Marvel kembali menghasilkan film superhero yang seru dan menghibur walaupun terasa hampa seusai menontonnya
7Overall Score
Reader Rating 4 Votes
9.1

Thor adalah salah satu superhero anggota The Avengers milik Marvel Comics yang populer dan merupakan hasil karya Stan Lee, Larry Lieber dan Jack Kirby. Pertama kali muncul di komik Journey Into Mystery #83 pada tahun 1962, nama Thor yang diangkat dari legenda Norse semakin populer memasuki media televisi dan film. Hingga pada akhir tahun 2017 ini film solo ketiganya dirilis dan menjadi bagian dari Fase ke-3 Marvel Cinematic Universe (MCU) dalam menyambut kehadiran film The Avengers: Infinity War pertengahan 2018 nanti.

Film berlangsung 2 tahun pasca kejadian di film The Avengers: Age of Ultron, dimana Sang Dewa Petir, Thor (Chris Hemsworth) sudah kembali bertugas menjaga keseimbangan di Nine Realms dengan menjinakkan Surtur, makhluk ganas yang diramal akan menghancurkan Asgard, planet tempat Thor tinggal. Sekembalinya ke Asgard, Thor mendapati bahwa sang Ayah, Odin (Anthony Hopkins), mengabaikan warganya. Tugas untuk mengawasi dan menjaga Nine Realms pun tidak dilakukan Odin. Thor dan Loki (Tom Hiddleston) yang berusaha mencari tahu penyebabnya malah menemukan kenyataan pahit bahwa Hela (Cate Blanchett), Dewa Kematian yang selama ini dikurung oleh Odin akan datang mengancam kehancuran Asgard dan Nine Realms.

Di awal pertempuran melawan Hela, Thor malah terdampar di sebuah planet bernama Sakaar, sebuah planet asing dan barbar pimpinan Grandmaster (Jeff Goldblum) yang memiliki tradisi pertarungan brutal ala gladiator. Setelah ditangkap dan dijual ke Grandmaster oleh Scrapper 142 (Tessa Thompson), Thor menyadari bahwa dirinya harus bertarung dan mengalahkan sang juara bertahan untuk dapat keluar dari Sakaar dan menyelamatkan Asgard. Tugas berat tersebut menjadi ringan saat Thor mengetahui sang juara bertahan adalah temannya sesama anggota Avengers, Hulk (Mark Rufallo). Namun Hulk bukanlah sosok yang dahulu ia kenal. Thor pun mengalami kesulitan untuk bisa keluar dari Sakaar yang mengakibatkan semakin terancamnya Asgard dari teror Hela.

Loading...

TR2TR5

Film ke-17 dari Marvel Cinematic Universe besutan Marvel Studios ini merupakan kisah solo ketiga dari sosok Thor. Pendekatan berbeda dari dua film sebelumnya dilakukan oleh film ini dengan memakai jasa seorang sutradara asal New Zealand bernama Taika Waititi (Eagle vs. Shark, What We Do In The Shadows). Spesialisasi Waititi di dalam menggarap film komedi memberikan warna berbeda di sepanjang film Thor: Ragnarok.  Unsur Shakespearean yang kental dan khas seakan hilang di film ini, digantikan oleh bertaburannya komedi canggung ala Waititi. Menyenangkan memang, tapi agaknya akan membuat sebagian penonton bingung dan tidak terbiasa dengan jalan yang ditempuh Marvel dalam menggarap film Thor ini.

Barisan pemain yang masih dipertahankan sejak film Thor (2011) bermain sangat baik menghadapi perubahan style dan tone komedi di film ini. Anthony Hopkins dan Idris Elba masih menggunakan gaya yang sama, tidak ada perubahan karakter berarti. Tambahan karakter inti dengan Cate Blanchett dan Tessa Thompson, plus Karl Urban sebagai Skurge memberikan warna tersendiri. Blanchett mampu memberikan aura teror yang kelam dan sadis melalui gestur dan wajah bengis Hela, bisa dibilang sosok Hela adalah salah satu villain terbaik milik Marvel memiliki backstory lengkap, sekaligus yang paling kejam. Namun kredit lebih pantas disematkan kepada Tessa Thompson, perannya sebagai seorang pemburu para petarung yang memiliki masa lalu kelam sangat mencuri perhatian. Perubahan karakternya sangat menarik dikisahkan dan mampu dibawakan dengan baik. Ada sedikit kekurangan eksposisi pada sosok Hulk yang membuat penulis mengernyitkan dahi. Ini karena mendadak Hulk mampu berdialog, tanpa adanya penjelasan penyebabnya. Namun Hulk cukup dimaksimalkan di dalam film, sangat lucu dan menghibur.

TR4TR3

Sebagai film yang menjadi bagian dari Marvel Cinematic Universe, Thor: Ragnarok seakan tidak memberikan pergerakan yang berarti dalam kelanjutan kisah Avengers. Namun, sebuah adegan kunci yang tersirat dan melibatkan Loki dengan sebuah infinity stone nampaknya bisa menjadi petunjuk yang berkaitan dengan The Avengers: Infinity War nanti. Urgensi sepanjang Thor berada di Sakaar kurang diperlihatkan. Thor terkesan santai menghadapi masalah, padahal Hela sudah tiba dan mengancam Asgard. Walaupun sudah ada Heimdall (Idris Elba) yang mengungsikan warga Asgard, tapi sikap santai Thor yang ditampilkan lewat adegan komedi yang dimunculkan sepanjang film membuat penonton sulit berempati terhadap Asgard yang berada di ambang kehancuran.

Final Verdict

Masih dengan kualitas teknis yang sama, ditambah pembaruan dari departemen musik yang tampil keren dan sangat mengasyikkan. Thor: Ragnarok masih menampilkan hiburan dan kesenangan yang setara dengan film-film MCU lainnya. Lewat skrip yang mengedepankan pendekatan komedi, Marvel mengambil resiko besar dan kendati mampu tampil menghibur namun mengorbankan empati penonton terhadap masalah besar yang dihadapi karakternya. Hal tersebut dilakukan demi memancing tawa dan menghibur penonton. Sebuah hiburan sempurna memang, tapi terasa hampa sekeluarnya dari bioskop.

 

 

Loading...