang muncul di Tokyo melainkan dua, yaitu Godzilla dan Anguirus. Pada miliaran tahun lalu, keduanya merupakan musuh bebuyutan yang kembali bertemu di masa kini.

3. King Kong vs Godzilla (1962)

film godzilla dari masa ke masa

Setelah dua film sebelumnya menggunakan format hitam putih, King Kong vs. Godzilla menandai pertama kalinya kedua karakter tersebut muncul berwarna di layar lebar. Diproduksi sebagai bagian perayaan 30 tahun Toho, sesuai judulnya film yang disutradarai Ishirō Honda ini menceritakan pertarungan antara King Kong yang lolos setelah ditangkap oleh perusahaan farmasi bertarung melawan Godzilla.

4. Mothra vs. Godzilla (1964)

Sesudah melawan Kong di film sebelumnya, Godzilla hadir dengan musuh baru dalam film terbarunya yaitu Mothra, monster yang memiliki bentuk seperti ngengat raksasa yang menyerang kota setelah seorang pengusaha serakah tanpa sengaja melepaskannya.

5. Ghidorah, the Three-Headed Monster (1964)

Kesuksesan film di mana para monster dipertemukan memicu Toho memproduksi film-film Godzilla dengan banyak raksasa di dalamnya. Kali ini, karakter baru yang hadir adalah King Ghidorah, monster berkepala tiga yang datang dari luar angkasa. Setelah sebuah meteor melepaskan monster berkepala tiga di Tokyo, Mothra berkerja sama dengan Godzilla dan Rodan untuk melawan ancaman dari luar angkasa tersebut.

6. Invasion of Astro-Monster (1965)

film godzilla dari masa ke masa

Invasion of Astro-Monster menjadi film pertama dalam waralaba Godzilla di mana Toho bekerja sama dengan pihak Amerika, UPA. Dalam film yang disutradarai Ishirō Honda ini dikisahkan alien dari Planet X meminta ijin menggunakan Godzilla dan Rodan untuk melawan King Ghidorah, monster yang pernah menyerang Bumi sebelumnya.

7. Ebirah, Horror of the Deep (1966)

film godzilla dari masa ke masa

Pada awalnya film ini ditulis untuk karakter King Kong sebelum pada akhirnya berganti menjadi seri Godzilla. Sesuai dengan judulnya, kali ini lawan yang dihadapi oleh Godzilla adalah Ebirah, monster yang hidup di laut dalam. Pertarungan tersebut terjadi di sebuah pulau terpencil di mana seorang laki-laki muda bersama temannya terdampar di sana setelah mencuri kapal untuk mencari keberadaan saudara laki-lakinya.

8. Son of Godzilla (1967)

Mencoba mengikuti tren di masanya, Toho pun memproduksi film yang mengangkat kisah bayi Godzilla dengan harapan para anak gadis akan menyukai karakter bayi monster yang lucu dan imut. Berangkat dari ide ini hadirlah film Son of Godzilla. Disutradarai oleh Jun Fukuda, film kedelapan Godzilla ini mengikuti kisah para ilmuwan yang sedang bereksperimen dengan perubahan cuaca di pulau tropikal menemuka Godzilla bertarung dengan serangga raksasa guna melindungi bayinya yang belum lahir.

9. Destroy All Monster (1968)

Destroy All Monsters kembali menghadirkan karakter baru yaitu Kilaaks, alien yang melepaskan  dan memasangkan alat pengontrol pikiran pada sekelompok monster dari Monsterland. Ketika monster tersebut berhasil lolos dari pengontrol pikiran tersebut, alien tersebut pun melepaskan King Ghidorah dari luar angkasa untuk melawan mereka. Untuk film ini, karakter Godzilla dan beberapa monster lainnya mengalami pergantian desain kostum.

10. All Monster Attacks (1969)

Memasuki film kesepuluh, dikarenakan biaya produksi All Monster Attack yang tidak memadai pun menyebabkan beberapa adegan diambil dari film sebelumnya seperti Ebirah, Horror of the Deep, King Kong Escapes, dan Destroy All Monsters. Kisahnya sendiri berfokus pada seorang anak yang mengalami perundungan di sekolah pergi ke Pulau Monster dan berteman dengan putra Godzilla, yang ternyata juga memiliki masalah yang sama.

