Film biopik yang diangkat dari kisah nyata merupakan salah satu genre yang paling diperhatikan dalam gelaran Academy Awards, salah satu pencapaian tertinggi dalam dunia sinema yang pialanya akrab disebut dengan nama Oscar. James Mangold, sutradara yang banyak makan asam garam dalam menggarap  biopik penyanyi country Johnny Cash lewat film Walk The Line, kali ini kembali menunjukkan tajinya dalam mengangkat kisah persaingan dua perusahaan mobil raksasa dunia dalam film berjudul, Ford v Ferrari.

Dirilis di Indonesia pada tanggal 15 November 2019 dan banyak negara lain secara berdekatan di akhir tahun 2019 yang notabene juga merupakan masa-masa kampanye film untuk ajang Oscar, Ford v Ferrari yang dibintangi duet Christian Bale dan Matt Damon ini sepertinya dirancang untuk dapat berbicara banyak dalam Academy Awards di berbagai kategori.

film Ford v Ferrari

Loading...

Sinopsis

Caroll Shelby (Matt Damon) yang terpaksa harus pensiun membalap akibat kelainan jantung yang dideritanya mendapatkan tawaran gila dari perusahaan produsen mobil raksasa, Ford untuk merancang mobil balap untuk Ford yang ditargetkan untuk menjuarai kejuaraan balap bergengsi Le Mans 24 Jam. Tantangan dari Ford ini dilatarbelakangi oleh dendam Henry Ford II yang diremehkan oleh Enzo Ferrari, sang pemilik produsen mobil sport, Ferrari, penguasa industr mobil balap yang mengatakan mobil produksi Ford adalah mobil sampah.

Demi mencapai targetnya Shelby pun merekrut pebalap urakan, Ken Miles (Christian Bale) yang tidak hanya mahir membalap, tapi juga handal dalam merancang mobil balapnya sendiri. Sikap urakan Miles yang hanya bisa dijinakkan oleh Shelby rupanya memancing amarah dari anak buah Ford, Leo Beebe (Josh Lucas). Leo mengerahkan segala upayanya untuk menjatuhkan kredibilitas Miles dengan bermacam alasan agar Miles tidak dapat membalap mewakili Ford. Tanpa mempedulikan Beebe dan para eksekutif berdasi lainnya, Miles dan Shelby fokus merancang mobil dan menargetkan Le Mans 24 Jam sebagai pembuktian keahlian keduanya dalam memproduksi mobil balap hebat agar Ford dapat menyaingi Ferrari.

film Ford v Ferrari

Ulasan

Menonton film Ford v Ferrari yang sudah penulis antisipasi sejak bulan april saat cuplikan adegannya diputar di CinemaCon, Las Vegas, dan mendapat sambutan meriah dari para pegiat sinema dunia kala itu membuat ekspektasi penulis cukup tinggi terhadap film ini. Apalagi mengingat nama besar James Mangold (Logan, 3: 10 to Yuma) yang beberapa film terakhirnya selalu berkualitas di atas rata-rata serta kehadiran dua aktor besar dalam sosok Christian Bale (The Dark Knight, The Fighter) dan Matt Damon (The Martian, Jason Bourne) yang memerankan dua orang tokoh bersejarah di dunia otomotif.

Ekspektasi yang terpenuhi, bahkan jauh melebihi perkiraan penulis, durasi film yang mencapai 2 jam 32 menit ini tidak terasa panjang sama sekali karena sejak detik pertama sampai ujung credit title, Mangold bersama para penulis naskah Jez Butterworth (Spectre, Edge of Tomorrow), John Henry Butterworth (Fair Game, Edge of Tomorrow) dan Jason Keller (Machine Gun Preacher, Escape Plan) sukses menjaga plot dengan alur yang padat dan penuh intensitas.

