Tema rasisme dalam dunia perfilman bukanlah hal yang baru terutama dalam industri perfilman Hollywood. Menggambarkan bagaimana perlakuan tidak pantas yang dilakukan oleh ras lain yang menganggap dirinya lebih superior, film-film tersebut pun kerap berhasil membuat pola pikir seseorang berubah menjadi lebih baik. Tak heran, film dengan tema rasisme pun kerap diakui dan masuk dalam nominasi penghargaan bergengsi termasuk Green Book yang juga merupakan kandidat Film Terbaik untuk Oscar 2019 nanti.

Disutradarai Peter Farrelly, Green Book mengikuti kisah perjalanan tur pianis klasik dan jazz Afrika-Amerika Don Shirley (Mahershala Ali) dan Tony Vallelonga (Viggo Mortenses), pria Italia America yang menjadi supir sekaligus bodyguard untuk Shirley.

Selain Green Book, 10 film terbaik tentang rasisme ini juga wajib kamu tambahkan ke daftar film yang harus kamu tonton. Mau tau apa saja? Simak di bawah ini!

Loading...

1. American History X (1998)

Disutradarai oleh Tony Kaye, American History X mengikuti kisah dua saudara laki-laki dari Venice, Los Angeles yang menjadi terlibat dengan gerakan neo-Nazi. Selama tiga tahun, sang kakak harus menjalani hukuman di penjara untuk pembantaian sukarela, mengubah kepercayaannya, dan mencoba mencegah sang adik untuk jatuh ke lubang yang sama. Diceritakan dengan naratif non-linear, film ini membawakan kisah tentang rasisme yang provokatif. Tak hanya itu, penampilan luar biasa dari Edward Norton dalam film ini pun memberikannya satu nominasi Oscar untuk Aktor Terbaik.

2. To Kill a Mockingbird (1962)

Diadaptasi dari novel pemenang Pulitzer karangan Harper Lee berjudul sama, film ini menceritakan kisah seorang pengacara (Gregory Peck) yang membela seorang pria berkulit hitam yang dituduh melakukan pemerkosaan. Pada saat perilisannya, film ini mendapat respon yang sangat positif yang membuatnya sukses mengumpulkan pendapatan box office 6 kali dari biaya pembuatannya. Tak hanya itu, To Kill a Mockingbird juga memenangkan 3 dari 8 nominasi Oscar yang diterimanya termasuk Aktor Terbaik untuk Peck.

3. A Time to Kill (1996)

Film tentang rasisme yang kembali diangkat dari novel. Kisah yang diadaptasi dari buku berjudul sama karangan John Grisham ini fokus pada cerita seorang ayah (Samuel L. Jackson) yang harus menjalani persidangan setelah membunuh pria yang telah memperkosa putrinya. Dalam sidang tersebut, ia dibela oleh seorang pengacara berkulit putih yang baik hati (Matthew McConaughey). Mengangkat tema yang masih relevan hingga saat ini tentang rasisme, A Time to Kill pun menerima pujian atas jalinan ceritanya yang menarik dan performa kuat dari para bintangnya.

4. 12 Years a Slave (2013)

Selain mengangkat kisah rasisme dari sudut hukum yang selalu merugikan kaum kulit hitam di Amerika Serikat, kisah perbudakan juga disorot dalam film lewat 12 Years a Slave. Film yang merupakan pemenang Film Terbaik pada Oscar 2014 ini diangkat dari memoir Solomon Northup, pria Afrika-Amerika yang lahir bebas dan diculik oleh dua orang penipu untuk dijual menjadi budak. Selain penampilan dari para pemainnya, film yang disuradarai oleh Steve McQueen ini juga dipuji berkat potret kejamnya perbudakan yang ditunjukkan dengan realistis.

5. The Help (2011)

Disutradarai oleh Tate Taylor, The Help merupakan drama sejarah yang diadaptasi dari buku berjudul sama karangan Kathryn Stockett yang mengikuti kisah calon jurnalis Eugenia “Skeeter” Phelan (Emma Stone) yang memutuskan untuk menulis buku berdasarkan sudut pandang dua orang pembantu kulit hitam (Viola Davis dan Octavia Spencer) yang mengalami diskriminasi saat bekerja dengan majikannya yang berkulit putih. Kisahnya tak hanya menghibur namun juga menyentuh yang diperkuat oleh performa bintangnya terutama Davis dan Spencer.