11. Godzilla vs. Hedorah (1971)

Setelah sang sutradara Yoshimitsu Banno melihat kota seperti Yokkaichi diselimuti kabut hutan dan lautnya dipenuhi busa dari deterjen, lahirlah ide untuk membuat Godzilla vs. Hedorah di mana musuh sang Raja Monster datang dari bibit alien yang berubah menjadi monster setelah terkena polusi.

12. Godzilla vs. Gigan (1972)

Disutradarai oleh Jun Fukuda, Godzilla vs. Gigan berputar pada kisah seorang pria yang menaruh curiga karena ada yang salah terjadi pada bosnya; di sisi lain Godzilla dan Anguirus merasa terancam oleh suatu hal aneh yang sedang terjadi. Film ke-12 ini menjadi film terakhir di mana Haruo Nakajima memerankan karakter Godzilla.

13. Godzilla vs. Megalon (1973)

Pada awalnya Godzilla vs. Megalon direncanakan untuk menjadi film non-Godzilla dan fokus untuk mempopulerkan karakter Jet Jaguar. Walaupun demikian, menyadari bahwa Jet Jaguar tidak berpotensi membawa keuntungan, karakter Godzilla dan Gigan ditambahkan di dalam filmnya. Dalam film yang disutradarai oleh Jun Fukuda ini dikisahkan sebuah bangsa di bawah laut mengirim Megalon untuk menghancurkan dunia atas dan hanya Godzilla beserta Jet Jaguar yang dapat mengalahkannya.

14. Godzilla vs. Mechagodzilla (1974)

Musuh terbaru Godzilla pada film ke-14 datang dari robot Godzilla yang diciptakan oleh alien seperti kera untuk menghancurkan Jepang. Dalam serangannya kali ini, Godzilla yang sebenarnya pun dikisahkan kemungkinan tidak cukup kuat untuk mengalahkannya.

15. Terror of Mechagodzilla (1975)

Film terakhir pada Periode Shōwa sekaligus sekuel langsung dari Godzilla vs. Mechagodzilla yang melanjutkan kisah di akhir film di mana agen Interpol melakukan pencarian terhadap potongan Mechagozilla di dasar laut. Di tengah hal tersebut, hadirlah seorang ilmuwan gila yang bercita-cita memusnahkan seluruh umat manusia dengan merakit ulang Mechagodzilla dan menciptakan Titanosaurus. Terror of Mechagozilla merupakan film paling tidak sukses dari waralaba Godzilla.

Periode Heisei (1984-1995)

1. The Return of Godzilla (1984)

Terlepas dari filmnya yang diproduksi pada Periode Shōwa, The Return of Godzilla merupakan sekuel langsung dari film pertama Godzilla (1954) sekaligus reboot dari seri Godzilla dengan mengabaikan semua kejadian yang telah terjadi pada film-film sebelumnya. Tak hanya itu, temanya sendiri lebih gelap dan mengembalikan Godzilla menjadi tokoh antagonis yang menghancurkan. Mengambil latar waktu 30 tahun setelah film pertamanya, film yang disutradarai oleh Koji Hashimoto ini menceritakan kembalinya Godzilla baru yang siap menghancurkan Jepang.

2. Godzilla vs. Biollante (1989)

Mengambil ide dari kontes penulisan cerita umum, Godzilla vs. Biollante menjadi film yang menetapkan tren di mana setiap film Godzilla pada Periode Heisei menceritakan sang monster menghadapi lawan yang mampu bermetamorfosis menjadi wujud yang lebih progresif dan kuat. Sesuai dengan judulnya, musuh yang dihadapi kali ini adalah Biollante, mahluk raksasa yang memiliki bentuk seperti tanaman. Pada masa perilisannya, film ini mengalami kegagalan box office. Walaupun demikian, pada tahun 2014, film yang disutradarai oleh Kazuki Ōmori ini terpilih menjadi film Godzilla terbaik oleh para juri dan penggemar.

