Setelah sebelumnya Rafathar (2017) dan The Secret – Suster Ngesot Urban Legend (2018), Raffi Ahmad kembali mengeluarkan produksi film terbarunya yaitu Dimsum Martabak. Dimsum Martabak ini dibintangi oleh Ayu Ting Ting dan Boy William dan disutradarai oleh Andreas Sullivan, sedangkan penulis naskahnya oleh Alim Sudio.

Ayu Ting Ting berperan sebagai Mona yang berkerja di restoran Chinese, the KING’S sebagai tangan kanan dari Koh Ah Yong (Chew Kin Wah). Istri kedua dari Koh Ah Yong tidak suka dengan keberadaan Mona, sehingga Mona dipecat. Mona harus mencari pekerjaan baru karena dia menanggung ibunya yang sakit-sakitan (Meriam Bellina) dan adiknya yang masih kuliah. Suatu saat dia bertemu dengan Soga (Boy William) sang penjual martabak dan kemudian Soga mengajaknya untuk berkerja sama karena Mona telah berpengalaman di dunia perkulineran. Sejak itu hubungan kerja berkembang menjadi hubungan suka. Tidak disangka Soga ternyata adalah anak seorang super kaya. Konflik mulai berkembang saat Mona mengetahui hal itu dan keluarga dari Soga tidak setuju dengan Mona yang berasal dari keluarga miskin.

Loading...

Sekilas plot diatas mengingatkan akan cerita dongeng Cinderella yang sudah puluhan didaur ulang dengan cerita sejenis baik di luar negeri (Another Cinderella Story, A Cinderella Story, The Prince and Me, Ever After) maupun dari FTV maupun sinetron-sinetron di Indonesia. Mengingat cerita yang rasanya semua orang sudah mengetahuinya ini, tentu harus ada treatment yang berbeda supaya tidak dianggap menjiplak atau usang. Awalnya Dimsum Martabak cukup berhasil, perkenalan Mona dengan Soga berlangsung cukup menarik, walau masih terasa berlebihan dengan adegan-adegan khas sinetronnya. Adegan-adegan saat food truck-nya pun memikat, dapat mengingatkan penonton dengan film Chef (2014) yang juga memanfaatkan teknologi media sosial sebagai sarana utama dalam mempromosikan food truck tersebut. Begitu juga saat Mona mencoba untuk membuat sistem antrian, pemesanan, pengambilan makanan maupun membuang tempat atau bekas makanan yang tersisa. Adegan-adegan ini mengingatkan dengan film The Founder (2016) yang dibintangi Michael Keaton itu. Opening-nya sendiri cukup membuat nafsu makan penonton bertambah untuk menyantap dim sum, tapi sayang proses pembuatan martabaknya tidak pernah diperlihatkan, bahkan bentuk martabaknya pun yang katanya berbeda dengan tukang martabak sejenisnya, tidak menarik perhatian.

Film yang sebenarnya dibangun dengan cukup baik dari awal ini, melemah sejak Mona bertemu dengan keluarga dari Soga. Proses pertemuannya pun kurang mulus saat Soga tiba-tiba menghilang, seperti ada sebuah plot hole yang tidak enak. Adegan demi adegan terasa sangat klise dan dibuat-buat. Penyelesaian akhirnya pun tergolong terburu-buru.

Ayu Ting Ting cukup cocok memerankan sebagai wanita sederhana, kalem dan seperti ada charm tersendiri. Tapi, aktingnya terbatas hanya di sana, emosinya kurang terlihat saat sedih maupun saat adegan romantis dengan Boy William. Akting Boy William cenderung sama saja dengan film-film dia sebelumnya dan tidak ada sesuatu yang spesial. Diperparah dengan karakter dari Mona maupun Soga cenderung dangkal sehingga penonton belum dapat bersimpati terhadap kedua karakter mereka. Diperburuk lagi kualitas dialog-dialognya yang sangat cheesy dan gombal.

Final Verdict:

Awal film hingga pertengahan yang sebenarnya cukup manis dan menyenangkan, namun pada pertengahan sampai akhir film menjadi sangat klise dan dibuat-buat.

Loading...

Review Dimsum Martabak - Usaha Raffi Ahmad dalam Membuat Film dari Kisah Dongeng Cinderella
5Overall Score
Reader Rating 24 Votes
4.0