Keraguan dan skeptisme sempat muncul di dalam benak sebelum menonton film ini dikarenakan ketidakhadiran Donnie Yen di dalam barisan aktornya. Dari seri Ip Man terdahulunya film ini hanya menyisakan Max Zhang yang kini menjadi aktor utama dan penata/sutradara laga, Yuen Woo Ping yang naik pangkat menjadi sutradara. Dengan penambahan aktor-aktor pendukung yang memiliki nama besar dan tempo film yang cepat dan cenderung tanpa basa-basi, film ini sukses menyuguhkan hiburan yang berkualitas tinggi untuk menyemarakkan liburan akhir tahun anda.

Film ini merupakan kelanjutan kisah dari seorang guru Wing Chun bernama Cheung Tin-chi (Max Zhang) yang mundur dari jabatannya pasca kekalahannya dari Ip Man (Donnie Yen) di awal film Ip Man 3. Hidup mengasingkan diri di kota lain dengan membuka toko kelontong bersama sang putera, ia tak sengaja bersinggungan dengan gangster penguasa kota pimpinan Tso Sai Kit (Kevin Cheng). Padahal ia hanya berusaha melindungi Julia (Yan Liu) dan Nana (Chrissie Chau) dari kejaran gangster pengedar opium tersebutKonflik itu tak pelak membuat hidup Tin-chi menjadi tak aman lagi dan mengakibatkan toko kelontongnya dibakar para gangster dan melukai puteranya.

Loading...

Di tengah kejaran para gangster, Julia datang menawarkan bantuan dan menampung Tin-chi di bar milik adiknya, Fu (Xing Fu). Masalah baru pun timbul manakala Tin Chi didatangi oleh pimpinan organisasi gangster kakak dari Sai Kit, Tso Nga Kwan (Michelle Yeoh) yang menawarkan perjanjian damai atas kelakuan adiknya.

Nga Kwan memang sedang berusaha keras memulihkan nama baik organisasinya dari bisnis di dunia hitam. Berbagai usaha pun ia lakukan, termasuk menjadi donatur event penggalangan dan amal di restoran milik Owen Davidson (Dave Bautista). Tetapi kelakuan adiknya yang masih mendendam pada Tin-chi dan mengedarkan opium secara masif, bahkan menjebak Fu sebagai pengedar opium membuat perdamaian yang diharapkan sirna. Konflik pun semakin memuncak, dan kali ini melibatkan Tin-chi bersama Fu melawan Nga Kwan dan Sai Kit. Dengan diperkeruh dengan kinerja buruk para polisi korup yang dibayar oleh pihak kartel besar pemasok opium, pertarungan seru pun tersaji di akhir film.

Ulasan

Menyandang judul Master Z: Ip Man Legacy tidaklah mudah, dikarenakan membawa nama besar franchise Ip Man lengkap dengan ilmu bela diri Wing Chun-nya yang kerap dijadikan komoditas bagi para filmmaker Tiongkok untuk mendulang laba. Ekspektasi cukup besar diemban oleh film spin-off atau kisah lepas dari Ip Man franchise versi Donnie Yen ini. Hasilnya, secara kualitas produksi dan penceritaan film ini sama sekali tidak mengecewakan dan pantas disandingkan dengan ketiga film lainnya.

Naskah karya Tai-lee Chan dan Edmond Wong dalam film ini memang tidak istimewa dan cenderung berada di bawah bayangan tata laga yang sangat indah sekaligus brutal. Didukung dengan tata suara yang apik, film ini akan sangat mengesankan apabila disaksikan di bioskop yang mendukung dolby atmos. Sinematografi karya David Fu dan Seppe van Greiken film ini pun sangat baik menangkap detil gerakan pada setiap adegan pertarungan. Pengarahan Yuen Woo Ping sangat istimewa dalam film ini walau ada kekurangan dari karakter antagonis yang satu dimensi, tidak maksimalnya seorang karakter pembunuh bayaran yang sepertinya disiapkan untuk sekuel, serta penggunaan kabel sling yang terlihat kurang natural pada sebuah adegan perkelahian.

Dari sisi akting, penampilan Max Zhang agak sedikit kaku, momen emosional tidak mampu ia manfaatkan dengan baik untuk menunjukkan performa aktingnya. Namun untuk adegan aksinya tidak usah diragukan lagi, gila! Sementara itu, Michelle Yeoh dan Dave Bautista jadi yang paling menonjol di film ini. Tidak terkejut sama sekali pada Yeoh, namun Bautista menunjukkan tajinya dalam berakting memerankan sosok pemilik restoran sekaligus dermawan dalam film ini. Keduanya juga menampilkan aksi perkelahian yang luar biasa bagus. Sungguh mengejutkan bagi Yeoh yang sudah paruh baya namun masih lincah dan Bautista yang tidak kalah lincah dengan tubuh besar dan gaya pertarungan gulat khasnya.

Kesimpulan Akhir

Untuk membuat sebuah film aksi laga Kung Fu yang bagus memang tidak semata-mata hanya dengan menampilkan adegan pertarungan yang bagus. Diperlukan keterikatan emosional antara penonton dan para karakter utama di film untuk mendapatkan sajian film yang menghibur dan berkualitas. Film Master Z: The Ip Man Legacy menawarkan itu. Kendati dramatisasinya bisa dibilang sedikit berlebihan, namun secara umum  sukses memancing emosi dan menciptakan rasa puas saat jagoan menghajar karakter antagonis. Ini memang formula film mainstream yang memancing munculnya histeria penonton.

Dengan sutradara dan para aktor kawakan dan berpengalaman, naskah padat tanpa basa-basi, serta tim penata laga yang mampu menyuguhkan koreografi pertarungan yang segar dan brutal, film Master Z: The Ip Man Legacy menjelma menjadi salah satu film aksi laga terbaik tahun 2018.

 

Loading...

Review Film Master Z: The Ip Man Legacy (2018) - Film Laga Yang Emosional, Brutal Dan Tanpa Basa-Basi
8Overall Score
Reader Rating 8 Votes
7.9