Hari kamis 30 Mei 2019 di Lounge XXI Plaza Indonesia berlangsung event “Ngabuburit dan Buka Buku Rainbow Cake” untuk memperkenalkan buku novel terbaru terbitan Gramedia Pustaka Utama (GPU) bergenre psycho-thriller karya Rayni N. Massardi dan Christyan AS berjudul Rainbow Cake.

Acara yang dihadiri Rayni N. Massardi, mewakili penulis dan budayawan Sujiwo Tedjo serta penulis senior, Radhar Panca Dahana yang memberikan respon dan tanggapannya terhadap novel kolaborasi perdana antara Rayni dan Christyan tersebut.

 

Loading...

Sinopsis

Novel ini menceritakan pengalaman hidup Hilda yang hatinya semakin mengeras akibat pengalaman di-bully pada masa remajanya. Melanjutkan sekolah ke Paris, perlahan Hilda mengubah cara pandang terhadap diri dan gaya hidupnya. Di sana Hilda juga belajar memasak dan membuat kue. Kegemaran lain Hilda mengunjungi galeri seni membuatnya terpaku pada sebuah yang menggetarkan dan perlahan membuka pengalaman aneh pada tubuhnya.

Hijrah ke Ubud, Bali, Hilda juga mulai dihantui musik dan lagu yang tiba-tiba bersarang di kepala dan telinganya. Selain merasa ngeri dan membuatnya mual dan pening, ia juga menikmati gairah dan energi aneh dari apa yang didengarnya. Sampai ia bertemu dengan orang-orang dari masa lalu yang pernah melukai hati dan sangat dibencinya.

Kembali ke Jakarta dan sukses sebagai pembuat dan pemilik toko kue, masa lalu Hilda semakin menghantui dan merusak jiwanya. Cinta, benci, rindu dan dendam telah mengaduk-aduk emosi dan energinya yang luar biasa. Alunan musik dan lagu misterius yang terus menghantuinya telah mendorong Hilda untuk melakukan hal-hal yang tidak terduga, termasuk mewujudkan seni instalasi “Kue Terindah”.

Sebuah Rainbow Cake yang berakhir dengan kengerian dan malapetaka!

launching rainbow cake 2

Event Report

Di awal acara, Rayni memaparkan proses produksi novel yang salah satu sumber ilham dan energinya didapatkan dari dua buah lagu karya Sujiwo Tedjo berjudul “Ingsun” dan “Titi Kolo Mongso”. Proses penulisan bersama Christyan AS yang bermukim di Bali menjadi tantangan sendiri bagi Rayni. Setelah selesai menulis gagasan utamanya pada tahun 2018 lalu, Rayni menyerahkan gagasan utama tersebut kepada Christyan yang merampungkan novel dengan memakai imajinasinya sesuai koridor yang mereka sepakati bersama.

Proses menulis ini terbilang baru bagi Rayni yang sebelumnya telah menghasilkan dua buah karya yaitu, novel Langit Terbuka dan kumpulan cerpen grafis berjudul Daun Itu Mati dimana Christyan pernah ikut dilibatkan sebagai ilustrator. Christyan sendiri lebih banyak berkarya sebagai ilustrator bagi beberapa karya sastra, baik itu puisi, cerpen maupun novel di samping kegiatannya sebagai aktor di berbagai pertunjukan teater seni.

Dalam kesempatan tersebut Sujiwo Tedjo selaku pembicara memberikan tanggapan perihal buku Rainbow Cake, pria yang akrab dipanggil dengan nama Tedjo tersebut menyatakan bahwa membaca buku Rainbow Cake itu seperti sedang belajar menerjemahkan diri kita sendiri untuk “hidup di sini dan hari ini”.  Terlalu banyak antara kita yang pandai menerjemahkan orang lain tetapi berjibaku ketika menerjemahkan diri sendiri ke dalam hayatnya.

Sementara dalam kesempatan yang sama, Radhar Panca Dahana menceritakan perihal tema psikososial yang menjadi tema dasar buku ini, menurut Radhar “Genre novel Rainbow Cake ini memiliki ruang eksplorasi yang sangat luas, namun sedikit sekali digambarkan para pengarang di negeri ini”. Kedua pembicara tersebut memberikan tanggapan positif terhadap novel Rainbow Cake disertai masukan-masukan kepada Rayni dan pihak penerbit yang diwakili oleh Bapak Wisnu dari Gramedia Pustaka Utama.

launching rainbow cake 3

Akhir kata, tampaknya novel psycho-thriller Rainbow Cake berpotensi menjadi salah satu novel yang patut diperhitungkan bagi para pembaca novel yang menggemari genre thriller maupun pembaca novel pada umumnya. Sebuah novel kolaborasi dari penulis berbeda generasi, Rayni N. Massardi dan Christyan AS yang tentunya membanggakan dan akan memberikan khasanah baru bagi karya sastra dalam negeri.

Loading...