Marie Antoinette Riana Graharani merupakan seorang pesulap dengan nama panggung Sacred Riana yang namanya melejit berkat kemenangannya di Asia’s Got Talent 2017. Sebelum berkiprah di ajang pencarian bakat terbesar di Asia itu oleh stasiun TV AXN, nama Sacred Riana mulai mencuat sejak dia mengikuti ajang pencarian bakat pesulap The Next Mentalist di tahun 2014 yang di mana dia berhasil menjadi runner-up. Kiprahnya tidak hanya sebatas level Asia saja, tetapi juga sudah level Internasional berkat kiprahnya di ajang America’s Got Talent.

Seakan mengambil segala ketenaran itu, maka karakter Sacred Riana pun dibuatkan filmnya berjudul The Sacred Riana: Beginning dengan sutradara Billy Christian (Petak Umpet Minako, Tuyul, Rumah Malaikat) yang juga menulis naskahnya bersama Andy Oesman. The Sacred Riana: Beginning telah tayang sejak 14 Maret 2019.

Masa kecil dari Riana (The Sacred Riana) dipenuhi dengan segala kesedihan dan perundungan, teman-teman sekolahnya mengata-ngatai dia aneh, ayah (Prabu Revolusi) dan ibunya (Citra Prima) tidak peduli terhadapnya dan lebih fokus kepada pekerjaannya mengurus rumah duka. Kesedihan semakin menjadi saat rumah mereka terbakar habis sehingga menyebabkan Riana dan kedua orang tuanya harus mengungsi ke rumah om Johan (Willem Bevers).

Loading...

Rumah om Johan dipenuhi segala barang antik dan menyeramkan, ada suatu kamar yang tidak boleh dibuka karena di dalam sana menyimpan banyak roh jahat. Suatu ketika karena kecelakaan pesawat, om Johan meninggal dunia dan mewariskan segala isi rumahnya kepada ayah dari Riana. Sejak saat itu Riana dan keluarganya menetap permanen di rumah itu.

Beranjak dewasa, Riana menjadi pribadi yang makin diam dan sering mengurung diri di dalam kamar. Bu Klara (Aura Kasih) guru BP dari sekolahnya, mendatangi rumah Riana karena Riana sudah lama tidak masuk sekolah. Dia menyarankan Riana direhabilitasi ke tempat anak-anak indigo, namun musibah mendatangi orangtua dari Riana dan menyebabkan rencana ini ditunda sehingga Bu Klara membawa beberapa anak indigo yaitu Hendro (Ken Anggrean), Lusi (Agatha Chelsea) dan Anggi (Ciara Nadine) ke rumah Riana untuk membantunya dapat bersosialisasi dengan teman-teman indigo lainnya.

Dalam The Sacred Riana: Beginning ini juga turut menceritakan mengapa Riana selalu membawa boneka Riani dan juga mengapa kepala Riana seringkali menoleh dengan sendirinya.

Review:

Cerita anak indigo yang datang untuk menemui Sacred Riana sebenarnya cukup menarik. Namun sayangnya jarang sekali ada interaksi antara Hendro, Lusi, Anggi kepada Riana. Kebanyakan interaksi ada diantara Hendro, Lusi dan Anggi saja, itupun tidak menarik, apalagi segala gombalan Lusi kepada Hendro yang banyak sekali miss-nya dan tidak lucu itu. Hal yang menarik hanya Anggi saja dengan segala keimutannya dan kepolosannya itu yang diperankan dengan baik oleh Ciara Nadine.

Seperti film Billy Christian lainnya, dari segi konsep, premis dan tata artistik sebenarnya cukup bagus, namun lagi-lagi eksekusinya tidak maksimal, belum lagi berbagai blunder / goof yang terjadi sepanjang film. Pada awal film saja terlihat saat ibu dari Riana yang sedang merias mayat nenek, padahal terlihat jelas nenek tersebut masih bernafas, saya sempat kebingungan apakah itu nenek dari Riana yang telah sakit atau bukan, namun adegan selanjutnya menjelaskan kalau memang itu merupakan mayat.

Kemudian saat adegan gelas pecah, bisa jadi karena keterbatasan teknologi atau kealpaan, saat adegan ini, tidak ada reaksi sama sekali dari salah satu aktornya. Paling fatal adalah adegan-adegan akhir film di suatu karnaval yang tidak koheren, editannya sungguh buruk, tiba-tiba saja para pemain berada di suatu tempat, lalu melompat ke tempat lain, kemudian ada saat aktor dan aktrisnya melalukan sesuatu tetapi dipotong dengan kasarnya. Tidak tahu apakah mungkin karena keterbatasan stok adegan film atau alasan apa bisa terjadi hal-hal seperti itu.

Beberapa kesalahan kecil, namun cukup menggangu adalah saat Ibu Klara menghipnotis Riana, namun sudut pandangnya menjadi tidak jelas karena penonton merasa kalau yang terkena hipnotis adalah ibu Klara. Kemudian lagi ada suatu momen efek musik menggelegar dan menghentak untuk membangun suasana saat hantu keluar menakuti penonton yang tidak tepat, musiknya keluar duluan sebelum hantunya muncul, penonton menjadi mencari-cari “mana hantunya ya?” karena dalam layar tidak terjadi apa-apa, timing-nya sungguh tidak pas. Hal lain yang menggangu adalah dalam salah satu adegan, penggunaan voice over yang tidak perlu, seakan penonton tidak bisa membaca tulisan yang terdapat pada buku.

Terdapat beberapa karakter horror di film dalam balutan kostum era kolonial Belanda, seperti Bava Gogh yang merupakan seperti perpaduan gigi tajam nan hitam dari Pennywise di film It dan karakter Joker di film Batman, hantu wanita tanpa kepala, hantu wanita bergaun hitam, hantu anak perempuan kecil hingga hantu seperti anak kecil di film Sadako. Berbagai karakternya itu cukup menarik dengan segala kostum dan make up yang juga digarap dengan baik.

The Sacred Riana: Beginning merupakan film tentang Sacred Riana, tapi fatalnya dalam beberapa adegan yang cukup panjang dan penting, Sacred Riana tidak ada, karakternya seperti dilupakan begitu saja. Paling fatal lainnya tentu adegan-adegan akhir film yang tiba-tiba saja berada di suatu karnaval sirkus dengan taman bermain seperti Dufan, tidak jelas mengapa latarnya harus ada di sana.

Kesimpulan Akhir Review:

Segi artistiknya mengingatkan dengan fantasi horor dari Guillermo del Toro ataupun Tim Burton, gubahan musiknya dari Andi Rianto khususnya musik-musik klasiknya cukup merdu dan membangun suasana, sinematografinya termasuk jempolan dengan segala permainan cahayanya itu. Namun sayang sekali penyutradaraan dan naskahnya lemah, apalagi menjelang akhir film yang berantakan dan banyak hal-hal yang tidak perlu itu. Belum lagi masalah alur cerita film yang terlalu lambat dan durasi yang terlalu panjang.

Loading...

Review Film The Sacred Riana: Beginning (2019) - Kisah Awal Mula Pertemuan Sacred Riana dan Boneka Riani
5Overall Score
Reader Rating 4 Votes
6.5