Wim Wenders adalah seorang sutradara kenamaan dari Jerman yang berperan penting pada era New German Cinema di tahun 70-80 an. Film-filmnya seperti Paris, Texas (1984), Wings of Desire (1987), telah memenangkan banyak penghargaan mulai dari BAFTA sampai dengan Cannes dan mempengaruhi perfilman Jerman. Submergence adalah film terbaru dari Wim Wenders yang berdasarkan novel berjudul sama dari J. M. Ledgard. Submergence pertama kali tayang di Indonesia pada ajang Europe on Screen 2018 di Institut Français d’Indonésie (IFI) dan akan mulai tayang reguler pada 23 Mei 2018 di CGV Cinemas, Cinemaxx Theater dan Flix Cinema.

Dalam suatu ruangan kotor dan tidak ada ventilasi di Somalia, seorang anggota agen rahasia Inggris, James Moore (James McAvoy) disekap oleh pihak teroris. Sementara kekasihnya yang seorang ilmuwan, Danielle Flinders (Alicia Vikander) bersiap-siap untuk menyelam ke dasar lautan untuk meneliti kehidupan di bawah sana.

Loading...

Alur film Submergence berjalan secara maju-mundur. Pada flashback diceritakan bagaimana James dan Danielle bertemu di suatu pantai Normandy yang menyimpan kenangan sejarah mengenai perjuangan pendaratan pasukan Allies (Amerika Serikat dan Britania Raya) di pantai tersebut untuk mengalahkan Nazi Jerman. Pertemuan mereka terasa cukup lambat dan penuh dengan dialog-dialog yang cukup berat dan bermakna filosofis tentang air.

Baru sampai pertengahan cerita film terasa cukup dramatis saat Danielle khawatir dengan James yang di mana James berbohong kepadanya kalau ingin membangun sistem pengairan di Somalia, padahal dia adalah seorang agen rahasia. Begitu juga saat para teroris di Somalia tidak percaya kepadanya dan menjadikannya dia sandera sambil menyiksanya agar mengaku sebagai seorang agen rahasia. Adegan-adegan penyiksaan dan penyekapan berlangsung cukup lama hingga berganti-ganti tempat dan kurang dijelaskan mengapa berpindah-pindah seperti ini. Baru kemudian alur film kembali menarik untuk diikuti sejak James bertemu dengan seorang dokter yang sebenarnya menaruh simpati kepadanya supaya bangsa Somalia kembali maju, walau dokter tersebut masih meyakini dengan jihad yang dilakukan oleh para teroris di Somalia itu bahwa benar adanya.

Namun jika pada paruh awal film berjalan lambat dan chemistry dari James dan Danielle kurang terasa, pada paruh kedua ini terjadi 2 alur plot yang kurang berhubungan saat Danielle dan James terpisah dan hanya dihubungkan pada makna-makna filosofis yang sebenarnya kurang mengena bagi penonton. Pesan yang mengena justru mengenai pandangan seorang James terhadap pada jihadis yang melalukan berbagai aksi sadis saat menghukum seseorang yang bersalah dengan dirazam sampai mati hingga James yang dipaksa untuk masuk Islam. Adegan dirazam ini cukup baik divisualisasikan melalui gambar kepala di x-ray supaya tidak terlalu sadis.

Penyelesaian akhir film ini memberikan twist yang kurang dirangkai dengan baik, sehingga kesannya artifisial begitu juga dengan hubungan antara James dan Danielle diakhiri dengan penyelesaian yang kurang memuaskan.

Final verdict:

Paruh awal terasa menjemukan, baru pada paruh akhir terasa cukup dramatis, menegangkan dan filosofis. McAvoy dan Vikander masih memberikan penampilan yang memuaskan. Sisi penyutradaraan dan naskah seharusnya bisa lebih baik lagi, mengingat nama besar Wim Wenders sebagai tokoh penting pada masa New German Cinema.

Loading...

Europe on Screen 2018 - Review Submergence
6Overall Score
Reader Rating 0 Votes
0.0