3. Godzilla vs. King Ghidorah (1991)

Usai kesuksesan Back to the Future, produser film Godzilla pun mencoba menghadirkan film yang lebih fokus pada genre fantasi dengan elemen perjalanan waktu di dalamnya lewat Godzilla vs. King Ghidorah. Dalam film yang disutradarai oleh Kazuki Ōmori ini diceritakan sekelompok manusia dari masa depan melakukan perjalanan waktu ke masa lalu guna mencegah mutasi yang terjadi pada dinosaurus. Sayangnya, keputusan ini malah menyebabkan terciptanya naga berkepala tiga yang meneror Jepang.

4. Godzilla vs. Mothra (1992)

Pada awalnya dibuat untuk film solo Mothra, film ini menandai kembalinya Godzilla menjadi film yang berorientasi kekeluargaan. Sama seperti film sebelumnya, Godzilla vs. Mothra juga menambahkan elemen dari film Hollywood, yang mana dalam kasus ini Indiana Jones. Setelah meteorit menabrak Bumi dan membangunkan Godzilla, Mothra dan Battra pun bekerja sama untuk mengalahkan sang monster.

5. Godzilla vs. Mechagodzilla II (1993)

Pada awalnya dikerjakan menjadi seri terakhir dari Periode Heisei demi menghindari persaingan dengan film Godzilla produksi Tristar Pictures, Godzilla vs. Mechagodzilla II menceritakan Persekutuan Bangsa-Bangsa (PBB) menciptakan senjata ampuh guna mengalahkan Godzilla ketika para ilmuwan menemukan telur pteranodon di sebuah pulau terpencil di Jepang.

6. Godzilla vs. SpaceGodzilla (1994)

Disutradarai oleh Kensho Yamashita, Godzilla vs. SpaceGodzilla melanjutkan kisah setelah film Godzilla vs. Mechagodzilla II di mana kloning Godzilla yang lahir dari partikel monster tersebut di luar angkasa datang ke Bumi untuk membunuh Godzilla sekaligus menguasai planet tersebut.

7. Godzilla vs. Destoroyah (1995)

Film terakhir dan penutup kisah Godzilla pada Periode Heisei yang fokus pada kisah kebangkitan Destoroyah, sebuah penghancur kadar oksigen di tengah keadaan Godzilla yang mengalami krisis nuklir dan membuatnya dapat meledak kapan saja. Pasukan Keamanan Jepang pun mau tak mau harus mencari cara untuk membuat rencana nekat demi menyelamatkan Bumi dari kedua ancaman tersebut.

Periode Millenium (1999-2004)

1. Godzilla 2000: Millenium (1999)

Setelah empat tahun vakum, Toho kembali melakukan reboot kedua dengan Godzilla 2000: Millenium yang menandai periode baru dari seri Godzilla. Sama seperti The Return of Godzilla, film yang disutradarai oleh Takao Okawara ini juga mengabaikan seluruh film yang telah dibuat dan menjadi sekuel langsung dari Godzila (1954). Dalam film ini dikisahkan Godzilla menyelamatkan tokyo dari sebuah piring terbang yang bertransformasi menjadi monster bernama Orga.

2. Godzilla vs. Megaguirus (2000)

Walaupun merupakan film kedua dari Periode Millenium, Godzilla vs. Megaguirus mengabaikan seri sebelumnya dan menjadi sekuel langsung dari Godzilla (1954). Dalam film ini dikisahkan Godzilla mengalami konflik dengan manusia mengenai nuklir dan energi plasma ketika sang monster juga mengalami konflik dengan karakter monster yang benar-benar baru, Megaguirus.

3. Godzilla, Mothra, and King Ghidorah: Giant Monsters All-Out Attack (2001)

Sama seperti dua seri sebelumnya, film ketiga Periode Millenium ini kembali menjadi sekuel dari Godzilla (1954). Kali ini, kisahnya sendiri fokus pada kisah Godzilla yang kembali hidup setelah kematiannya di tahun 1954 dan harus melawan tiga monster lain yaitu Baragon, Mothra, dan Ghidorah.

4. Godzilla Against Mechagodzilla (2002)

Sekali lagi, film Godzilla Periode Millenium melakukan reboot lewat Godzilla Against Mechagodzilla. Mengambil latar waktu 45 tahun setelah kematian Godzilla (1954), kota Tokyo sekali lagi dihantui kehadiran Godzilla baru. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah Jepang pun menciptakan robot Godzilla dari tulang aslinya untuk mengalahkan sang monster.

