Ada waktu di mana saya pernah tertukar antara Paul Thomas Anderson dengan Wes Anderson. Keduanya tidak hanya salah dua auteur terbaik saat ini, namun keduanya juga memiliki “Anderson” di namanya. Saat menonton film dari keduanya barulah saya bisa membedakan kedua seniman tersebut.

Betul, saya mengatakan Paul Thomas Anderson tidak hanya sebagai pembuat film, tetapi ia adalah seorang seniman. Dengan filmnya, ia mampu membuat suatu karya seni yang sangat menggugah dan dalam, dan semakin ditonton setiap filmnya, semakin dalam tema yang dianutnya. Ia adalah salah satu pembuat film terbaik saat ini, saya tidak mengada-ada.

Setelah merilis film terakhirnya pada 2017, Paul Thomas Anderson akan membuat film yang menceritakan mengenai kehidupan anak SMA yang berlatar pada tahun 1970-an. Belum ada kabar lebih lanjut mengenai projek terbarunya tersebut, dan sembari menunggu mari kita mengurutkan delapan filmnya dari yang terburuk hingga terbaik, menurut opini saya tentunya.

Loading...

Berikut adalah 8 film Paul Thomas Anderson, dari terburuk (dan film terburuk darinya bukanlah sebuah film yang buruk) hingga terbaik:

8. Inherent Vice (2014)

Inherent Vice mungkin adalah film paling “komedi” dari seluruh film Paul Thomas Anderson, dan tidak jarang saya tertawa karena betapa anehnya film. Ini bukanlah film yang buruk, tentu saja, tetapi Inherent Vice adalah sebuah film yang terlihat seperti berjalan dengan kekuatan ganja di baliknya. Dengan alur film dan tingkah laku karakternya yang sungguh liar dan terbebas dari narasi cerita, saya sering merasa hilang ditengahnya.

Meski begitu, film ini masih dapat memberikan suatu pengalaman menonton yang berbeda. Saya tidak bisa menjelaskan pengalaman apa yang didapatkan, karena saya masih kurang paham dengan filmnya, tetapi Inherent Vice masih pantas untuk ditonton. Apalagi melihat Joaquin PhoenixJosh Brolin dan Benicio del Toro — sekumpulan aktor yang biasa bermain film serius — bertingkah cukup liar di sini adalah suatu pengalaman yang menarik.

7. Magnolia (1999)

Magnolia adalah film skala terbesar pertamanya Paul Thomas Anderson. Dengan durasi mencapai tiga jam, ini adalah sebuah film yang kompleks karena menyajikan beragam cerita dan karakter sekaligus. Yang menarik dari film ini adalah semua cerita itu memiliki beragam tema yang sungguh menarik, seperti kesendirian, penyesalan hingga hubungan antar anak dan orang tua.

Dan meski film ini didukung dengan penampilan yang sangat hebat dari beragam aktor seperti Tom Cruise, Philip Seymour Hoffman dan William H. Macy, saya tidak jarang merasa terputus dari beragam karakter di dalamnya. Hingga akhir film barulah saya bisa merasakan kedalaman emosi setiap karakter dan ceritanya masing-masing, dan itu sungguh disayangkan.

6. Punch-Drunk Love (2002)

Ini adalah film terbaiknya Adam Sandler, jadi mungkin itu adalah sesuatu yang menarik. Baiklah, ini adalah film kedua terbaiknya dia, setelah Uncut Gems. Tetapi tetap saja, Punch-Drunk Love adalah bukti awal kalau Adam Sandler bisa menjadi aktor yang jauh lebih baik jika bermain di film drama. Selain kedua itu, lihat saja perannya di The Meyerowitz Stories.

Punch-Drunk Love mungkin masih masuk ke ranah rom-com, tetapi ini bukanlah film dengan komedi konyol seperti kebanyakan film Adam Sandler, melainkan ini adalah sebuah film yang mungkin karakter utamanya terlihat konyol (siapa yang membeli puluhan puding untuk mendapatkan penerbangan gratis?), tetapi di balik tingkah lakunya terdapat sebuah karakter yang tragis dan masa lalu yang pahit. Salah satu karakter terbaiknya Adam Sandler, sudah pasti.

5. The Master (2012)

Apa yang sebetulnya membuat saya sungguh menyukai The Master bukanlah dari segi ceritanya, meski ceritanya sendiri cukup bagus, melainkan dari penampilan setiap aktor yang bermain di film ini. Ini, mungkin saja, adalah penampilan terbaik dari sang aktor utama, Joaquin Phoenix. Karakternya, Freddie Quell, adalah seseorang yang memiliki beragam sifat yang rumit, dan Joaquin dengan gemilangnya memainkan karakternya dengan sukses yang luar biasa.

