Yayan Ruhian merupakan salah satu aktor laga terbaik yang dimiliki Indonesia. Tak heran, hanya dalam 10 tahun karirnya di dunia film, ia tidak hanya terpilih membintangi film aksi Indonesia namun juga merambah Hollywood. Yang terbaru, bersama dengan Cecep Arif Rahman, aktor yang biasa disapa Kang Yayan ini pun  beradu peran dengan Keanu Reeves di John Wick: Chapter 3- Parabellum. Mau tahu seperti apa cikal bakal bintang The Raid ini sehingga menjadi aktor laga? Simak profil Yayan Ruhian di bawah ini!

Berawal Kepandaian Pencak Silat

profil yayan ruhian

Loading...

Lahir di Tasikmalaya pada 19 Oktober 1968, Yayan Ruhian pertama kali mempelajari pencak silat ketika berusia 13 tahun. Alasannya sendiri cukup sederhana, di mana ia ingin menunjukkan sisi maskulinitasnya dengan mempelajari seni beladiri Indonesia tersebut. Tumbuh dewasa dengan keahlian tersebut, ia pun mulai melatih di Perguruan Silat Tenaga Dasar Indonesia dan mengajar di pelbagai kota baik di tanah air maupun luar negeri.

Tahun 2008, kejadian yang mengubah hidupnya pun datang. Hal tersebut tidak lain berawal dari ajakan Gareth Evans untuk menjadi koreografer dalam film Merantau khusus untuk Silat Harimau dan Silat Minang. Ketika Evans kesulitan untuk mencari pemeran untuk karakter Eric, aktor yang juga mengajar Bahasa Inggris di SMP ini pun ikut audisi dan berhasil memperoleh peran tersebut.

Siapa sangka, berawal dari perannya di Merantau, jalan Yayan Ruhian sebagai aktor laga pun pelan-pelan mulai terbuka. Puas dengan kemampuannya, Gareth Evans kembali mengajak Ruhian sebagai koreografer sekaligus tampil di The Raid: Redemption sebagai Mad Dog. Yayan pun kembali hadir dalam sekuel The Raid, Berandal dengan peran yang berbeda yaitu sebagai pembunuh bayaran bernama Prakoso.

Merambah Hollywood

Berkat perannya di The Raid sebagai Mad Dog, Yayan Ruhian mulai dikenal di kancah internasional. Bahkan, kalimat khasnya dalam film tersebut, “gereget” kerap dijadikan meme untuk lelucon di internet. Hal tersebut dilihatnya bukan sesuatu yang menyinggung melainkan apresiasi setelah menyaksikan filmnya.

“Saya sering melihat itu, tapi enggak marahlah. Mereka enggak mungkin kasih pendapat kalau enggak melihat (filmnya), maka mereka menjadikannya seperti itu,” ucapnya sebagaimana dilansir dari Kompas.com.

Tahun 2015, ia pertama kali muncul di film Hollywood bersama dengan Iko Uwais dan Cecep Arif Rahman dalam Star Wars: The Force Awakens sebagai Tasu Leech, pemimpin Kanjiklub, sebuah organisasi kriminal yang aktif paling tidak selama 30 tahun setelah Battle of Endor. Dua tahun kemudian, ia hadir dalam film Hollywood keduanya, Beyond Skyline dengan berperan sebagai The Chief sekaligus merangkap menjadi koreografer.

Pencapaian terbesarnya hingga saat ini adalah ketika ia diumumkan bermain dalam John Wick: Chapter 3 – Parabellum. Dalam film yang disutradarai Chad Stahelski tersebut, ia berperan sebagai Shinobi 2, pembunuh bayaran yang diperintahkan menghadapi John Wick. Beradu peran dalam satu adegan, atas permintaan sang sutradara dan Keanu Reeves, Bahasa Indonesia pun digunakan sebagai dialog yang mana bahkan juga digunakan oleh Wick.

“Bahasa Indonesia itu ide dari sutradara dan Keanu sendiri yang minta. Awalnya enggak ada rencana dialog seperti itu, tapi di sela-sela fighting, mereka mungkin melihat momen itu bisa dimasukkan dialog. Mereka buat dalam Bahasa Inggris dulu, lalu tanya ke kami Bahasa Indonesianya apa,” jelasnya pada Gala Premiere John Wick 3 beberapa waktu lalu.

Proyek Masa Depan

profil yayan ruhian

Usai John Wick 3, belum diketahui proyek Hollywood apalagi yang akan dibintangi Yayan Ruhian. Sedangkan untuk film produksi dalam negeri terbarunya yang segera dirilis dalam waktu dekat adalah Hit and Run. Tayang libur Lebaran 2019, dalam Hit and Run ia berperan sebagai Coki, seorang gembong narkoba yang baru kabur dari penjara. Bereuni dengan sesama bintang The Raid, Joe Taslim, pertarungan Joe dan Yayan di layar lebar pun dapat disaksikan kembali dalam film komedi aksi ini.

Beradu peran kembali, dilansir dari Fimela, Yayan Ruhian mengaku deg-degan beradu peran kembali dengan Joe Taslim. Hal tersebut tidak lain adalah karena usianya yang tidak muda lagi.

“Buat saya deg-degan karena masih mampu nggak nih saya secara fisik bertambah usia saya 8 tahun, sementara Joe masih usia emasnya.”

Walaupun demikian, ia mengaku senang dapat berjumpa lagi dalam satu produksi layar lebar setelah 8 tahun lamanya.

“Ya kami sangat senang sekali berjumpa lagi dalam sebuah film setelah 8 tahun, kalau secara pribadi sering kontak, jumpa gitu kan sebagai kawan,” jelasnya.

Loading...