Baru sempat nulis dan nonton lagi, akhir-akhir ini banyak kegiatan, salah satunya karena movie blog yang masih dalam tahap development. Kali ini gw menonton Train to Busan yang gw anggep sebagai salah satu film zombie paling powerful, menyentuh dan menegangkan sekaligus memiliki pesan sosial yang kuat.

Kebanyakan orang mengidentikan Korea dengan K-Pop maupun drama Korea yang mendayu-dayu dan menguras air mata. Tetapi dibalik itu semua, film-film Korea tidak kalah menarik untuk disimak. Berikut ini beberapa film Korea favorit gw:

The Thieves: Sebuah film drama – action pencurian yang sangat lengkap, baik sebagai hiburan, akting para pemainnya, penyutradaraan hingga scriptnya sungguh sempurna. Sampai saat ini menjadi film pencurian yang paling gw suka.

Loading...

My Sassy Girl: Ending film ini sangat manis dan sungguh twist yang mengejutkan. Penampilan yang sangat baik dari Tae-hyun Cha dan Ji-hyun Jun.

Snowpiercer: Penyutradaraan yang masterclass dari Bong Joon-ho. Sebuah sci-fi yang penuh dengan visual-visual stylish yang mencengangkan sekaligus bizzare in a good way (aneh) sekaligus tersimpan sebuah sindiran sosial.

Miracle on Cell no 7: Sebuah film yang paling mengharukan yang pernah gw tonton. Bagaimana besarnya cinta kasih seorang ayah kepada anaknya yang tak terhingga dengan penampilan yang memukau dari berbagai para aktor/aktrisnya khususnya Seung-ryong Ryu yang berperan sebagai seorang ayah.

Oke, kembali ke filmnya. Train to Busan menjadi sebuah film zombie yang cukup berbeda, tidak hanya menegangkan tetapi memiliki sebuah drama tentang keluarga dan kehidupan bersosial yang memberikan pelajaran moral di dalamnya. Bagaimana seorang manusia sedemikian egoisnya dan paranoidnya sehingga menghalalkan berbagai cara untuk menyelamatkan dirinya. Selain itu sebuah pelajaran mengenai siapa yang lebih dahulu kau tolong? diri sendiri ataupun orang lain?

Karakter-karakter yang ada banyak dari lintas generasi, believable (masuk akal) dan tidak berlebihan. Mulai dari ayah dan anak yang hubungannya tidak baik karena sudah bercerai dan ayah yang workaholic, pasangan suami istri yang istrinya sedang mengandung, remaja yang sedang kasmaran, seorang petinggi di perusahaan kereta, hingga 2 orang lansia yang sangat berbeda karakternya dan salah satunya masih memiliki pandangan “re-educated” dari Utara.

Puncak film ini berada di pertengahan, agak sedikit “kehabisan bahan bakar” di menjelang ending. Bagi gw agak sedikit antiklimaks saja. Selain itu juga dari segala segi tidak ada sesuatu yang benar-benar luar biasa atau sangat bagus, hanya bagus saja. Namun, Train to Busan tetap menjadi sebuah film dengan penuh ketegangan dan keseruan yang sehebat World War Z dengan sebuah sindiran sosial sekelas “Snowpiercer”.

Loading...

Final Score
Akting yang MenawanCerita yang MenyentuhTensi yang Menegangkan
Bagian akhir film terasa kekurangan bensin
7.8Menegangkan dengan drama keluarga dan kehidupan sosial yang cukup menyentuh
Directing7.5
Story8
Acting8.5
Ending7