Denny TjiputraMel Gibson dikenal dengan perannya yang piawai di Mad Max dan Lethal Weapon. Tidak hanya sebagai aktor. Mel Gibson juga sukses menyutradarai Braveheart, Passion of Christ dan Apocalypto. Setelah vakum selama 1 dekade, dia kembali memberikan sebuah film biopik tentang Desmond T. Doss, serdadu perang yang tidak ingin mengambil nyawa seseorang, tetapi hanya ingin menyelamatkan nyawa.
Andrew Garfield (gw paling suka peran Spider-mannya dibanding Tobey dan Tom) yang dipercaya menjadi Desmond T. Doss tersebut membayar penuh kepercayaannya tersebut dengan akting yang natural, tenang, penuh dengan kerendahan hati, keberanian hingga iman yang kuat. Walaupun perannya tidak bisa dikatakan Oscar worthy performance.
Aktor-aktor pendukungnya juga sangat baik memerankan berbagai tokoh, terutama Vince Vaughn sebagai Sergeant Howell yang teriakannya sungguh menggelegar layaknya film Platoon atau Full Metal Jacket, tetapi masih menyimpan sebuah humor khas dari Vince Vaughn. Sungguh sebuah scene stealer dari Vaughn. Hat’s off for him! Jangan lupakan juga Sam Worthington yang selalu berperan baik dalam peran-perannya di film-film yang dia bintangi (Avatar, Clash of Titans, dll). Teresa Palmer juga membuat kisah cinta klasik Doss dengan Dorothy juga terasa lebih manis dan romantis.
Adegan perangnya sunguh intens dengan suasana yang menyerupai “neraka”, sisi kekerasan dan kesadisan yang ditampilkan di Passion of Christ kembali ditampilkan dengan sangat gamblang dan terkadang bisa membuat beberapa orang yang tidak biasa melihat sebuah kekejaman perang atau film-film yang penuh dengan darah menjadi terganggu.
Titik berat di film ini adalah iman yang kuat dan teguh, bagaimana seorang Doss yang tidak mau mengangkat senjata, sehingga menjadi kontroversi yang luar biasa saat itu dan bahkan hampir membuatnya tidak dikirim untuk perang. Walaupun dari segi iman tersebut ada beberapa yang agak berlebihan, namun sangat menggugah hati penonton dan menyentuh. Sebuah contoh sangat baik dari aksi iman yang disalurkan langsung dengan patriotisme kepada negara.
Walau tidak sehebat film perang lainnya seperti Downfall maupun Saving Private Ryan, hanya kalah sedikit, bahkan gw hampir memberikan nilai 10 untuk film ini. Mungkin saja jika budgetnya tidak “hanya” 40 juta dollar. Film ini menjadi lebih baik lagi dari segi teknis.