5. Godzilla: Tokyo S.O.S (2003)

Menjadi sekuel langsung dari Godzilla Against Mechagodzilla, film ini mengambil latar satu tahun setelah pertarungan dua monster tersebut di mana kali ini Mothra berusaha mencegah manusia menggunakan Mechagodzilla kembali dan meminta mereka untuk mengembalikan tulang Godzilla ke dasar laut. Penggunaan tulang Godzilla ini pun ternyata menjadi pemicu sang monster terus menerus kembali.

6. Godzilla: Final Wars (2004)

Merayakan 50 tahun lahirnya franchise Godzilla, film terakhir dari Periode Millenium, Godzilla: Final Wars pun dirilis. Karena perayaan tersebut, seluruh monster dari seri Godzilla pun hadir. Disutradarai oleh Ryuhei Kitamura, film ini mengikuti kisah Godzilla yang dibebaskan dari es guna melawan seluruh ancaman dari banyak kaiju lain yang siap menghancurkan Bumi.

Periode Reiwa (2016 – sekarang)

1. Shin Godzilla (2016)

Film pertama dari reboot ketiga film Godzilla oleh Toho yang mana menceritakan kembali asal usul kembalinya Godzilla di masa Jepang modern. Film yang disutradarai oleh Hideaki Anno dan Shinji Higuchi ini terinspirasi dari bencana nuklir Fukushima Daiichi dan gempa bumi & tsunami Tōhoku pada tahun 2011. Kembali setelah 12 tahun vakum di layar lebar, Shin Godzilla menuai kesuksesan dengan raihan respon positif dari kritikus Jepang dan dianugerahi Picture of The Year pada ajang Japan Academy Prize. Tak hanya itu, kesuksesan komersial juga diraihnya dengan menjadi film live action dengan pendapatan tertinggi produksi Jepang di tahun 2016.

2. Godzilla: Planet of the Monsters (2017)

Setelah Toho melakukan perjanjian dengan Legendary Pictures, Jepang berhenti memproduksi film live action Godzilla setidaknya sampai 2020 setelah Godzilla vs. Kong dirilis. Hal ini pun membuat Toho memutuskan memproduksi trilogi anime yang juga menandai pertama kalinya film Godzilla dibuat dalam format animasi. Mengambil latar 20,000 tahun setelah Bumi dikuasai Godzilla, The Planet of Monsters fokus pada kisah sekelompok grup manusia yang putus asa ingin mengambil ahli kembali planet mereka.

3. Godzilla: City on the Edge of Battle (2018)

Melanjutkan kisah yang terjadi pada film sebelumnya, Godzilla: City on the Edge of Battle masih fokus pada perjuangan para manusia untuk mengambil alih Bumi kembali. Kunci untuk mengalahkan sang Raja Monster pun bisa jadi adalah Mechagodzilla, senjata robotik yang diperkirakan telah hilang hampir 20,000 tahun silam.

4. Godzilla: The Planet Eater (2018)

Di tahun yang sama penutup trilogi dari seri animasi Godzilla, The Planet Eater dirilis. Manusia bersama sekutu alien mereka akhirnya kini memasuki pertarungan final dengan sang Raja Monster. Di sisi lain, mahluk dengan kekuatan destruktif yang dikenal sebagai Ghidorah tiba di Bumi.

Adaptasi Pihak Luar Negeri

1. Godzilla, King of the Monsters! (1956)

Bukanlah versi produksi Amerika yang benar-benar baru, Godzilla, King of Monsters adalah film Godzilla (1954) yang mengalami Amerikanisasi. Dalam versi ini, beberapa dialog dalam bahasa Jepang dialihsuarakan menjadi bahasa Inggris dan adegan dengan tema politik, sosial, dan tema anti nuklir mengalami pemotongan. Tak hanya itu, terdapat penambahan adegan di mana aktor Kanada, Raymond Burr berperan sebagai jurnalis Amerika yang mana digunakan sebagai alat untuk menceritakan perspektif Amerika dalam film tersebut.

