Manis, Lucu dan Menghibur!
7Overall Score
Reader Rating 0 Votes
0.0

Men Are from Mars, Women Are from Venus merupakan sebuah buku dari John Gray yang sukses luar biasa sehingga terjual 50 juta kopi di seluruh dunia. Pria dan wanita diibaratkan berasal dari 2 planet yang berbeda karena berbeda pola pikir di banyak hal. Buku dari John Gray ini bertujuan untuk memperbaiki komunikasi antara pria dan wanita dan mendapatkan hubungan yang sehat.

Film Mars Met Venus yang dibagi menjadi 2 film ini Part Cewe dan Part Cowo bisa dikatakan terinspirasi dari buku tersebut. Kisah Part Cewe bermula dari Kelvin (Ge Pamungkas) dan Mila (Pamela Bowie) sudah bertahun-tahun pacaran dan mereka merencanakan untuk menikah. Sebelum itu mereka membuat semacam vlog (video blog) untuk mengingat kembali perjalanan cinta mereka dimulai dari mereka pertama kali bertemu di bangku SMA. Ternyata dari proses pembuatan vlog tersebut malah membuka perbedaan-perbedaan yang selama ini mereka tidak sadari dan membuat hubungan mereka menjadi terancam.

Mars Met Venus (Part Cewe) ini memberikan sudut pandang cewek (Mila) dalam hubungannya dengan Kelvin. Bagaimana Mila sering curhat kepada teman-temannya kalau ternyata Kelvin tidak seperti yang dia kenal sebelumnya dan menjadi semakin takut melanjutkan hubungannya karena temannya Icha (Ria Ricis) yang pesimis terhadap Kelvin dan Malia (Rani Ramadhany) yang lebih optimis dan berpikiran positif. Icha dan Malia seringkali bersikap bertolak belakang dan baiknya memberikan sebuah keseimbangan.

Loading...

3 4

Mila digambarkan sebagai sosok cewek yang ingin selalu benar dan Kelvin adalah gambaran cowok yang selalu salah, seperti halnya “peraturan” yang tidak tertulis “cewek selalu benar, cowok selalu salah”. Kejadian ini terus menerus terjadi pada 5 babak vlog yang bergulir. 4 vlog pertama lebih sering berisi kelucuan, vlog terakhir berisi momen dramatis. Kelucuan-kelucuan dari peraturan diatas langsung diperlihatkan di awal film dengan teknik split screen antara Kelvin dan Mila. Tipikal cowok yang tidak membutuhkan waktu lama untuk mempersiapkan sebelum pergi, sementara cewek membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk mandi, berdandan, memilih pakaian, dsb. Mengakibatkan Kelvin harus menunggu lama Mila hingga 1 jam lebih. Saat Kelvin mengkonfrontir, Mila mengatakan mempersiapkan lama demi Kelvin dan terjadilah percakapan yang menegaskan peraturan diatas tadi. Momen kocak lainnya saat ada seorang cewek yang bertubuh indah dan menggunakan baju yang tergolong seksi, momen itu juga menimbulkan tawa yang berkepanjangan. Belum lagi saat gudeg buatan Mila yang sebenarnya tidak enak, tetapi Kelvin berusaha untuk “berbohong demi kebaikan”. Momen terlucu tentu ada di saat Sate Padang yang menggangu Kelvin untuk “menembak” Mila. Timing dan ekspresi dari Ge Pamungkas sangat pas pada momen ini. Dapat dikatakan 4 vlog pertama sangat menghibur dan terasa natural. Karakter Kelvin dan Mila terasa dekat bagi kita karena kebanyakan konflik-konfliknya dapat kita temui saat kita sedang PDKT maupun pacaran. Pujian terbesar dapat diberikan kepada Nataya Bagya sebagai penulis naskahnya, sehingga dapat membuat karakter mereka menjadi believable.

Ge Pamungkas dan Pamela Bowie berperan dengan sangat baik dalam menghidupkan karakter mereka. Chemistry mereka membuat penonton percaya mereka adalah pasangan yang sebentar lagi akan bertunangan dan menikah. Ge Pamungkas seringkali memberikan sebuah punch-line humor yang lucu, timing komedi yang pas dan tentu saja ekspresi dan perilaku malu-malu dan ucapan yang terbata-bata saat melakukan PDKT kepada Mila disaat masa-masa SMA yang cukup menjiwai. Momen flashback masa SMA tersebut merupakan momen termanis pada film ini. Apalagi akting yang juga sangat bagus dari Pamela Bowie, dimana dia seperti jual mahal dan kebingungan kenapa Kelvin tidak berani mendekatinya. Pun begitu saat Pamela Bowie berakting dalam memperlihatkan kasih sayang dan cintanya kepada Kelvin pada sepanjang film ini. Ya, Pamela Bowie selama ini tidak pernah mengecewakan dari berbagai film-film yang dibintanginya, khususnya di Winter In Tokyo dan Melbourne Rewind.

2 1

Membuat sebuah film dari beberapa sudut pandang tentu bukan hal yang baru, sebut saja film Pulp Fiction, The Handmaiden dan Vantage Point yang terlebih dahulu memperlihatkannya. Tetapi membaginya menjadi 2 film, menjadi sesuatu yang unik dan sepengetahuan saya menjadi film pertama yang melakukannya. Keunikan ini menjadi kelemahannya, bagaimana bagian akhir yang seharusnya dapat menyentuh hati penontonnya, tidak terlalu terasa karena ada beberapa plot hole yang menggangu yang seharusnya dapat terjawab di Mars Met Venus (Part Cowo) yang akan tayang pada 3 Agustus 2017. Keputusan untuk memberikan penyelesaian akhir di Mars Met Venus (Part Cewe) pun menambah tantangan filmmakernya karena penonton yang akan menonton Mars Met Venus (Part Cowo) tentu sudah mengetahui apa yang terjadi dengan nasib dari kedua tokoh ini. Bisa jadi Mars Met Venus (Part Cowo) akan minim kejutan.

Final Verdict:

Manis, lucu dan menghibur! Mars Met Venus (Part Cewe) Menampilkan sisi komedi yang sangat kocak berkat chemistry yang kuat antara Ge Pamungkas dan Pamela Bowie. Mereka berdua juga berakting dengan lepas dan jenaka. Sayangnya sisi dramanya terasa sangat kurang, bisa jadi karena beberapa plot hole yang menganga karena film ini dibagi menjadi 2 film dan terasa seperti bukan film yang utuh. Kita lihat saja nanti pada 3 Agustus 2017 dimana Mars Met Venus (Part Cowo) akan rilis, apakah keputusan membagi menjadi 2 film ini tepat atau tidak?

Photo: MNC Pictures

Loading...