Beautiful and well written script with poetic and philosopical words. But it's little corny and goofy.
7Overall Score

Well, readers.. How do you define three major things in life?

Menurut Howard Inlet yang diperankan oleh Will Smith di film ini, ada tiga hal yang saling berkaitan dan menjadi value penting dalam hidup. It’s Love, Time and Death.

Memiliki karir sebagai Executive Director di Agency Advertising sukses tidak membuat Howard cukup punya alasan hidup setelah anak perempuannya, Olivia meninggal dunia di usia 6 tahun akibat kanker. Semenjak saat itu hidup Howard terasa hampa dan diliputi luka mendalam. Hampir di sepanjang film, Will Smith terlihat lelah dan terlampau sedih dengan teary-red-eye-looked yang sukses membuat gue berempati akan kehilangannya. Duka mendalam ini berjalan lebih dari dua tahun sampai pada akhirnya kondisi perusaahan ada di ujung tanduk, dimana hal tersebut berakibat negatif terhadap sesama pemegang saham maupun karyawan lainnya, mereka adalah Whit (Edward Norton), Claire (Kate Winslet) dan Simon (Michael Pena). Berangkat dari permasalahan personal masing-masing, ketiganya sepakat menyewa aktor teater untuk menjadi jembatan halusinasi bagi tiga karakter yang udah gue sebutin di atas. Hal ini dikarenakan Howard melakukan therapeutic kind of things untuk mengekspresikan kesedihannya. Yes, dia mengirim surat yang berisikan kata-kata Indah sekaligus satir kepada “Love, Time and Death.”

Loading...

Dear Love,

Good bye.

Begitu isi surat Howard kepada Love, yang kemudian diperankan oleh (the most beautiful woman on earth, d’oh I love her jawline so much) Miss Keira Knightley. Dan dua surat lainnya kepada Death, yang diperankan secara apik oleh Oscar-Winning Actress, Hellen Mirren. Serta sepucuk surat yang dialamatkan untuk Time (Jacob Latimore).

Ketiga aktor bayaran ini disewa lantaran dewan komisaris membutuhkan bukti yang menyatakan bahwa Howard tidak cukup sehat secara mental untuk tetap menjalankan bisnisnya. Agar perusahaan Agency tersebut bisa dijual alih-alih menyelamatkan ‘hidup’ ketiga teman Howard itu. Dan selama menjalani masa dukanya, Howard juga beberapa kali mendatangi sebuah lost child-support group dengan Madeline (Naomi Harris) sebagai fasilitator. Tokoh Madeline inilah yang pada akhirnya mampu memberikan unexpected but expected kind of plot twist and a major plot hole at the same time.

Sebagai film yang disuguhkan untuk menyambut musim liburan Natal dan Tahun Baru, film ini sukses memanjakan mata para penontonnya dengan suasana Natal di Manhattan yang terasa cukup indah dan hangat, meski ada salju dimana-mana. Dari beberapa review yang gue baca, Collateral Beauty adalah film yang buruk dengan deretan aktor kaliber Oscar sebagai selling point. But, hhmm.. In my opinion, this movie is just beautiful (ya emang sih, film Natal mana pula yang gak Indah sih ya..) but, real truth, this movie is deep, warm, and fun to watch because all the actors was well acted. Menurut gue David Frankel cukup sukses membesut para aktornya untuk memberikan performa yang baik meski minim dialog dan adegan. Contohnya, meski peran Love dari si cantik Keira Knightley itu hanya beberapa menit, tapi efeknya cukup terasa (entah apakah gue yang kelewat sentimentil atau tidak, but who care anyway!). Maksud gue gini, film ini mungkin sedikit cynical, goofy and corny at the same time. Tapi saat nonton, emosi dan empati kita bisa lumayan keacak-acak sampai pada akhirnya, end up dengan helaan nafas panjang dan mata yang basah karena gak bisa nahan nangis. Message of this movie is about the value of relationship that we have, either with family, friends, co-worker or even strangers. Film ini seakan mengajarkan bahwa no matter how sad or fucked up your life is, don’t forget to see the collateral beauty around you. Everything happens for a reason, whatever you had in the past, jangan sampe malah merusak apa yang harusnya kita jalankan dan nikmati dari waktu yang ada saat ini. Karena Cinta, Waktu dan Kematian adalah sepenuhnya rahasia kehidupan. Cinta bisa saja salah dan menyakitkan, tapi Cinta bisa juga berubah menjadi sexy, fun dan pada akhirnya love is all we need. You can’t deny that. Kemudian Waktu, Albert Einstein bilang bahwa Waktu hanyalah ilusi. Mungkin sejenis mind trick karena tidak ada Januari – Desember, semuanya ada di dalam pikiran kita saja, Time simply needs its own name. Waktu adalah waktu, seberapapun kita menghindarinya, Waktu akan tetap berjalan. Don’t waste your time, fill it with happiness and something positive.

And ohh.. Hello, Death. I wish I could cheat on you. I am not gonna leave you with this horror question. But, there I said it. Do you afraid of death, readers?

And here’s my verdict:

With well-written and poetic philosophical words all over the movie by Allan Loeb, beautiful view of Christmas vibe, good music scoring and soundtracks, plus so many great actors, I thought Collateral Beauty is worth to watch. Come on, aren’t we all need a warm and corny movie to enclosed this painful and depressing 2016? I didn’t say that, you must go to cinema and catch this one, but.. Just give a try and come up with no expectation at all. It’s not that bad. And, bring packs of tissue, just in case, you know..

So, it’s 3,5 of 5 stars from me!

And one more thing, readers.. If you asked which of those three things you would write to, in case you faced a personal life crisis. Which one you choose?

Me, I wouldn’t write a letter to Death, neither to Time. I would spend most of my time knocking and writing to Love. Because love is healer, love is something you can rely on at this rough and uneasy ride called life. So yes, I would buzz Love all the time.

Happy holiday, People. I wish you can find your own Collateral Beauty :))

Loading...