Versi live action Beauty and the Beast milik Disney sudah ditayangkan di bioskop sejak Jumat (17/3) pekan lalu. Popularitas dari film yang dibintangi Emma Watson dan Dan Stevens ini terlihat dari pemutarannya yang menduduki puncak box office di setiap negara. Bahkan, film yang diarahkan Bill Condon ini juga memecahkan rekor sebagai film dengan pendapatan terbanyak kedua setelah Batman V Superman pada bulan Maret di minggu perdananya.

Kesuksesan tersebut tentunya tak bisa terlepas dari bayang-bayang versi terdahulunya, animasi Beauty and the Beast (1991). Versi tersebut meraih kritik yang positif dan banyak meraih penghargaan, bahkan film ini menjadi animasi pertama yang masuk nominasi untuk kategori tertinggi Academy Awards, Best Picture.

Banyak momen-momen nostalgic yang bisa ditemukan di versi terbaru Beauty and the Beast. Namun, ada juga beberapa hal baru dan berbeda yang terlihat dari versi ini. Nah, apa saja sih perbedaan dari versi live action dan animasi klasik Beauty and the Beast?

Loading...

Artikel ini mengandung sedikit spoiler terkait film Beauty and the Beast lho! Jadi kalau kamu belum nonton dan anti spoiler, silahkan kembali lagi nanti!

1. Latar Belakang Terkutuknya Sang Pangeran

Jika di versi animasinya hanya diceritakan jika Sang Pangeran dikutuk menjadi the Beast karena menolak seorang perempuan tua yang ingin berteduh di tengah badai, berbeda dengan versi terbarunya. Pada film live-action mencoba untuk menceritakan bagaimana sang Pangeran berubah menjadi tidak baik. Dahulunya, ia adalah anak yang baik sampai ibunya meninggal karena sakit dan akhirnya ia dibesarkan oleh ayahnya dengan cara yang salah.

Selain itu, kutukan penyihir tidak hanya dilakukan kepada istana pangeran saja, namun juga dengan seisi desa sehingga seluruh warga melupakan keberadaan istana dan keluarga kerajaan.

2. Belle dan Orangtuanya

beauty_and_the_beast_1_-_dan_stevens_emma_watson_-_still_-_h_-_2016

Karakter Belle dalam film live action digambarkan menjadi lebih proaktif dalam bertindak. Ia tidak hanya digambarkan sebagai kutu buku, namun perempuan yang independen dan percaya diri. Dalam versi terdahulunya, Belle menawarkan diri untuk bertukar dengan ayahnya untuk dipenjara oleh Beast. Namun di versi terbarunya, ia meminta Beast membuka pintu sel untuk mengucapkan selamat tinggal dengan ayahnya, setelah itu ia mendorong Maurice keluar dan mengunci dirinya di dalam sel.

Selain karakter Belle, Maurice yang tadinya seorang penemu juga dijadikan sebagai seniman. Alih-alih ayahnya, karakter penemu diberikan kepada Belle. Pada suatu adegan, ia membuat mesin cuci sehingga menghemat waktu pekerjaannya untuk membaca buku dan mengajarkan seorang anak perempuan untuk membaca. Sayangnya, pada tahun itu di Prancis, kepintaran Belle dianggap sebagai ancaman sehingga warga menghancurkan mesin yang dibuatnya.

Kisah ibu Belle juga diceritakan dalam versi arahan Bill Condon ini. Keluarga Belle diceritakan dahulu tinggal di Paris hingga ibunya menderita penyakit wabah. Maurice dan Belle yang masih bayi terpaksa harus meninggalkannya dalam keadaan sekarat sebelum wabah tersebut menulari mereka.

3.  Penambahan Karakter Baru

Dalam kisah cinta si cantik dan buruk rupa, tak hanya pangeran yang dikutuk menjadi Beast, namun juga para pekerja istana juga berubah menjadi dekorasi dan peralatan rumah tangga. Pada versi terbaru, Lumiere, Cogsworth, Mrs. Potts dan Chip memiliki teman baru, Maestro Cadenza (Stanley Tucci). Ia adalah seorang musisian yang diubah menjadi harpsichord (piano kuno). Karakter ini diceritakan menikah dengan Madame de Garderobe sebuah wardrobe yang disuarakan oleh Audra McDonald.

Selain agar memiliki karakter original untuk film ini, penambahan karakter ini juga dilakukan untuk membantu pertarungan yang terjadi antara alat-alat rumah tangga dengan para warga yang marah saat menyerbu istana.

Tapi sayangnya, dalam versi ini Chip, karakter anak kecil yang berubah menjadi cangkir digambarkan sebagai anak tunggal. Pada versi sebelumnya, ia memiliki saudara perempuan dan laki-laki. Walaupun demikian, kali ini ibunya bukanlah single mother dimana ayahnya, Mr Potts tinggal di desa. Keluarga mereka pun reuni di akhir film!

