Perbincangan membahas Livi Zheng di media sosial maupun media massa begitu panas dalam sebulan terakhir. Berbagai media pun mulai membahas sosok sutradara tersebut mulai dari karyanya, pengakuan hingga latar belakang keluarganya. Lalu sebenarnya apa yang membuat sosok sutradara muda ini menjadi kontroversi di Indonesia?

Berawal dari Klaim Oscar

livi zheng oscar

Loading...

Kontroversi Livi Zheng mulai menjadi pembicaraan di media sosial pertama kali ketika film rilisannya Bali: Beats of Paradise rilis di Indonesia pada 22 Agustus 2019 lalu. Film yang menceritakan kesenian gamelan Indonesia ini mendapatkan perhatian karena dipromosikan oleh petinggi-petinggi mulai dari Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jendral Tito Karnavian hingga Wakil Presiden, Jusuf Kalla.

Perhatian ini pun mulai membawa publik menelusuri Bali: Beats of Paradise lebih jauh yang membawa ke penemuan bahwa film ini pernah diberitakan masuk seleksi Oscar untuk kategori Best Picture. Hal ini diakui sendiri oleh Livi Zheng.

“Saya senang film Bali: Beats of Paradise masuk seleksi Piala Oscar karena film ini bertema gamelan,” ungkap Livi Zheng sebagaimana dikutip dari Antara.

Ketika pemberitaan itu muncul dan klaim itu dibuat, tidak banyak yang tahu menahu hingga isu ini diangkat dalam tulisan berseri berjudul “Meneliti Livi Zheng” di situs opini Geotimes. Memakai nama samaran Limawati Sudono, sang penulis membahas mengenai pengakuan Livi di masa lampau yang penuh pujian di media massa hingga pembahasan mengenai karyanya.

Tulisan ini semakin viral di dunia maya ketika sineas perfilman Indonesia, Joko Anwar membagikan artikel tersebut dengan cuitan yang berbunyi: “Ini tidak akan terjadi, dan orang-orang seperti ini tidak akan ada, kalau wartawan mau cek dan ricek.”

Langkah Geotimes menulis artikel tentang Livi Zheng pun diikuti oleh beberapa media lain, salah satunya Tirto. Dalam beberapa artikel Tirto bahkan membahas hingga seluk beluk keluarga Livi Zheng. Pembahasan yang terus menerus dilakukan oleh beberapa media ini pun sontak menjadikan Zheng bahan perbincangan di media sosial.

Merasa pemberitaan tersebut tidak akurat dan hanya asumsi, Livi melaporkan kedua media tersebut ke Dewan Pers dan memutuskan bahwa media-media tersebut melanggar Pasal 1 dan 3 Kode Etik Jurnalistik karena menyajikan berita yang tidak akurat, tidak uji informasi, tidak berimbang, dang menghakimi. Media terkait pun harus meminta maaf secara langsung kepada Livi.

Berlanjut ke TV Nasional

Ketika namanya menjadi bahan pembicaraan, Livi Zheng pun mau tak mau menerima publikasi yang semakin besar dari berbagai media termasuk Metro TV. Sutradara Bali: Beats of Paradise tersebut pun diundang dalam acara Q&A – Belaga “Hollywood”. Dalam acara tersebut, Livi dipertemukan dengan sejumlah panelis yang terdiri dari sejumlah orang yang terlibat dalam industri perfilman Indonesia termasuk sutradara Joko Anwar dan John De Rantau.

Pembahasannya tentu tidak lain adalah klaim dua film yang disutradarainya Brush with Danger dan Bali: Beats of Paradise masuk seleksi nominasi Oscar. Dengan membawa kertas hasil cetakan yang membuktikan filmnya memang berhasil masuk seleksi, Livi menegaskan bahwa meskipun semua film bisa ikut, namun hanya ratusan saja yang benar-benar berhasil memenuhi kriteria.

Mengenai klaim tersebut, Joko Anwar pun menyampaikan pendapatnya.

“Saya enggak pernah denger namanya tembus masuk seleksi Oscar, itu enggak ada sebenarnya. Yang ada adalah in contention artinya eligible. Eligible artinya berhak untuk ikut serta Oscar. Eligible artinya memenuhi syarat administrasi, bukan syarat kualitas,” ucapnya.

Lebih lanjut, sutradara Gundala tersebut menambahkan contoh dengan menyebut hal yang sama berlaku untuk Festival Film Indonesia. Film dengan judul “Misteri Kuntilanak Beranak Ngesot Pocong Ketawa Ngakak” pun bisa masuk seleksi FFI jika memenuhi syarat administrasi. Maka dari itu, memenuhi syarat administrasi bukanlah sebuah pencapaian karena bukan menjadi penjamin kualitas suatu film.

Mendengar jawaban tersebut, Livi pun membela diri dengan menyebut untuk diseleksi masuk Oscar bukanlah hal yang mudah dan tidak semua film dapat melakukan hal yang sama. Untuk diputar di bioskop Amerika Serikat, persaingannya cukup ketat.

“In contention itu kan artinya bersaing untuk ajang Oscar dan itu enggak semua film. Untuk masuk bioskop Amerika saja utu enggak gampang. Dan di Amerika saja, tapi seluruh dunia,” ujarnya.

Setelah perdebatan ini tayang, nama Livi Zheng menjadi trending topic di Twitter. Komentar warganet pun beragam mulai dari takjub pada kepercayaan diri Livi, menganggap Livi terlalu sering mengulangi bagaimana ia dipekerjakan oleh Disney dan merupakan junior George Lucas (sutradara Star Wars), hingga mengecam Metro TV yang menjadikan acara tersebut panggung sekaligus alat untuk mencerca Livi.

Klaim Livi Zheng: Benar atau Salah?

profil livi zheng

Klaim Livi Zheng mengenai filmnya masuk ke seleksi nominasi Oscar sebenarnya tidak salah sepenuhnya. Kedua filmnya, Brush with Danger maupun Bali: Beats of Paradise memang “eligible” atau berhak untuk mengikuti seleksi karena berhasil memenuhi syarat administrasi yaitu tayang setidaknya tujuh hari di bioskop Los Angeles County dan memiliki durasi lebih dari 40 menit. Pernyataan bahwa dirinya diundang dan bekerja untuk Disney pun tidak salah. Livi memang dikonfirmasi telah ditunjuk menjadi salah satu konsultan Asia Tenggara untuk film terbaru Disney yang berjudul Raya and the Last Dragon. Hanya saja, baik media massa maupun masyarakat harus lebih teliti lagi dalam menerima segala pemberitaan yang masuk di tengah arus informasi yang serba cepat ini.

Loading...