Selain Joaquin PhoenixPhilip Seymour Hoffman juga tentu saja tidak kalah menakjubkan, memainkan peran sebagai Lancaster Dodd, pengajar sebuah kultus untuk Freddie Quell yang kesulitan untuk menyesuaikan dengan kehidupan pasca perang. Dan kemudian ada Amy Adams, yang tentunya tidak kalah memerankan salah satu karakter terbaiknya. Ini adalah sebuah film yang sangat ahli dibuat namun lebih ahli lagi diperankan oleh setiap aktornya.

4. Hard Eight (1996)

Apa yang membuat saya kagum dengan Hard Eight adalah ini film pertamanya Paul Thomas Anderson sebagai sutradara. Hard Eight adalah sebuah film ekspansi dari film pendeknya Paul Thomas Anderson, Cigarettes & Coffee yang dirilis tiga tahun sebelumnya. Meski hanya film pertamanya, namun ia sudah membuktikan kepintarannya dengan film yang tidak hanya cerdik, namun juga sangat menarik dari awal hingga akhir.

Hard Eight menceritakan mengenai relasi antar guru dan murid, di mana di sini kedua posisi itu diisi oleh Sydney (Philip Baker Hall) yang menjadi guru dan mengajari mengenai bagaimana dunia perjudian bekerja kepada John Finnegan (John C. Reilly), seseorang yang ditemuinya di sebuah kedai makan. Hubungan antara keduanya yang menjadi penggerak cerita di film ini, dan keduanya memiliki sifat karakter yang tidak kalah menarik dari ceritanya.

3. Boogie Nights (1997)

Menceritakan sebuah aktor porno fiksi memang sesuatu yang pertamanya membuat saya ragu dengan film ini. Tetapi setelah menontonnya, saya entah bagaimana, selalu terserap ke dalam dunianya Eddie Adams, atau yang dikenal dengan nama panggungnya “Dirk Diggler” dan diperankan dengan memukau oleh Mark Robert Michael Wahlberg.

Film ini memang penuh dengan aktor papan atas, seperti Burt Reynolds di mana saya terkejut saat mengetahui kalau dirinya bermain di Boogie Nights, tetapi apa yang sebenarnya membuat saya selalu menikmati film ini adalah bagaimana menariknya cerita ini dan betapa serunya untuk melihat kebangkitan dan kejatuhan seorang bintang porno di tahun 1970-an Amerika Serikat, sesuatu yang saya tidak tahu akan menghibur saya.

2. Phantom Thread (2017)

Ah, untuk jatuh cinta dengan pembuat gaun di London pada tahun 1950-an. Ini adalah satu dari beberapa film tercantik yang pernah saya tonton. Dan elegan. Mulai dari pakaiannya yang sangat memukau, kota dan dekorasi set yang sangat indah, hingga ceritanya yang sangat unik membuat saya percaya kalau Phantom Thread adalah film romance terbaik yang pernah saya tonton.

Daniel Day-Lewis, aktor terbaik yang pernah saya tonton, tidak bohong, memerankan Reynolds Woodcock, seorang pembuat gaun terkenal yang jatuh cinta dengan seorang pelayan di sebuah kedai makan, Alma (Vicky Krieps). Keduanya terlibat dalam sebuah hubungan yang sangat intens, di mana baik Reynolds dan Alma saling mendominasi satu dengan lainnya dan tensi seksual yang dimiliki keduanya sangatlah besar film ini tidak perlu adegan dewasa untuk memperlihatkan betapa rumitnya hubungan percintaan keduanya.

Opini pribadi, saya rasa Daniel Day-Lewis sangat pantas untuk mendapatkan Oscar keempatnya untuk perannya di Phantom Thread.

1. There Will Be Blood (2007)

There Will Be Blood adalah sebuah monumen raksasa dalam dunia film. Saya ingat saat pertama menontonnya, saya langsung terhipnotis dengan adegan pembukanya, saat di mana Daniel Plainview, sang tokoh utama, menggali sebuah lubang tambang untuk mencari sebuah perak. Ia terjatuh dan mematahkan kakinya, namun ia menemukan sebuah perak, kemudian ia menarik badannya dari lubang itu hingga sebuah tempat pengujian, di mana pada akhirnya ia mendapatkan sertifikat emas dan perak.

Ceritanya memang sangatlah megah, dengan skala film yang sungguh besar. Ambisi film ini memang sungguh raksasa, namun apa yang lebih besar dari cerita film adalah Daniel Day-Lewis. Dengan Daniel Plainview, ia telah memerankan seseorang yang sinis, seseorang yang kejam, seseorang yang licik, seseorang yang sangat keras, dan seseorang yang ambisinya jauh lebih besar dari karakter lainnya yang pernah saya tonton. Dengan Daniel Plainview, ia telah memberikan akting terbaik yang pernah saya tonton. Benar, akting TERBAIK yang pernah saya lihat.

Loading...