Pagelaran Festival Sinema Australia Indonesia 2019 (FSAI 2019) akan digelar di 5 kota besar di Indonesia pada bulan Maret 2019 ini. Ajang tahunan yang menginjak tahun keempatnya ini akan digelar pada tangga 14-17 Maret di Jakarta, 15-17 Maret di Mataram, 22-24 Maret di Makassar, 23-24 Maret di Bandung dan 29-31 Maret di Surabaya.

Dalam konferensi pers yang dihelat di CGV Grand Indonesia, Jumat 8 Maret kemarin, Gary Quinlan selaku Duta Besar Australia untuk Indonesia menyampaikan sambutannya, “Festival ini adalah inisiatif pemerintah Australia untuk mempromosikan inovasi dan kreativitas anak bangsa Australia dalam bentuk film yang menunjukkan budaya, gaya hidup dan gaya humor rakyat Australia”.

Loading...

Selain Dubes Australia, festival ini juga menghadirkan Mira Lesmana yang hadir sebagai sahabat FSAI dan membawa dua buah film produksinya sebagai perwakilan film Indonesia yang ditayangkan dalam festival ini. Mira yang sebagian masa studinya dihabiskan di Australia menyampaikan, “Festival film semacam FSAI ini sangatlah penting dalam rangka memperkenalkan budaya, sebagai ruang tanya jawab untuk melihat respon penonton dari negara lain, sekaligus memperkaya pengalaman dan membuka kemungkinan kerjasama”.

Film-film yang akan ditayangkan di FSAI 2019 terdiri dari 3 film Indonesia yang berjudul Ada Apa Dengan Cinta, Ada Apa Dengan Cinta 2 dan The Seen And Unseen (Sekala Niskala). Sementara film-film dari Australia diwakili oleh film Ladies In Black, Gurrumul, Storm Boy, Occupation, The Song Keepers, dan kumpulan seleksi film-film pendek dari ajang festival film di Australia, Flickerfest.

Sebelum menutup acara konferensi pers, Gary Quinlan menyampaikan pujian pada perfilman Indonesia, “20 tahun terakhir adalah masa kebangkitan film Indonesia. Kebangkitan ini tidak lepas dari kebangkitan ekonomi kreatif yang meningkatkan jumlah penonton dan kualitas film Indonesia. Pemerintah Australia sangat mendukung dan membuka diri bagi sineas-sineas yang ingin mengajukan kerjasama co-production demi kemajuan perfilman Indonesia dan Australia”.

Apa yang disampaikan Dubes Australia merupakan preseden yang baik dan tidak menutup kemungkinan dalam waktu dekat akan ada film kerjasama antara Indonesia dan Australia. Rangkaian acara konferensi pers pun ditutup dengan dilakukannya pemutaran salah satu film peserta festival, Ladies In Black karya sutradara Bruce Beresford dan dibintangi oleh Julia Ormond, Angourie Rice, Rachael Taylor dan Vincent Perez.

Film drama berlatar Sydney di tahun 1950-an ini mengangkat kisah 4 orang perempuan karyawan sebuah departemen store. Kehidupan Keempat karakter perempuan dengan beragam latar belakang dan status ini dibenturkan dengan tatanan kehidupan sosial di Australia kala itu yang dipenuhi kecurigaan pada imigran, belum adanya emansipasi wanita serta soal pendidikan untuk perempuan yang masih dinomorduakan. Film yang rilis di tahun 2018 ini tampil menyenangkan, lucu dan sangat menghibur serta informatif menggambarkan kehidupan Australia di periode 1950-an.

Kepuasan menonton film Ladies In Black menimbulkan rasa penasaran akan film lain yang menjadi line up festival ini. Jadi tunggu apa lagi? Segera pesan tiket untuk menikmati suguhan film-film Festival Sinema Australia Indonesia 2019 secara gratis melalui tautan ini https://fsai2019.eventbrite.com.

Loading...