Setelah 21 film dan 11 tahun, akhirnya Marvel Cinematic Universe melahirkan film superhero wanita pertamanya. Memang sebelumnya sudah ada Black Widow, Scarlet Witch dan Wasp, namun belum pernah dibuat stand-alone filmnya.

Film superhero wanita cukup jarang ada dan biasanya kurang sukses di pasaran seperti yang terjadi pada film Elektra (2005) dan Catwoman (2004). Wonder Woman (2017) mematahkan anggapan itu dengan mendulang 821 juta dollar US di seluruh dunia. Captain Marvel juga dinaungi perasaan skeptis oleh sebagian orang, apalagi karakternya tidak seterkenal superhero dari DC tersebut, belum lagi kontroversi ucapan Brie Larson yang dianggap menyinggung para white men / pria kulit putih.

Loading...

Carol Denvers / Vers / Captain Marvel (Brie Larson) dihadapkan dengan sebuah misi untuk melawan bangsa Skrulls bersama mentornya dan pemimpinnya Yon-Rogg (Jude Law) dan rekan timnya yaitu Korath (Djimon Hounsou), Minn-Erva (Gemma Chan), Att-Lass (Algenis Perez Soto) dan Bron-Char (Rune Temte). Mereka semua berasal dari planet Kree yang saat ini sedang berperang dengan bangsa Skrulls. Namun misi tersebut tidak berjalan baik sehingga membuat Vers tertangkap. Saat tertangkap itulah mulai muncul serpihan-serpihan memori masa lalunya yang telah terlupakan. Ketika Vers mencoba melarikan diri dari penangkapan bangsa Skrulls, tanpa sengaja dia terlontar ke Planet C-53 atau yang lebih kita kenal dengan nama Planet Bumi. Semenjak itu dia mulai mengenal asal usul dirinya.

Berlatar tahun 1995, Film dibuka dengan tribute yang simpatik, hangat dan spesial untuk mendiang Stan Lee. Kemudian layaknya origin story, film cukup banyak menghadirkan segala eksposisi. Bagian awal-awal film Captain Marvel ini kurang berjalan mulus karena terasa sedikit lambat, baru pada pertengahan film lebih enak untuk diikuti alurnya.

Semenjak pertengahan film, didapati kalau Vers ternyata bernama Carol Denvers . Dia memiliki masa lalu maupun trauma saat di Bumi, namun itu tidak menjadikannya beban. Dia memang seorang wanita yang kuat dan mandiri sejak kecil. Hal yang terpenting adalah saat dia jatuh dan dicemooh oleh para pria karena anggapan dan prasangka terhadap wanita yang tidak bisa melakukan hal-hal seperti balap go-kart, atraksi sepeda, latihan militer, dll. Carol Denvers mampu bangkit lagi. Brie Larson yang merupakan aktris pemenang Oscar atas aktingnya yang sungguh powerful di film Room (2015) mampu memberikan kedalaman akting yang begitu memikat, dia percaya diri dan memiliki banyak one-liner baik itu candaan maupun sindiran yang begitu mengena.

Film Captain Marvel turut pula menceritakan asal mula S.H.I.E.L.D yang saat itu masih berupa agen biasa saja. Nick Fury (Samuel L. Jackson) saat itu pun masih menjadi seorang agen lapangan bersama dengan rekan juniornya Phil Coulson (Clark Gregg). Nick Fury saat itu belum sekeras dan segarang sekarang, dia masih terkaget-kaget melihat kalau alien itu nyata dan pula saat bertemu dengan seseorang dengan kekuatan super seperti Carol Denvers / Captain Marvel. Keduanya bersama-sama mencari alien / Skrulls layaknya pada film Men In Black itu. Samuel L. Jackson kali ini lebih memperlihatkan sisi komedinya dibandingkan dengan sisi kepemimpinannya yang tangguh di film Marvel Cinematic Universe lainnya. Interaksinya dengan Goose, si kucing yang menggemaskan itu merupakan highlight terbesar dari film Captain Marvel ini.

Interaksi yang menarik antara Captain Marvel dengan Nick Fury, Nick Fury dengan si kucing Goose, tidak diimbangi dengan interaksi yang menarik antara Carol Denvers / Captain Marvel dengan teman masa kecilnya yaitu Maria Rambeau (Lashana Lynch). Bisa jadi karena terlalu banyak eksposisi dalam film ini. Sebuah film akan lebih baik jika mengikuti peraturan show, don’t tell.

Karena berlatar tahun 1995, maka vibe 90 an-nya cukup terasa mulai dari lagu-lagu No Doubt, Nirvana, R.E.M hingga penggunaan telepon umum. Kemudian yang paling kocak tentu koneksi internet dial up dan kemampuan prosesor komputer yang sangat lambat di zaman dahulu membuat Captain Marvel dan bangsa Skrulls terheran-heran karena teknologi Bumi yang masih kuno tersebut.

Sekali lagi terdapat kekurangan pada sinematografi dalam kebanyakan film-film Marvel Cinematic Universe. Visualnya hambar dan kurang menarik bagi mata, tidak seperti film-film MCU lainnya yang berlatar di luar angkasa / dunia yang berbeda layaknya film Guardian of the Galaxy, Thor Ragnarok atau Doctor Strange.

Akhir dari film ditutup dengan klimaks yang memuaskan, tidak hanya bagi mata namun juga bagi hati. Hal terbaik selain momen-momen aksi super keren yang terjadi di luar angkasa itu adalah saat Captain Marvel tidak mau mengikuti suruhan dari villain-nya, di adegan itu dia seperti memberikan sebuah statement tentang feminisme yang dapat memberikan sebuah crowd-pleaser.

Jika ditanya apakah perlu untuk menonton Captain Marvel supaya bisa mengerti Avengers: Endgame? Ini seperti pertanyaan orang-orang tahun lalu apakah perlu menonton Black Panther yang jaraknya juga kurang lebih sama yaitu 2-3 bulan sebelum film Avengers. Jawabannya tentu bervariatif, Captain Marvel merupakan sebuah film origin, sehingga hubungannya tidak akan terlalu banyak. Namun penting untuk ditonton supaya orang lebih mengenal Captain Marvel itu dari segi karakter dan kekuatannya seperti apa. Kemudian lagi yang paling menarik adalah bagaimana awal mula S.H.I.E.L.D membuat misi rahasia Avengers Initiative.

Kesimpulan Akhir:

Tidak lebih baik dari beberapa film-film Marvel Cinematic Universe (MCU) lainnya, namun yang dicari dalam film MCU tentu aksi-aksi yang menghibur dan humor-humor yang lucu, keduanya didapati dalam Captain Marvel ini. Kemudian pesan mengenai women empowerment dan pesan mengenai bangkit kembali setiap kita jatuh cukup mengena.

Brie Larson turut memberikan penampilan yang penuh percaya diri. Begitu juga dengan Samuel L. Jackson dengan gaya khasnya itu. Oh, dan tentu si kucing bernama Goose itu yang sungguh menggemaskan dan mencuri perhatian.

Loading...

Review Film Captain Marvel (2019) - Kisah Awal Mula Superhero Harapan untuk Melawan Thanos di Avengers: Endgame
7Overall Score
Reader Rating 1 Vote
10.0