Film terbaru PixarCoco‘ sukses menggandakan pendapatannya pada minggu kedua pemutarannya di China. Pada Jumat lalu,  meraih total $7,74 juta dan angka tersebut 300% lebih besar dari hari pertamanya ($ 1,9 juta).

Tak hanya itu, angka tersebut menjadikan total pendapatan Coco pada pekan keduanya adalah sebesar $ 43,7 juta. Memuncaki box office China, ini merupakan angka tertinggi yang diraih oleh film Disney pada pekan kedua penayangannya setelah Zootopia di Negeri Tirai Bambu tersebut.

Hal ini cukup menjanjikan mengingat sebelumnya film Pixar belum pernah benar-benar menghasilkan uang banyak seperti Coco. Tahun lalu, China hanya berkontribusi sebanyak $38 juta dari pendapatan $ 1 miliar yang diterima Finding Dory dari seluruh dunia. Sedangkan Monster University hanya mampu mengumpulkan $ 33 juta dan Cars 3 $20 juta.

Loading...

Maka, bisa dibilang Coco merupakan film pertama Pixar yang benar-benar sukses di China. Terlebih mengingat angka yang telah diperoleh saat ini, Coco diprediksi akan menjadi film animasi Hollywood keempat setelah Kung Fu Panda 3, Zootopia dan Despicable Me 3 yang sukses mengumpulkan 1 miliar yuan ($ 150 juta).

Namun, siapa sangka bahwa Coco sempat diduga akan sulit masuk ke China karena aturan ketat sensor negara tersebut. Mengangkat kisah seorang anak laki-laki yang terjebak di tempat setelah kematian bersama leluhurnya, kehadiran mahluk supernatural dan hantu dalam film tersebut tentu bisa menjadi masalah.

Seperti yang tercatat dalam panduan penyensoran film, acara televisi maupun video internet, ‘hantu’ secara ketat dilarang untuk muncul dalam media tersebut. Peraturan tersebut diberlakukan karena ideologi Komunis yang ada di negara tersebut. Kepercayaan mengenai hantu, arwah, maupun takhayul dianggap tabu karena dapat merusak keyakinan kepada partai Komunis.

Sebelumnya, dikarenakan aturan tersebut China melarang sejumlah film untuk beredar di bioskop seperti Frankenstein (takhayul, aneh, dan tidak ilmiah), Pirates of Caribbean: Dead Man’s Chest (penuh dengan hantu), Crimson Peak (hantu dan elemen supranatural). Namun, Coco yang cukup dipenuhi dengan elemen-elemen tersebut lulus sensor tanpa pemotongan.

Tentunya, hal ini pun menimbulkan banyak pertanyaan bagaimana hal ini bisa terjadi? Salah satu alasan yang bisa menjelaskan hal tersebut adalah tradisi yang diangkat dalam film yang disutradarai Lee Unkrich tersebut Día de Muertos (Day of the Dead) yang diadakan di Meksiko. Adapun kegiatan penghormatan pada leluhur ini memiliki makna dan nilai yang sama dengan tradisi Qing Ming (Cheng Beng) di China.

Selain itu, dilansir dari Forbes terdapat kisah yang beredar di internet mengenai lembaga sensor China pada awalnya akan mencabut hak edar Coco sebelum menyaksikan film tersebut. Namun, hal tersebut urung dilakukan setelah mereka tergerak hatinya usai menonton Coco. Didorong oleh akhir film yang hangat dan bahagia bagi para leluhur dan keluarga, lembaga sensor China pun meloloskan film tersebut.

Setidaknya, penayangan tersebut berakhir manis dengan kekuatan word of mouth mengenai kisahnya yang menyentuh dan menjadikan Coco memuncaki box office China.

 

 

Loading...