Joker memang menjadi film yang paling banyak dibicarakan dalam beberapa waktu terakhir. Tidak hanya menjadi pembahasan karena kualitas film dan akting yang memukau, Joker juga menjadi perbincangan karena deretan kontroversi yang membayanginya. Kontroversi tersebut tidak lain datang karena adegan kekerasan dalam film ini yang dianggap membuat penonton belajar dan meniru hal tersebut di dunia nyata.

Bukan menjadi rahasia bahwa karakter Joker dalam film solo terbaru arahan Todd Phillips ini memang digambarkan cukup dekat dengan realita yang ada di masyarakat. Tak hanya itu, isu yang melatarbelakangi terjadinya hal tersebut pun cukup dekat yaitu isu kesehatan mental, kesenjangan sosial, hingga kekerasan yang ada di masyarakat.

Mengambil latar tahun 80-an, Joker menceritakan kisah Arthur Fleck (Joaquin Phoenix), komedian tunggal gagal yang berubah menjadi kriminal setelah mengalami penolakan berulang kali. Jauh sebelum perilisannya, film ini memang telah mengundang kontroversi. Pihak studio, Warner Bros. pun menerima protes langsung dari keluarga korban penembakan massal yang takut bahwa film ini akan mengundang serangan dari peniru.

Loading...

“Ketika kami mengetahui Warner Bros. merilis film berjudul Joker yang menghadirkan karakter sebagai protagonis dengan latar kisah yang simpatik, itu membuat kami terdiam sesaat,” tulis keluarga dan teman korban dalam surat yang dikirim ke Warner Bros.

Pengirim surat merupakan keluarga korban dari penembakan massal yang terjadi pada tahun 2012 silam. Kejadian penembakan massal tersebut terjadi di bioskop Colorado saat pemutaran tengah malam The Dark Knight Rises – film Batman yang juga produksi WB. Serangan ini menewaskan 12 orang dan puluhan lainnya luka-luka. Dalam laporan yang kemudian dibantah, sang pelaku, James E. Holmes diberitakan memberitahu aparat hukum bahwa ia adalah “Joker”.

Hal ini pun membawa Century Aurora yang merupakan bioskop tempat penembakan terjadi memutuskan tidak akan memutar film Joker. Tak hanya itu, Warner Bros. juga menyumbangkan $2 juta untuk para korban baik untuk pihak keluarga maupun yang selamat dari kejadian tersebut sekaligus mengeluarkan pernyataan tertulis.

“Kekerasan bersenjata di masyarakat kita adalah isu yang kritis, dan kami memberikan simpati terdalam kami kepada semua korban dan keluarga yang terkena dampak dari tragedi tersebut. Pada saat yang sama, Warner Bros. percaya bahwa salah satu fungsi dari penceritaan adalah untuk memancing pembicaraan yang sulit tentang isu yang berat. Jangan membuat kesalahan: Baik karakter fiksional Joker maupun filmnya, bukanlah sebuah dukungan untuk kekerasan dalam bentuk apapun di dunia nyata. Itu bukan tujuan dari film ini, pembuat film, ataupun studio untuk menggambarkan karakter ini sebagai pahlawan.”

Bioskop-bioskop lain yang memutar Joker turut meningkatkan keamanan dengan meminta aparat polisi mengawal di sekitar lokasi. Terutama pada malam perdana pemutaran di mana polisi banyak menerima ancaman yang beredar di dunia maya.

Pada akhirnya, sebenarnya tidak banyak pihak yang cukup terpengaruh dengan kontroversi yang menyelimuti Joker selama beberapa waktu terakhir. Hal tersebut terbukti dari bagaimana film tersebut sukses mengumpulkan $39.9 juta pendapatan domestik di hari pertamanya ($13.3 juta dari pemutaran malam Kamis). Perolehan ini mencetak rekor baru menjadi film rilisan Oktober dengan pendapatan domestik terbesar di hari pertamanya.

 

Loading...