4. Alasan Mengapa Maurice Dikurung Beast

Baik versi animasi maupun live action, Maurice dikurung oleh Beast setelah masuk ke istana tempatnya tinggal. Namun, alasan mengapa ia dipenjarakan berbeda. Jika pada versi animasi, alasan ayah Belle dikurung adalah karena ia masuk ke daerah istana, pada versi live action ia ditangkap karena mencuri setangkai mawar untuk Belle.

Perubahan pada penyebab dikurungnya Maurice ini kembali pada dongeng asli yang ditulis oleh Gabrielle-Suzanne Barbot de Villeneuve yang kemudian diubah sedikit dan diterbitkan kembali oleh Jeanne-Marie Leprince de Beaumont.

5. Beast Menyanyi!

beauty_and_the_beast_5_-_dan_stevens_-_still_-_h_-_2016

Apa sih yang terasa kurang dari versi terdahulu Beauty and the Beast? Nah, nyanyian Beast lah jawabannya. Dalam versi animasinya, Beast sebagai tokoh utama sama sekali tidak mendapatkan porsi untuk menyanyi. Hal ini dikarenakan tidak ada momen pas yang dianggap cocok untuk Beast menyanyi dalam medium tersebut.

Nah, dalam versi live action, Beast mendapatkan kesempatan tersebut dengan menyanyikan lagu yang berjudul Evermore. Lagu ballad tersebut dinyanyikan ketika Beast memandang Belle yang meninggalkan istana untuk menyelamatkan ayahnya.

“Wasting in my lonely tower, waiting by an open door / I’ll fool myself she’ll walk right in, and be with me for evermore.”

6. Gaston, Penjahat Sesungguhnya

beautyandthebeast581cb8ec84c7d-h_2017

Gaston, karakter antagonis dalam Beauty and the Beast kali ini digambarkan sebagai penjahat sesungguhnya. Dalam versi animasinya, Gaston adalah seorang egomaniak yang menyuap Monsieur D’Arque, kepala rumah sakit jiwa untuk menyatakan bahwa ayah Belle gila sehingga ia dapat menikahi Belle. Namun dalam versi live action, karakter Gaston yang diperankan oleh Luke Evans, melakukan semua hal buruk kepada Maurice dengan kedua tangannya sendiri.

7. Lirik Baru pada Lagu Gaston

Versi live action Beauty and the Beast akan menambahkan lirik pada lagu Gaston. Lirik tersebut telah dibuat untuk versi terdahulunya, namun terpaksa harus dipotong karena dianggap terlalu dewasa dan kejam untuk penonton anak-anak. Lirik yang ditulis oleh Alan Menken dan almarhum Howard Ashman tersebut berisi tentang teknik berburu superior yang dimiliki oleh Gaston. Berikut kutipan lirik tambahan yang dapat kamu dengar di film live action-nya:

“When I hunt, I sneak up with my quiver / And beasts of the field say a prayer / First, I carefully aim for the liver / Then I shoot from behind / Is that fair? / I don’t care.”

8. Karakter Sidekick Gaston, LeFou

Pengikut setia dari karakter antagonis Gaston, LeFou (Josh Gad) sempat mengundang kontroversi setelah Bill Condon membocorkan bahwa karakter tersebut dalam film live action ini adalah seorang gay. Hal tersebut menjadikan LeFou, menjadi karakter LGBTQ yang hadir di Disney.

Tentunya, hal ini sempat mengundang kontroversi dari beberapa negara. Salah satunya di Malaysia, film ini sempat ditunda penayangannya akibat adanya “exclusive gay-moment“. Pada akhirnya, Malaysia memutuskan untuk memutar film tersebut dengan menaikkan rating menjadi PG+13 untuk penayangannya.

9 Akhir dari Kutukan Penyihir

Pada versi terdahulunya, Belle dikisahkan jatuh cinta kepada Beast tepat sebelum kuntum mawar terakhir jatuh. Namun dalam live action, karakter yang diperankan Emma Watson tersebut jatuh cinta dengan Beast setelah kuntum terakhir jatuh dan penyihirlah yang muncul di final moment untuk mematahkan mantranya sendiri.

Karakter penyihir perempuan tersebut, juga pada versi sebelumnya hanya muncul di awal cerita bahwa ialah yang mengutuk pangeran. Pada versi ini, ia memiliki beberapa peranan penting dalam kisah dongeng ini. Selain itu, mawar yang ia berikan tidak hanya menyihir istana, namun setiap kuntum yang jatuh juga akan mengakibatkan kehancuran dari istana.

Sumber Gambar: Disney

Loading...