Siapa yang menyangka film kerjasama ketiga bagi aktor sekaligus produser, Mark Wahlberg dengan sutradara Sean Anders pasca film komedi Daddy’s Home dan Daddy’s Home 2 yang konyol malah melahirkan sebuah film keluarga yang hangat dan menyentuh dalam bungkus komedi yang ringan dan super lucu. Aktris yang semakin terasah di genre komedi, Rose Byrne pun sukses menggantikan peran Will Ferrell sebagai tandem terbaru Wahlberg di film yang akan rilis reguler di Indonesia tanggal 25 Januari 2019 ini.

Instant Family dibuka dengan debat antara pasangan Pete (Mark Wahlberg) & Ellie (Rose Byrne) dengan kakak Ellie, Kim (Allyn Rachel) & Russ (Tom Segura) suaminya. Perdebatan sengit yang bermula dari masalah jual beli rumah pun melebar menjadi ke persoalan rumah tangga berkaitan dengan persaingan siapa yang lebih dahulu dan lebih pantas memiliki anak. Akhir perdebatan pun menghasilkan Ellie dan Pete yang merasa tersindir dan sepakat untuk mengadopsi anak daripada membesarkan anak sejak bayi di saat umur mereka yang sudah mendekati usia 40 tahun.

Loading...

Proses birokrasi untuk melakukan adopsi pun mereka lalui bersama dengan bimbingan 2 orang mentor, Karen (Octavia Spencer) dan Sharon (Tig Notaro). Bersama beberapa pasangan lain mereka pun mengikuti kelas wajib para calon orang tua adopsi sampai tiba saatnya untuk memilih anak adopsi, Di momen tersebut, Pete dan Ellie tergerak hatinya untuk mengadopsi Lizzy (Isabela Moner), remaja aktif usia 15 tahun yang menarik perhatian mereka. Sayangnya, langkah untuk mengadopsi Lizzy tidak mudah karena Lizzy memiliki dua orang adik Juan (Gustavo Quiroz) yang penakut dan Lita (Julianna Gamiz) yang lucu namun sering tantrum. Kadung sudah memilih Lizzy, Pete & Ellie pun terpaksa melakukan proses berikutnya untuk menjadi orang tua angkat sementara untuk Lizzy, Juan dan Lita sebelum tiba waktunya pengadilan memutuskan kelayakan Pete & Ellie untuk menjadi orang tua adopsi yang resmi.

Ulasan

Sinopsis di atas merupakan kisah yang sederhana, namun di balik kesederhanaan dan berbagai isian komedi dialog, situasi, fisik dan slapstick-nya, film ini di luar dugaan mampu menghadirkan kisah drama keluarga yang hangat dan menyentuh di beberapa adegannya. Dibuka dengan pernyataan bahwa jumlah anak-anak yatim piatu, anak-anak yang ditelantarkan orang tua, anak-anak para narapidana, dan lain-lain disampaikan secara gamblang dalam bentuk data aktual di dalam film ini. Sesuai dengan penyematan tajuk “diilhami dari kisah nyata” yang dimiliki oleh film ini.

John Morris dan Sean Anders cukup lihai menuliskan naskah dengan kisah yang cukup gelap ini dengan balutan komedi ringan dengan lingkup keluarga Pete & Ellie ini. Film tidak pernah terasa membosankan dengan lontaran lelucon antara para karakter, kelucuan tingkah polah Lita yang lucu dan Juan yang bikin gemas, serta konflik-konflik yang timbul antara Pete & Ellie melawan Lizzy yang masih dalam kondisi labil.

Dari sisi teknis produksi tidak ada yang istimewa, kecuali dari sisi presisi lontaran lelucon, punchline dan momen-momen komedi yang matang dan efektif memancing tawa. Banyak momen-momen, kecil maupun besar di dalam film yang lucu dan sangat berpotensi menghasilkan tawa penonton. Para aktor dalam film ini bermain sangat baik dengan kredit lebih disematkan pada Wahlberg, Byrne dan Moner yang konsisten menjaga tensi dan emosi sepanjang durasi film.

Sutradara Sean Anders yang sepertinya cukup ahli di genre komedi sukses memaksimalkan potensi di dalam naskah sehingga film bisa tampil ringan namun segar, sangat lucu dan juga mampu menyentuh dan menghangatkan hati tanpa perlu mengekspos penderitaan para anak yatim, dll. Meskipun ada satu dua adegan yang sedikit garing dan basi tapi sama sekali tidak mengurangi keasyikan film ini dalam menggulirkan plot dan menghibur penontonnya.

Kesimpulan Akhir

Apabila anda menikmati film Keluarga Cemara yang  rilis awal tahun 2019 ini, ada baiknya juga menyaksikan film Instant Family. Dengan semangat yang sama, berkaitan dengan kebersamaan dan kehangatan kehidupan keluarga, film ini menunjukkan tajinya sebagai film komedi yang sarat pesan moral dan nilai-nilai sosial yang lebih baik dari film dengan genre sejenis. Anda akan tertawa, tersentuh hatinya, tertawa lagi, lalu terenyuh dan (berpotensi) meneteskan air mata setelah film usai. Tidak berlebihan rasanya bagi saya untuk menyematkan film ini sebagai salah satu film komedi keluarga terbaik yang pernah saya tonton.

Loading...

Review Film Instant Family (2018) - Film Keluarga Yang Hangat Dan Menyentuh Dalam Balutan Komedi
9Overall Score
Reader Rating 2 Votes
9.1