6. Do the Right Thing (1989)


Bergenre drama komedi, Do the Right Thing mengikuti kisah tensi antar ras yang terjadi di lingkungan Brooklyn, yang mana menjadi sebuah tragedi pada suatu hari di musim panas. Disebut sebagai salah satu film terpenting pada tahun 80-an, film yang disutradarai oleh Spike Lee ini menjadi film klasik berkat kisahnya yang berani dan narasinya yang unik untuk sebuah film tentang ras.

7. Django Unchained (2012)

Bagaimana jadinya jika kisah tentang perbudakan dibuat menjadi film aksi yang menegangkan? Itulah yang bisa diharapkan dari film besutan Quentin Tarantino lewat Django Unchained. Dalam film ini, Jamie Foxx berperan sebagai  Django, budak yang melarikan diri dan bekerja sama dengan Dr. King Schultz (Christopher Waltz), dokter gigi yang kini bekerja sebagai pemburu imbalan untuk menyelamatkan sang istri (Kerry Washington). Sama seperti film lain yang ditawarkan Tarantino, film ini tidak berusaha untuk memprovokasi atau bertanya tentang lingkungan sosial yang ada, namun mencoba menghibur dengan fantasi tergelap tentang sesuatu yang hampir tidak mungkin terjadi di dunia nyata.

8. A Schindler’s List (1993)

Rasisme tidak hanya terjadi hanya dari perbedaan warna kulit hitam dan putih, namun juga terjadi kepada kaum Yahudi. Diangkat kehidupan nyata dari Oskar SchindlerSchindler’s List menggambarkan kengerian perburuan Nazi terhadap para Yahudi lewat format gambar hitam putih. Oskar Schindler (Liam Neeson), pemilik pabrik hanya menjaga para pekerjanya tetap aman demi kelangsungan pabrik dan keuangannya. Namun ketika kengerian Nazi di sekelilingnya semakin terungkap dan terbunuhnya seorang gadis berjaket merah — satu-satunya yang berwarna dalam film, ia pun mulai menyelamatkan sebanyak mungkin orang dari kejaran Nazi. Pemenang Film Terbaik Oscar 1994 ini berhasil menyorot bagaimana hati nurani, harapan, dan rasa kemanusiaan timbul pada masa tergelap dari suau kehidupan.

9. Fist of Fury (1972)

Rasisme tidak hanya terjadi di dunia belahan Barat, namun juga Timur. Potret diskriminasi tersebut ditampilkan lewat film yang dibintangi Bruce Lee, Fist of Fury. Mengambil latar kependudukan Jepang di Shanghai, film ini menampilkan bagaimana warga Tiongkok menjadi korban diskriminasi di negerinya sendiri. Dalam film ini Lee berperan sebagai Chen Zhen murid dari Huo Yuan Jian yang berusaha melindungi kehormatan warga Tiongkok dari agresi yang dilancarkan pihak asing dan menuntut keadilan untuk orang-orang yang bertanggung jawab atas kematian gurunya. Menyampaikan pesan yang nasionalis, pada saat pemutarannya di bioskop para penonton pun dikabarkan cukup bangga hinga bersorak pada adegan tertentu.

10. Ngenest (2015)

Walaupun tidak seserius atau segelap film yang diproduksi Hollywood, Indonesia juga memiliki film yang mengangkat tema rasisme lewat Ngenest. Film yang merupakan debut penyutradaraan Ernest Prakasa ini menceritakan pengalaman masa kecil hingga dewasanya yang selalu dibully karena ia lahir sebagai keturunan Tionghoa. Akibat trauma yang menghantuinya tersebut, ia berikrar untuk menikahi perempuan pribumi supaya kelak anaknya tidak mendapat perlakuan yang sama sepertinya.

Loading...