Alenia Pictures siap kembali hadir meramaikan persaingan film Nasional dengan merilis “Rumah Merah Putih”. Direncanakan mulai tayang pada 20 Juni mendatang, film ini menceritakan tentang kehidupan anak-anak Nusa Tenggara Timur dan kecintaan mereka kepada tanah air.

Sesuai dengan latar tempat kisahnya, dua karakter utamanya pun diperankan oleh anak-anak asli NTT yaitu Petrick Rumlaklak sebagai Farel Amaral dan Amori De Purivicacao sebagai Oscar Lopez. Rumah Merah Putih juga akan memperlihatkan kematangan akting Pevita Pearce yang dikenalkan potensinya sejak 13 tahun lalu oleh Alenia Pictures lewat film “Denias”Pevita berperan sebagai Maria Lopez. Beberapa bintang lain yang turut terlibat dalam film ini antara lain Yama Carlos, Shafira Umm, Abdurrahman Arif, dan debutan Dicky Tatipikalawan.

Loading...

Didukung oleh Bank NTT, Rumah Merah Putih” disutradarai dan diproduseri oleh Ari Sihasale sedangkan sang istri, Nia Zulkarnaen duduk di bangku produser eksekutif. Naskah film ini ditulis oleh Jeremias Nyangoen berdasarkan kisah nyata yang terjadi di Nusa Tenggara Timur dan pengambilan gambar dilakukan di Kabupaten Belu dan Timor Tengah Utara dengan anak-anak kecil yang merupakan anak asli NTT.

Sebelum diputar di Jakarta, film Rumah Merah Putih” mengadakan Gala Premiere di Kupang, NTT pada 15 Juni kemarin. Hal ini tentunya menjadi hal spesial dikarenakan Kupang menjadi kota pertama yang menyaksikan film tersebut. Acara meet and greet bersama para pemain dan pembuat film ini pun dihadiri oleh sekitar seribu penonton.

Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat pun turut menyampaikan rasa terima kasihnya serta kebanggaan atas pembuatan film tersebut.

“Saya ucapkan terima kasih kepada Ale dan Nia yang luar biasa telah menginisiasi untuk melakukan produksi sebuah film kebangsaan di saat sebagian anak bangsa berpikir menolak Pancasila sebagai ideologi. Saya merasa bangga dan akan mendukung terus film “Rumah Merah Putih” sebagai alat pemersatu keberagaman,” ucapnya.

Film “Rumah Merah Putih” semakin diperkaya dengan soundtrack berjudul “Sahabat Tersayang” ciptaan Elfa Secioria dan Vera Syl yang dinyanyikan oleh Amora Lemos, putri dari penyanyi Krisdayanti dan Raul Lemos. Film ini pun membuat Amora debut penyanyi pada usia yang masih belia yaitu 7 tahun yang mana usianya lebih muda 2 tahun dari pada Krisdayanti ketika terjun ke dunia tarik suara.

Perilisan “Rumah Merah Putih” di bioskop tanah air menandai kembalinya Alenia Pictures setelah lima tahun lalu membuat film Seputih Cinta Melati.

“Sekarang waktunya pas. Film Alenia dibuat untuk semua umur. Paling cocok kalau ditayangkan selama liburan. Lima tahun belakangan jadwal liburan selalu bersamaan dengan bulan ramadhan, maka kami menunda dulu. Karena ramadhan orang lebih fokus beribadah daripada ke bioskop. Setelah lebaran tahun lalu, kami memutuskan mulai bergerak lagi. Dari bulan Agustus sudah mempersiapkan produksi dengan cerita yang sebetulnya kami punya sejak empat tahun lalu,” jelasnya.

Film Rumah Merah Putih” berkisah tentang Farel Amaral dan Oscar Lopez tinggal di perbatasan NTT – Timor Leste. Meskipun hidup dengan kesederhanaan, rasa cinta mereka terhadap tanah air sangatlah dalam. Kisah berawal dari satu minggu menjelang perayaan 17 Agustus ketika empat sekawan Farel dan Oscar beserta Anton dan David mereka akan mengikuti lomba panjat pinang yang meriah. Namun bukannya bersatu, mereka malah berdebat hadiah mana yang harus diambil duluan. Perdebatan ini pun berakhir dengan kegagalan dan membuat mereka saling menyalahkan satu sama lain. Masalah semakin rumit ketika dua kaleng cat merah putih milik Farel hilang entah kemana.

Takut dimarahi ayahnya, Farel, Oscar dan teman-temannya berupaya mengumpulkan uang untuk membeli cat pengganti yang hilang. Namun masalah mereka tidak berakhir di sana, mereka harus menghadapi kenyataan bahwa stok cat merah putih sudah habis karena perayaan 17 Agustus sudah semakin dekat. Perjalanan Farel, Oscar dan teman-temannya untuk merayakan hari Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus inilah yang menjadi cerita utama film.

“Rumah Merah Putih” akan menjadi awal dari ‘trilogi perbatasan’ yang nantinya akan membahas kehidupan di Kalimantan dan Papua. Film yang dikerjakan seluruhnya oleh anak bangsa ini akan memperlihatkan kehidupan di perbatasan yang kini sudah jauh lebih baik dari dahulu.

Loading...