Film juga memiliki keunggulan dengan dinamika hubungan antar karakter utamanya serta karakterisasinya yang menarik. Shelby yang tenang tapi penuh strategi, Miles yang urakan, ceplas-ceplos dengan logat british yang kental, juga Henry Ford II yang tegas dan kaku, plus karakter-karakter lain yang mewarnai film ini. Film ini juga mempunyai karakter antagonis yang memang penuh akal bulus jahat, namun masih dipahami tujuannya, yaitu demi kebaikan bersama.

film Ford v Ferrari

Momen-momen yang beresiko membosankan saat merancang mobil dieksekusi sedemikian rupa sehingga tetap menghibur dan bertempo cepat, praktis hanya adegan emosional yang melibatkan pertemuan dengan perusahaan atau adegan di tengah keluarga Miles yang menjadi momen drama yang dimaksimalkan dalam film. Sementara adegan-adegan balapnya dibuat seotentik mungkin dan berlangsung mendebarkan dengan sinematografi Phedon Papamichael (Walk The Line, Nebraska) dan editing lihai oleh Andrew Buckland (Knight and Day, The Wolverine), Michael McCusker (Knight and Day, Logan) dan Dick Westervelt (Logan, Zombieland: Double Tap).

Adegan balap yang kebanyakan dilakoni Bale dalam film ini adalah yang terbaik dari keseluruhan film. Dalam sebuah artikel yang dirilis Variety, terungkap bahwa Mangold sedemikian detail mengeksekusi adegan balap dengan menyeimbangkan adegan di lintasan dengan suasana di dalam mobil sehingga penonton dapat merasakan emosi seakan ikut berkendara di tengah balapan.

Artikel tersebut juga menyebutkan usaha keras dari production designer Francois Audouy (Logan, Dracula Untold) dan tim tata artistik yang disupervisi oleh Chris Farmer (Logan, Man of Steel) untuk menampilkan periode tahun 1960-an dengan otentik melalui riset mendalam, termasuk desain mobilnya yang dibuat seakurat mungkin.

film Ford v Ferrari

Teknis produksi yang apik ini didukung oleh kualitas akting menawan dari para aktor, baik pemeran utama maupun pendukung. Christian Bale yang memerankan Ken Miles sangat mencuri perhatian berkat karakter Miles yang ekspresif dan memiliki lebih banyak momen dramatis. Matt Damon pun tidak mau ketinggalan, meski karakter Shelby kalem, tapi sikapnya saat menghadapi masalah dan strateginya dalam menghadapi birokrasi menjadikannya layak sejajar sebagai co-lead bersama Bale.

Para pemeran pendukung pun cukup mampu memberikan impresi terutama Tracy Letts (Lady Bird, The Big Short) sebagai Henry Ford II yang kehadirannya selalu menakutkan orang sekitarnya. Kehadiran Caitriona Balfe (serial Outlander, Money Monster) dan Noah Jupe (Wonder, A Quiet Place) juga mampu mengimbangi lewat subplot drama keluarga Miles. Josh Lucas (Sweet Home Alabama, Stealth) adalah pemain pendukung yang paling menonjol, namun sayang aktingnya terasa template, sementara Jon Bernthal (serial The Walking Dead, serial The Punisher) sebagai Lee Iacocca kurang dimaksimalkan di film ini.

film Ford v Ferrari

Secara keseluruhan, Ford v Ferrari adalah film yang komplet dengan teknis produksi yang jempolan, kekuatan akting menawan dan naskah padat dalam durasi 2 jam 32 menit yang merangkum kisah persaingan dua perusahaan mobil kelas dunia dalam dunia balap, kerja keras untuk meraih tujuan dan intrik-intrik di dalam perusahaan yang menjadi kendala untuk mencapai target. Belum lagi latar belakang para pebalap yang egois, tidak mau kalah serta bertekad keras yang dimiliki oleh kedua karakter utama dan menjadikan film ini mampu menginspirasi penonton.

Kesimpulan Akhir

Ford v Ferarri hadir mengisahkan peristiwa bersejarah yang melatarbelakangi persaingan dua perusahaan produsen mobil kelas dunia di ajang balap Le Mans 24 Jam tahun 1966. Disutradarai oleh James Mangold yang secara masterful mengarahkan film dengan naskah padat, drama yang menghibur, plus adegan balap mobil yang mendebarkan serta memiliki kualitas akting yang menawan dan teknis produksi apik, film Ford v Ferrari ini tak ayal lagi akan banyak berbicara di ajang Academy Awards nanti. Jangan lewatkan film ini saat tayang di bioskop Indonesia mulai 15 November 2019.

Note: Scroll / gulir ke bawah untuk melihat rating penilaian film

Loading...

Review Film Ford v Ferrari (2019) – Peristiwa Bersejarah Di Dunia Balap Yang Menghibur Dan Menginspirasi
9Overall Score
Reader Rating 2 Votes
9.3