Livi Zheng merupakan sosok sutradara muda yang menjadi bahan pembicaraan panas dalam beberapa waktu terakhir. Sosok ini menjadi kontroversial karena mengklaim bahwa dua film yang digarapnya, Brush with Danger dan Bali: Beats of Paradise masuk dalam seleksi nominasi Oscar. Dirinya semakin dikenal publik setelah tampil di acara Q&A Metro TV dengan tema “Belaga Hollywood”.

Menjadi bahan pembicaraan, tentu banyak yang penasaran dengan sosok Livi Zheng. Berikut profil Livi Zheng, sutradara muda yang menuai kontroversi di Indonesia, dirangkum dari berbagai sumber.

Pernah jadi Stuntwoman

Loading...

profil livi zheng

Lahir di Blitar pada 3 April 1989, Livi Zheng merupakan putri dari pasangan pebisnis Gunawan Witjaksono (The Hok Bing) dan Lilik Julianti (Lili The Hok Bing). Memiliki hobi beladiri, gadis yang memiliki nama asli Livia Notoharjono ini terjun ke dunia perfilman ketika menjadi stuntwoman dan aktris untuk serial televisi Laksamana Cheng Ho.

Lanjutkan Studi ke Luar Negeri

Dalam proses menemukan minatnya di dunia perfilman, Livi Zheng menempuh pendidikan di luar negeri. Setelah lulus dari SMP dalam negeri, ia pindah ke Beijing dan menjalani studi di Western Academy of Beijing, Tiongkok.

Kemudian, Livi pindah ke Amerika Serikat untuk menempuh pendidikan tinggi dengan mengambil jurusan ekonomi di University of Washington, Seattle. Saat kuliah di sini lah, Livi mengaku banyak membantu produksi di set film. Hal inilah yang membuat dirinya melanjutkan jenjang pendidikan S2-nya dengan mengambil jurusan produksi film di University of Southern California School of Cinematic Arts. Kampus tersebut diakuinya merupakan yang terbaik di dunia dan melahirkan sutradara ternama seperti George Lucas (Star Wars) dan Robert Zemeckis (Forrest Gump).

Sutradarai Beberapa Film

Sepanjang karir perfilmannya, Livi Zheng setidaknya telah menyutradarai dua film layar lebar. Yang pertama adalah Brush with Danger. Selain menjadi sutradara, Livi juga menjadi bintang utama dari film ini bersama sang adik laki-laki, Ken Zheng. Film ini menceritakan kisah kakak adik imigran yang tanpa sengaja terjebak di dunia krimnal demi meraih mimpi untuk hidup lebih baik. Dirilis terbatas di Amerika Serikat pada 19 September 2014, Brush with Danger menuai respon yang cukup negatif.

Tahun 2019, Livi Zheng pun kembali hadir dengan film garapan terbarunya, Bali: Beats of Paradise. Dikerjakan selama satu tahun, film  ini mengangkat kesenian Gamelan Bali dengan menyorot perjalanan hidup I Nyoman Wenten dan kolaborasinya dengan Judith Hill. Setelah Bali: Beats of Paradise, Livi Zheng saat ini disibukkan dengan proyek kerja sama terbarunya dengan NU, The Santri.

Tuai Kontroversi dan Dicerca di Media Sosial

Nama Livi Zheng mulai muncul di permukaan setelah situs Geotimes merilis tulisan yang mencoba membahas pencapaian karir dan pengakuan yang dilakukannya selama beberapa tahun terakhir. Tulisan yang membahas klaim Livi masuk Oscar dengan dua film garapannya tersebut menjadi viral di dunia maya setelah dibagikan oleh beberapa sutradara, yaitu Joko Anwar dan Ernest Prakasa. Langkah Geotimes ini diikuti oleh beberapa media lain seperti Tirto dan VOA Indonesia. Hal ini pun langsung memicu kontroversi di dunia maya.

Seakan tidak cukup mendapat sorotan di dunia maya, Livi Zheng pun mendapat kesempatan tampil di salah satu televisi nasional, Metro TV. Dalam acara Q&A – Belaga “Hollywood”, Livi dipertemukan dengan sejumlah panelis yang terdiri dari sejumlah orang yang terlibat dalam industri perfilman Indonesia termasuk sutradara Joko Anwar dan John De Rantau. Adu pendapat panelis dan Livi ini bahkan berhasil menjadi trending topic dan membuat para warganet merasa terkesima dengan kepercayaan diri sutradara muda tersebut.

Kontroversi tampaknya enggan meninggalkan Livi. Film besutan terbarunya yang direncanakan tayang tahun depan, The Santri turut menuai kecaman dan ditolak oleh sejumlah pihak. Hal ini dikarenakan beberapa adegan dalam trailernya dianggap tidak mencerminkan ajaran agama Islam dengan benar.

Loading...