Peristiwa Penembakan Las Vegas pada tahun 2017 yang menewaskan 58 orang memaksa film Death Wish ditunda penayangannya menjadi tanggal 2 Maret 2018. Celakanya 2 minggu sebelumnya, terjadi penembakan sekolah di Florida yang menewaskan 17 orang. Akhirnya karena waktu yang sudah mepet rilis film yang merupakan remake dari film berjudul sama di tahun 1972 yang dibintangi oleh Charles Bronson ini tetap berjalan sesuai rencana.

Dr. Paul Kersey (Bruce Willis) seorang dokter yang mempunyai istri, Lucy Rose Kersey (Elisabeth Shue) dan seorang anak perempuan, Camila Morrone (Jordan Kersey). Suatu kejadian saat Paul sedang bertugas di rumah sakit, rumahnya kedatangan perampok yang menyebabkan istrinya meninggal dunia dan anaknya mengalami koma. Kasus ini ditangani oleh dua detektif, Rains (Dean Norris) dan Jackson (Kimberly Elise). Setelah sekian lama, kasusnya tidak mengalami pengembangan yang berarti, Paul menjadi depresi dan berniat untuk mencari sendiri pelaku-pelakunya dan membalaskan dendam atas apa yang menimpa keluarganya.

death-wish-2 death-wish-3

Loading...

“Good guys with guns stopping bad guys with guns”, itulah kalimat yang menjadi statement dalam film Death Wish. Kalimat ini menjadi perdebatan sejak Paul membunuh kawanan perampok bersenjata di jalan raya yang menjadi viral karena ada yang merekam aksinya. Ada yang menganggap dia main hakim sendiri dan ada pula yang menganggap malaikat atau superhero dalam hoodie karena menolong orang yang kesusahan. Death Wish bukan film superhero, dalam film superhero pun jarang seorang tokoh jagoannya membunuh musuhnya jika bukan karena terpaksa. Death Wish sebaliknya, Paul langsung membunuh para penjahat tanpa diserahkan kepada pihak berwajib. Perbuatan Paul turut memberikan anggapan kalau seorang yang baik akan sah-sah saja memegang senjata baik untuk melindungi diri maupun untuk membunuh orang jahat. Death Wish seperti sebuah film untuk pendukung dari NSA (National Rifle Association), bahkan ada sebuah iklan yang seperti iklan legit yang mempromosikan pembelian senjata. Ada sebuah kritik sosial sebenarnya, saat Paul ingin membeli senjata dan penjualnya mengatakan kalau jangan khawatir dalam memperoleh izin karena pasti akan disetujui, namun kembali lagi sosok Paul menggunakan senjata untuk membunuh, itulah yang menjadi perdebatan di Amerika Serikat hingga saat ini dan menambah tekanan terhadap pemerintahan Donald Trump.

death-wish-4 death-wish-bruce-willis-1

Eli Roth kembali memberikan ciri khas torture-porn ciptaannya itu, seperti yang dia tampilkan pada Hostel, Hostel Part II, The Green Inferno dan Knock Knock. Berbagai adegan penyiksaan, bagian kepala yang tercerai-berai, darah bermuncratan, kebrutalan adegan aksi, suasana teror maupun horor mewarnai film Death Wish. Ada satu adegan penyiksaan menggunakan zat asam mirip dengan salah satu adegan penyiksaan pada mata di film Hostel. Dari banyaknya adegan itu, bagusnya Eli Roth membuatnya menjadi sebuah hidangan yang menghibur dan memuaskan, tidak melulu mengeksploitasinya. Pace-nya sendiri dapat dijaga dari awal sehingga penonton tidak merasa kebosanan dan cukup banyak humor-humor yang lucu, khususnya dari sosok saudara Frank Kersey yang diperankan secara bagus oleh Vincent D’Onofrio.

death-wish-5 death-wish-6

Final Verdict:

Menghibur dan mendebarkan dengan berbagai ciri adegan torture-porn dari Eli Roth yang khas, walau statement mengenai “Good guys with guns stopping bad guys with guns” pasti akan menimbulkan perdebatan yang tidak kunjung habis. Death Wish dapat dikatakan sebagai justifikasi dan bisa menjadi film bernuansa politis bagi para pendukung kebebasan bersenjata di Amerika Serikat.

Loading...

Review Death Wish - Film Aksi yang Menghibur, Namun dengan Waktu Perilisan yang Kurang Tepat
7Overall Score
Reader Rating 0 Votes
0.0