DISCLAIMER: Artikel di bawah ini mengandung spoiler mengenai akhir kisah Pet Sematary baik di buku, film 1989 maupun film adaptasi terbarunya. Jika kamu belum menonton dan takut terkena spoiler, silahkan kembali lagi usai menonton.

Film adaptasi dari novel Stephen King, Pet Sematary mulai meramaikan bioskop sejak pekan lalu. Bukan menjadi rahasia, film ini juga merupakan remake dari film berjudul sama yang dirilis pada 1989 silam. Bagi yang pernah menonton versi lamanya atau membaca bukunya, tentu akan menyadari adanya perubahan signifikan pada kisahnya terutama pada akhir kisahnya.

Pet Sematary sendiri mengikuti kisah keluarga Creed yang baru saja pindah ke daerah pinggiran Maine. Setelah kucing mereka tertabrak, Louis (Jason Clarke) diantar oleh tetangganya, Jud Crandall (John Lithgow) untuk menguburnya. Yang tidak ia ketahui, tempat ia mengubur ternyata memiliki kekuatan yang bisa menghidupkan kembali mahluk tersebut.

Loading...

Perubahan signifikan yang terlihat adalah bagaimana anak yang meninggal dunia dan dihidupkan kembali adalah Ellie, anak perempuan berumur 9 tahun. Baik dalam buku maupun versi lawasnya, anak laki-laki Creed yang meninggal adalah Gage yang berusia 2 tahun.

Dalam versi buku, Gage yang kembali dari kematian membunuh sang ibu, Rachel. Walaupun demikian, Louis berhasil membunuh Gage. Percaya hasilnya akan berbeda, Louis yang gila memutuskan untuk mengubur Rachel di tempat yang sama. Sedangkan dalam film, Rachel dan Louis terbunuh dan dihidupkan kembali oleh Ellie dan mereka semua menjadi keluarga zombie iblis, dan mengincar Gage menjadi korban selanjutnya.

Perubahan signifikan dari Gage menjadi Ellie pun diungkapkan oleh salah satu sutradara Pet Sematary, Kevin Kölsch dalam wawancaranya dengan Collider sebagai alasan munculnya akhir kisah yang lain. Walaupun demikian, hal itu diakui bukan telah direncanakan sejak awal.

“Itu tidak perlu sebuah ide seperti, ‘Kami harus mengganti akhir kisahnya.’ Itu sejenis sesuatu yang berubah di dalam filmnya. Kami mengubahnya dari Gage ke Ellie, kemudian Ellie dengan jelas menjadi karakter yang sekarang bisa memiliki kesadaran mengenai apa yang terjadi dengannya dan berbicara tentang itu. Itu mengubah adegan-adegan selanjutnya.”

Pemilihan akhir kisah tersebut pun tidak mudah. Terdapat banyak diskusi sebelum akhirnya diputuskan akhir kisah apa saja yang akan digunakan. Pada akhirnya mereka pun melakukan proses pengambilan adegan untuk dua versi yaitu versi asli di naskah dan yang satu lagi yang hadir dalam film. Menariknya, ketika kedua versi diputar, yang terpilih tersebut sukses menerima respon yang lebih besar, berdasarkan penuturan sang produser, Lorenzo DiBonaventura.

“Kerap terjadi mengenai akhir kisah, kamu seperti membiarkan penonton memberitahumu apa yang mereka rasakan. Kami memutar keduanya ke orang-orang dan sepertinya para penonton benar-benar merespon pada yang satu itu.”

Faktanya, tim pembuat filmnya sendiri memiki tiga ide berbeda yang diukur dari kegelapan kisahnya. Pada akhirnya, mereka pun memilih yang paling gelap dari semuanya. Dengan akhir kisah demikian, Jeff Buhler selaku penulis naskah pun mengaku ingin memberi sebuah pukulan ekstra kepada penonton usai menyaksikan Pet Sematary.

“Itu terasa benar untuk memiliki akhir kisah yang memiliki sedikit pukulan dan sejenis kedipan mata. Seperti, ‘Kita ada di tengah film horor, itu adalah Jumat malam, kamu sedang pergi bersama teman-temanmu dan bersenang-senang.'”

Nah, bagaimana menurutmu mengenai akhir kisah Pet Sematary? Mana yang lebih kamu sukai? Versi asli atau versi film terbarunya?

Loading...