Very funny, entertaining and heartwarming. It's a triumph and a must see!
9Overall Score
Reader Rating 2 Votes
9.5

Berapa banyak orang yang tahu tentang 3 orang wanita yang berkulit hitam yang sangat berjasa di NASA, sehingga membuat Amerika Serikat bisa meluncurkan manusia ke luar angkasa dan bahkan menjejakan kaki di bulan! Sedikit sekali yang mengetahuinya, saya pun baru mendengarnya. Oleh karena itu dibuatlah film yang berjudul “Hidden Figures” yang secara harafiah jika diterjemahkan menjadi “Figur yang Terpendam/Tersembunyi”. Selain untuk kembali mengingat jasa-jasa mereka yang luar biasa besar bagi NASA, film ini juga memberikan pesan anti diskriminasi.

Katherine Johnson (Taraji P. Henson) adalah seorang ahli matematika yang bekerja sebagai “human computer” pada salah satu divisi penelitian di NASA. Dia berteman dengan Mary Jackson (Janelle Monae) yang bercita-cita menjadi teknisi dan Dorothy Vaughan (Octavia Spencer). Karena minoritas ganda (ras kulit hitam dan bergender wanita) hasil kerja mereka kurang dihargai baik melalui gaji dan jabatan yang sangat tidak layak, bahkan seringkali juga diancam untuk dipecat jika menuntut akan hak mereka. Nasib cukup baik menaungi Katherine karena NASA membutuhkan seorang ahli matematika di divisi luar angkasa yang cakap dalam melakukan hitung-hitungan dan analisanya untuk dapat menyaingi Uni Soviet yang sudah selangkah lebih maju dari mereka.

Hidden-figures

Loading...

Katherine menjadi orang kulit hitam pertama yang berada di tim tersebut dan satu dari sebagian kecil wanita pada divisi tersebut. Berbagai perlakuan diskriminasi didapatinya, mulai dari atasannya yang tidak percaya dengan dia, pembedaan teko dan cangkir untuk kopi/teh hingga tidak adanya toilet khusus orang kulit hitam di gedung tersebut. Katherine harus berlari ke gedung sebelah yang berjarak lebih dari 1 mil, hanya untuk menuntaskan hajat. Adegan ini memang lucu sekaligus dibuat miris dilihatnya.

Berbagai pandangan stereotip didapati oleh 3 wanita pintar ini, tidak hanya dialami di ruang kerja, tetapi dalam lingkungan sosial. Seperti adegan pembuka film ini yang sungguh lucu saat polisi pria berkulit putih sampai mesti meminta tanda pengenal NASA mereka. Belum lagi stereotip gender dari seorang kolonel Jim Johnson (Mahersala Ali) yang berkulit hitam terhadap Katherine, dia seakan tidak percaya seorang wanita mampu melakukan pekerjaan di NASA. Mahersala Ali memberikan hati dan humor dalam memerankan seorang kolonel yang tertarik kepada Katherine, bahkan akting dia lebih baik daripada perannya di Moonlight.

Sutradara Theodore Melfi mengemas Hidden Figures secara text book, konvensional dengan berbagai formula yang tidak asing lagi dari film-film bertema biopik inspirasional. Hal ini tidak buruk, tapi menjadi salah satu kekuatan utamanya. Hidden Figures dapat diterima oleh semua kalangan, bahkan rating yang diberikan adalah PG (Parental Guidance) – Semua Umur tapi dengan Bimbingan Orang Tua. Apalagi berbagai humor segarnya yang dapat mengocok perut, penampilan paling lucu diperlihatkan oleh Janelle Monae yang sangat tajam dan frontal dalam berkata-kata dan tentu saja Mahersala Ali meskipun gombalannya kepada Katherine corny dan cheesy namun mengena di hati hingga dibuat mabuk kepayang.

hidden_figures_still_kodachrome

Bintang dari film ini tentu saja ketiga aktris utama wanitanya, walaupun porsi terbesar diberikan kepada Taraji P. Henson sebagai Katherine yang diberikan durasi cerita lebih banyak dari antara yang lain. Tetapi yang paling stand-out justru Octavia Spencer sebagai seorang supervisor yang kurang dianggap, dia tidak terlalu banyak mengeluarkan emosi yang meledak-ledak, tapi berkat segala ekspresinya dan bahasa tubuhnya dapat memperlihatkan seseorang yang terus berjuang demi hak-haknya dilain itu dia juga dapat memberikan respek walaupun diperlakukan tidak adil oleh atasannya yang diperankan Kristen Dunst. Kevin Costner sekali lagi memperlihatkan karisma, kebijaksanaan dan kepemimpinan yang kuat sebagai kepala proyek luar angkasa NASA. Di luar itu semua, semua aktor dan aktrisnya berperan sangat baik sehingga mendapatkan penghargaan tertinggi di SAG Awards untuk Best Ansemble Cast dan sempat dijagokan juga untuk bersaing dengan La La Land dan Moonlight dalam perlombaan mendapatkan penghargaan Best Picture di Oscar 2017.

Tentu saja akhir cerita sudah bisa ditebak, layaknya film Lion yang juga mengharu-biru dan menginspirasi banyak orang. Tapi sisi penceritaannya yang benar-benar mulus, ringan dan mengalir sehingga membuat salah satu film paling menghibur dan lucu di tahun 2016. Endingnya yang sungguh dramatis dan mencapai klimaks, dapat membuat Anda bersorak dan bertepuk tangan di akhir film.

Final Verdict:

Very funny, entertaining and heartwarming. It’s a triumph and a must see!

Satu lagi film nominasi Best Picture Oscar 2017 yang pastinya akan diterima oleh semua kalangan karena ringan, mudah diikuti dan menggunakan formula khas film-film biopik inspirasional pada umumnya. Film yang memiliki pesan anti rasisme dan seksisme yang sangat kuat. Adalah suatu hal yang sangat merugikan jika seandainya Amerika Serikat tidak menerima mereka karena memiliki status minoritas ganda (memiliki ras kulit hitam dan bergender wanita) dan mungkin saja kalau bukan karena mereka, Neil Amstrong tidak dapat menjejakan kakinya di bulan pada masa itu. Film ini juga memberikan pesan bagaimana seorang manusia seharusnya tidak dinilai berdasarkan apa yang melekat dari dirinya (seperti ras, gender, agama, orientasi seksual, aliran politik, kondisi fisik, dll), tetapi kemampuannya dalam menduduki jabatan tersebut.

P.S. Hampir saja saya memberikan nilai keseluruhan 10, tapi memang tidak ada sesuatu yang benar-benar inovatif atau groundbreaking. Walaupun begitu dari segi hiburan dan humor yang ditampilkan, saya berikan nilai 10.

Loading...