2. King King vs. Godzilla (1963)

Sama seperti King of Monsters, Godzilla vs. King Kong ini juga merupakan versi berbahasa Inggris untuk versi berbahasa Jepang dari seri Godzilla berjudul sama. Selain menambah aktor baru asal Amerika untuk membuat film ini terasa ‘Barat’, para kru yang terlibat juga hampir mengubah seluruh skoring musik dalam filmnya. Perubahan juga dilakukan pada adegan gempa bumi masif, di mana akibat yang ditampilkan terlihat lebih fatal dengan gelombang pasang masif, bukit yang kebanjiran, dan tanah yang terbelah dua dan menelan sejumlah pondok.

3. Godzilla (1976)

Setelah Amerika, Italia juga mencoba merilis ulang Godzilla (1954) dengan versi modifikasi. Pada awalnya, Luigi Cozzi mencoba untuk merilis versi Jepang apa adanya. Namun hal tersebut tak mampu dilakukannya karena ia tidak mendapat hak perilisan resmi dari Toho. Akhirnya, Cozzi pun merilis versi Amerika namun dengan versi yang tidak lagi hitam putih melainkan berwarna. Tak hanya itu, terdapat tambahan adegan kematian yang cukup sadis beserta kerusakan yang ditimbulkan oleh Godzilla.

4. Godzilla 1985 (1985)

Godzilla 1985 merupakan Amerikanisasi dari The Return of Godzilla. Sama seperti Godzilla, King of Monsters, tema politik dan nuklir juga dipotong dari film ini. Dalam film ini, Raymond Burr kembali memerankan perannya sebagai jurnalis Amerika.

Produksi Hollywood

Tristar Pictures

Godzilla (1998)

Setelah selalu hanya melakukan Amerikanisasi pada film Jepang Godzilla, kali ini Hollywood benar-benar membuat ulang film Godzilla sepenuhnya. Disutradarai oleh Roland Emmerich, film ini mengikuti kisah para ilmuwan dan pihak militer yang harus berurusan dengan monster besar, Godzilla yang bermigrasi ke kota New York untuk melahirkan anaknya. Memperoleh kritikan negatif serta gagal dari pendapatan box office, sekuel dari film ini pun batal dibuat.

Monsterverse Produksi Legendary Pictures

1. Godzilla (2014)

Film pertama dari MonsterVerse produksi Legendary Pictures yang mengikuti kisah seorang tentara yang berusaha pulang ke rumahnya di tengah pertarungan sengit antara Godzilla dengan dua monster yang dikenal dengan sebutan MUTO. Film yang disutradarai oleh Gareth Edwards ini menuai pujian berkat pengarahan, efek visual, sinematografi serta penghormatan pada versi aslinya. Tak heran film ini pun menuai kesuksesan dengan mengumpulkan $529.1 juta dari peredaran di seluruh dunianya.

2. Godzilla: King of the Monsters (2019)

Lima tahun setelah film pertamanya, Legendary Pictures kembali merilis kelanjutan kisah Godzilla di layar lebar. Kali ini, dalam film yang disutradarai oleh Michael Dougherty ini dikisahkan bahwa manusia harus mengandalkan Godzilla guna mengalahkan King Ghidorah, monster yang membangunkan Titan dari berbagai belahan dunia lain yang untuk menghancurkan dunia. Sama seperti prekuelnya, film ini kembali dipuji untuk efek visual dan adegan aksinya dan dikritik karena penokohan manusia yang tidak matang serta alur cerita yang tipis.

3. Godzilla vs. Kong (2020)

Proyek Godzilla vs. Kong pertama kali diumumkan pada Oktober 2015 silam ketika Legendary Pictures mengumumkan akan membuat MonsterVerse di mana Godzilla dan King Kong akan berbagi semesta sinematik. Premis dari film yang disutradarai oleh Adam Wingard ini yaitu pertarungan antara Godzilla dan Kong yang tak terhindarkan ketika manusia juga memperjuangkan nilai kemanusiaan untuk para Titan. Di tengah pertarungan tersebut, muncul konspirasi manusia yang mengancam punahnya mahluk tersebut dari muka Bumi selamanya. Godzilla vs. Kong direncanakan tayang di bioksop Amerika Serikat dalam format 2D, 3D dan IMAX pada 13 Mei 2020 mendatang.

Loading...