Walau ada beberapa kekurangan, pesan cinta mengalahkan kebenciannya sangat kental. So Spread The Love!
6Overall Score
Reader Rating 1 Vote
6.7

Pengeboman Lari Maraton Boston merupakan peristiwa terorisme terburuk di Amerika setelah tragedi 9/11 pada World Trade Center Twin Towers. Pada tanggal 15 April 2013, 2 bom meledak di 2 tempat yang berdekatan. Ledakan ini menewaskan 3 orang dan melukai sedikitnya 264 orang. Menjadi semakin menegangkan ketika pelaku terorisme masih berada di wilayah Boston dan juga ingin melancarkan serangan berikutnya di New York.

Peter Berg yang sebelumnya juga telah menyutradari film-film aksi heroik berdasarkan kejadian nyata yaitu Lone Survivor dan Deepwater Horizon kembali bersama Mark Walhberg yang juga membintangi keduanya mereka ulang kejadian dimulai malam sebelum pengeboman hingga tertangkapnya Dzhokhar Tsarnaev. Walhberg memerankan karakter fiktif sebagai Tommy Saunders polisi kota Boston.

Melihat dari kebanyakan poster film yang memajang penuh Mark Walhberg, dapat ditarik kesimpulan bahwa Walhberg lah yang seakan-akan menjadi “one man show” seperti film-film action kebanyakan. Namun Walhberg tidak sendirian, dia bekerja sama oleh beberapa karakter penting lainnya dan memang ada dalam kejadian sebenarnya seperti Ed Davis, Komisioner Polisi (John Goodman), Jeffrey Pugliese, seorang Polisi (J.K. Simmons), Thomas Menino, Walikota Boston (Vincent Curatola), Richard DesLauriers, Agen Spesial FBI (Kevin Bacon) hingga Gubernur Massachusetts, Deval Patrick (Michael Beach).

Loading...

Usaha untuk menjejali dengan berbagai karakter korban, pasangan muda mudi, seorang ayah yang terpisahkan dengan anaknya, seorang pelajar asal China, polisi di kampus MIT. Karakter-karakter tersebut tampaknya memang untuk lebih menarik simpati dari penonton, tidak hanya menampilkan adegan polisi melawan teroris. Belum lagi tambahan karakter dari istri dari polisi Saunders yang diperankan oleh Michelle Monaghan dan istri dari teroris Tamerlan Tsarnaev. Jejalan karakter tersebut membuat pemdalaman karakternya menjadi berkurang. Penonton juga kurang dapat merasakan simpati yang lebih besar dan dalam dari setiap karakter tersebut.

Walhberg memerankan dengan baik sebagai seorang polisi yang sering bermasalah dengan indisipliner, bertempramen pemarah dan perasaannya bergelora ingin segera menangkap para teroris yang masih berkeliaran dan juga ingin menemukan bom-bom lainnya yang diduga masih terdapat di berbagai sudut kota Boston. Tidak heran dia sering berselisih paham khususnya kepada agen spesial FBI yang juga diperankan tidak kalah apiknya oleh Kevin Bacon. Berbagai perbedaan pendapat juga dialami dengan walikota, gubernur, kepala kepolisian. Adegan perdebatan ini menjadi cukup menarik dengan berbagai argumen yang masuk akal. Puncaknya adalah apakah pihak FBI ingin merilis foto dari para tersangka ini. Meskipun Saunders (Mark Walhberg) bersifat seperti itu, namun pada akhir shiftnya dan pulang ke rumah, dia tidak kuasa menahan tangisnya yang sangat karena trauma kepada kejadian bom Boston yang dia lihat dengan mata kepala sendiri.

Setelah akhirnya mendapatkan “ancaman” dari pihak media untuk merilis foto-foto tersangka, akhirnya pihak FBI pun angkat tangan dan merilis foto-foto tersebut. Tsarnaev bersaudara pun bergegas untuk melarikan diri dengan membawa berbagai bom yang rencananya akan diledakan di kota New York. Dimulailah kejar-kejaran layaknya kucing dan tikus ini di malam kota Boston antara pihak polisi dengan teroris.

Jimmy O. Yang (Dun Meng) yang memerankan seorang pelajar dari China yang kesepian dan seperti lost in translation, berhasil dengan baik memperlihakan ekspresi ketakutan yang sangat saat mobil SUVnya di bajak oleh Tsarnaev bersaudara. Back storynya yang memperlihatkan dia berkenalan dengan sesama orang China lainnya di kota Boston dan berbicara dengan orangtuanya di China melalui Face Time pun semakin menambah kuatnya karakter dari Dun Meng dan akting yang menawan dari Jimmy O. Yang.

Iringan musiknya didaulat kepada pemenang Oscar berkat film The Social Network yaitu Trent Reznor dan Atticus Ross yang tetap pada iringan elektronik musiknya sehingga semakin menambah atmosfir menegangkan, mencekam dan kekacauan akibat 2 teroris tersebut.

Pengabaian terhadap Miranda Law kembali ditampilkan, saat interogasi yang intens dan keras terhadap istri dari Dzhokar. Kemudian ada salah satu dialog yang ditunjukan untuk lebih menekan “Honey, you ain’t got shit.” yang diutarakan oleh investigator.

Pada akhir film sebuah dokumenter yang cukup lama sekitar 5-10 menit dipertontonkan sebagai bentuk tribut kepada polisi, tenaga medis dan korban dan bagaimana penduduk kota Boston menjadi bersatu karena peristiwa tersebut dan bersatu melawan segala bentuk kebencian.

Para aktornya berakting bagus, usaha untuk restrukturisasi kejadian sebenarnya dengan gaya docudrama juga cukup baik. Sedikit bermasalah di editing, shaky cam yang agaknya kurang pas, hingga karakter yang terlalu banyak dan juga ketegangan yang sebenarnya kurang mencapai klimaks dan ada beberapa adegan yang sedikit berlebihan ala heroisme Amerika. Tetapi monolog dari Walhberg mengenai cinta yang mengalahkan kebencian itulah yang menjadi tajuk utama Patriots Day. Ditambah inilah tribut untuk para polisi, paramedis dan berbagai lapisan masyarakat kota Boston yang menjadi korban namun pada akhirnya membuat mereka menjadi bersatu dan mengalahkan kebencian tersebut. So Spread The Love!

Loading...