MarvinaKontroversi Oscar 2019 kembali berlanjut. Kali ini, kontroversi tersebut datang dari keputusan terbaru pihak AMPAS yang mengumumkan bahwa pembacaan pemenang 4 kategori; Sinematografi, Penyuntingan, Tata Rias dan Tata Rambut, dan Film Pendek Terbaik akan dilakukan saat jeda iklan.
“Selagi masih menghormati pencapaian dari 24 penghargaan pada ajang Oscars, empat kategori — Sinematografi, Penyuntingan Film, Film Pendek, dan Tata Rias dan Rambut — akan diberikan ketika jeda iklan, dengan pidato kemenangan mereka akan ditayangkan pada acara tersebut nanti,” tulis Presiden AMPAS, John Bailey dalam surat elektronik yang dikutip dari The Wrap.
Keputusan ini pun sontak memicu kemarahan dan kritik dari berbagai pihak. Salah satunya adalah pemenang Sutradara Terbaik dan Film Terbaik tahun lalu, Guillermo del Toro (The Shape of Water). Lewat akun media sosialnya, ia menjelaskan bahwa Sinematografi dan Penyuntingan merupakan sinema itu sendiri.
“Postingan ulang, telah direvisi: Saya tidak akan berani untuk memberikan pendapat kategori apa yang seharusnya muncul pada saat iklan pada malam Oscar, tetapi, tolong: Sinematografi & Penyuntingan ada di jantung hati karya kami. Mereka tidak diwariskan dari sebuat tradisi teatrikal ataupun kesastraan: Mereka adalah sinema itu sendiri.”
Reposting, revised: I would not presume to suggest what categories should occur during commercials on Oscars night, but, please: Cinematography & Editing are at the very heart of our craft. They are not inherited from a theatrical or literary tradition: they are cinema itself.
— Guillermo del Toro (@RealGDT) February 13, 2019
Memiliki pendapat yang sama dengan del Toro, sutradara Roma yang juga merupakan nominee Oscar tahun ini Alfonso Cuarón pun turut menyampaikan keberatannya lewat akun media sosialnya.
“Dalam sejarah SINEMA, karya seni luar biasa pernah ada tanpa suara, tanpa warna, tanpa sebuah cerita, tanpa aktor, dan tanpa musik. Tidak ada satu pun film yang pernah ada tanpa SINEMAtografi dan tanpa penyuntingan.”
In the history of CINEMA, masterpieces have existed without sound, without color, without a story, without actors and without music. No one single film has ever existed without CINEMAtography and without editing.
— Alfonso Cuaron (@alfonsocuaron) February 12, 2019
Sinematografer sekaligus sutradara Reed Mirano pun membagikan sentimen yang sama dengan menyebut bahwa kini Oscar hanya peduli dengan rating dan pendapatan dibandingkan dengan perayaan akan seni itu sendiri.
“KETIKA RATING LEBIH PENTING DARIPADA HAL YANG KAMU RAYAKAN. TENTU SAJA PENDAPATAN LEBIH PENTING DARIPADA SENI. (YANG MANA MENGHASILKAN PENDAPATAN) JADI HAL TERMUDAH YANG DILAKUKAN ADALAH MELIPAT GARIS DIBANDINGKAN BERJUANG UNTUK SENI YANG KAMU CIPTAKAN SENDIRI. HANYA HARI LAIN DI HOLLYWOOD, KAWAN. ?????? Sangat yakin dengan LIMA penampilan live penuh dari lagu yang dinominasikan kami dapat mereservasi beberapa menit waktu untuk merayakan DUA HAL BATA BANGUNAN PALING FUNDAMENTAL DARI SETIAP FILM YANG DIBUAT. Kita seharusnya menjadi contoh. Seni adalah masa depan industri kita. Dan tentang seluruh kemajuan yang telah kami buat di bidang teknik ini terlepas dari gender? Tidak ada yang akan melihatnya. Dan tanpa melihat gender, pesan apa yang ingin kita sampaikan ke pembuat film yang masih muda dan dunia jika kita, tidak bisa menghargai dua hal paling vital dalam film? #cinematography #editing #gimmeabreak #overit #embarassingdayforfilm”
Tahun ini, ajang Oscar mengalami banyak kritikan dan kontroversi lebih dari tahun biasanya. Mulai dari keputusan untuk menambah kategori Film Populer, penunjukkan Kevin Hart yang berakhir Oscar tidak memiliki pembawa acara tahun ini hingga Lin Manuel-Miranda yang kecewa pada Oscar karena pada awalnya lagu orisinal yang akan dinyanyikan hanya dua buah saja.
Pengumuman pemenang Oscar 2019 akan diadakan pada Minggu, 24 Februari pukul 8 malam waktu setempat.