Kebanyakan negara pasti mempunyai peristiwa penting yang mengubah struktur tatanan politik secara masif, seringkali diliputi dengan pertumpahan darah. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi di Timur Tengah, menarik lagi kebelakang ada peristiwa Mei 1998 di Indonesia dan pada tahun 1987 terjadi Pergerakan Demokrasi bulan Juni yang dimotori oleh para mahasiswa di Korea Selatan.

Seorang dokter dan seorang perawat yang kelihatan tegang berada di dalam sebuah mobil van yang jendelanya ditutupi sehingga mereka tidak mengetahui akan dibawa ke mana. Mereka dihadapi dalam suatu ruangan seseorang mahasiswa muda yang sudah tidak ada denyut jantunya dalam kondisi basah dan terdapat luka lebam di tubuhnya. Dokter tersebut gagal untuk menghidupkannya kembali.
Para penyidik pemberantasan komunis yang menyiksa mahasiswa itu menjadi panik dan ingin langsung membakar mayat itu tanpa otopsi. Para penyidik segera menghadap jaksa Choi Hwan (Ha Jung-Woo) untuk menyetujuinya, namun jaksa itu berpegang teguh pada peraturan dan tetap menolaknya meski pemimpin organisasi pemberantasan komunis Park Cheo-Won (Kim Yun-Seok) terus menekannya.

1 2

Loading...

Diangkat dari cerita nyata, kematian dari mahasiswa itu nantinya akan menimbulkan salah satu gejolak politik terbesar sepanjang sejarah Korea Selatan karena sudah muak dengan kediktatoran presidennya saat itu Chun Doo-hwan.

Cerita tidak hanya berkutat pada para mahasiswa tetapi jurnalis, dokter, jaksa, penjaga penjara dan terakhir para pekerja kantoran yang sebelumnya menjadi silent majority saja pun turun ke jalan untuk berdemo. Para jurnalis dengan cekatan dan ditengah ancaman pembredelan dari tentara, mencari berbagai bukti yang menyebabkan kematian mahasiswa itu, walau polisi terus menutupinya dengan dalih mahasiswa itu terkena serangan jantung. Penjaga penjara yang menjaga para tawanan yang dituduh sebagai komunis, turut membantu dengan menyelundupkan berbagai informasi kepada para pemberontak. Berbagai karakter muncul dan plot yang bercabang ini sedikit menimbulkan kebingungan dari penonton.

4 3

Thriller politik yang berjalan cukup cepat dan menegangkan ini menitikberatkan pada perjuangan para mahasiswa dan dibumbui juga romantisme yang manis saat mahasiswi muda Yeon-hee (Kim Tae-ri, The Handmaiden) tiba-tiba terperangkap dalam sebuah demontrasi di mana dia dikejar-kejar oleh polisi namun diselamatkan oleh salah satu mahasiswa pemimpin pejuang demokrasi Lee Han-yeol (Gang Dong-won).

5 6

Film dari Korea Selatan piawai dalam menusuk hati dari para penonton, bagaimana kita bisa melihat saat mahasiswa yang dikremasi itu abunya tetap tidak mau larut ke dalam sungai karena telah membeku. Penonton juga dibuat meringis dan marah melihat para penyidik dari pemberantasan komunis menyiksa para tawanannya dan seperti kebiasaan di berbagai negara mencap komunis kepada para oposisi yang menentang pemerintah atau sebaliknya, seakan-akan organisasi pemberantasan komunis hanya sebagai alat pemerintah dalam menangkap para oposan. Terakhir tentu adegan endingnya di mana diperlihatkan cuplikan-cuplikan kejadian aslinya yang dapat membuat mata penonton sembam dan tidak sedikit yang meneteskan air mata.

Final Verdict:

Ditutup dengan klimaks yang menggetarkan dan membuat merinding, 1987: When the Day Comes merupakan sebuah perhormatan kepada para pihak khususnya mahasiswa yang memperjuangkan keadilan dan demokrasi di tengah kediktatoran yang melanda.

Loading...

Menegangkan, Menggetarkan dan Menyentuh Hati
8Overall Score
Reader Rating 10 Votes
8.5