Satu lagi mahakarya agung dari sutradara nyentrik Park Chan-wook!
9Overall Score
Reader Rating 4 Votes
9.8

Tidak satupun film Korea yang pernah mendapatkan nominasi di Oscar, sepanjang sejarahnya yang telah digelar sejak tahun 1929. Hal ini tampaknya akan berubah karena adanya The Handmaiden karya sutradara nyentrik Park Chan-wook yang telah menelurkan karya-karya masterpiece nyelenehnya seperti Old Boy dan Sympathy for Mr Vengeance. Luar biasanya, Korea tidak memilih film yang telah memenangkan berbagai penghargaan seperti Cannes Film Festival dan berbagai acara penghargaan lainnya, sebagai film yang secara resmi didaftarkan untuk berkompetisi di Best Foreign Language di Oscar 2017, tetapi malah lebih memilih film yang lebih “komersil” yaitu The Age of Shadows.

Berdasarkan dan terinspirasi dari novel Fingersmith karya Sarah Waters yang bergaya Victorian Inggris, tetapi oleh Park diadaptasinya menjadi Korea di tahun 1930 pada masa penjajahan Jepang. Kisahnya terbagi menjadi 3 cerita. Cerita pertama dan kedua sebenarnya sama, namun dibagi berdasarkan sudut pandang yang berbeda. cerita ketiga merupakan konklusi akhir dari film ini.

Bagian pertama yang dinarasikan oleh Sook-hee (Kim Tae-ri) adalah seorang gadis yatim piatu yang berkerja sebagai pencopet. Kedatangan dan rayuan Count Fujiwara (Ha Jung-woo) yang seorang con-artist/penipu ulung, membuat Sook-hee terdorong untuk berkerja sama dengan dia untuk menipu seorang nyonya besar ahli waris dari Jepang, Hideko (Kim Min-hee). Count Fujiwara ingin menikahi Hideko untuk mendapatkan warisannya dan Sook-hee berkerja sebagai pembantu rumah tangganya Hideko di rumah super luas, layaknya istana.

Loading...

960

Hideko ternyata memiliki masa lalu yang sangat kelam yang diceritakan pada bagian kedua. Masa kecilnya dia sudah mendapatkan perlakuan kejam dari pamannya, Kouzuki (Cho Jin-woong). Kouzuki merupakan pengoleksi benda-benda antik erotis berikut dengan berbagai literatur erotis lainnya. Saat beranjak dewasa Hideko pun dipaksa oleh pamannya, untuk membacakan cerita erotis diatas panggung kepada para aristokrat.

Style khas Park Chan Wook yang menggunakan berbagai black humour yang absurd, pace yang lambat namun misterius, erotisme yang abnormal, surealisme visualnya, twist yang mengejutkan hingga kekerasan ektrimnya. Hal-hal tersebut juga terdapat di The Handmaiden, ditambah dengan production design mulai dari bangunan, interior, furnitur, busana yang sangat jempolan bergaya Victorian dengan Gothic yang menjadikan kesan megah, elegan sekaligus misterius dan gelap.

Berbagai adegan erotis yang kinky, menggairahkan dan berani ditampikan secara eksplisit seperti film-film Park Chan Wook lainnya. Hal ini terasa lebih panas berkat akting kedua pemeran utama wanitanya yaitu Kim Tae-ri dan Kim Min-hee yang sangat menjiwai dan intens saat adegan seksual tersebut. Koleksi antik nan erotis mulai dari mannequin hingga buku-buku literatur dengan berbagai ilustrasinya semakin menambah tensi seksualnya terus terjaga.

The-Handmaiden-movie

Narasinya penuh dengan cukup banyak flashback, puzzle-puzzle, tipuan dan segala kejutan. Penonton harus menunggu hingga detik-detik terakhir bagaimana akhir dari kisah ini dirangkai secara jenius oleh Park Chan-wook sang sutradara dan Chung Seo-kyung sang penulis naskah.

Black humour-nya sangat lucu, apalagi saat adegan terakhir yang sangat sadis dan berdarah-darah. Mungkin hanya Park Chan-wook yang bisa membuat adegan penuh dengan black humour sekaligus membuat penonton tidak nyaman dan ngilu atas berbagai adegan extreme violence-nya.

Final Verdict:

Sekali lagi mahakarya agung dari Park Chan-wook. The Handmaiden memberikan sebuah drama psikologis erotis penuh gairah tentang kebebasan, feminisme dan balas dendam yang dirangkai dengan berbagai lapisan twist, black humour, extreme violence, puzzle-puzzle hingga production design elegan nan megah bergaya Victorian dan Gothic. Jika belum pernah menonton segala film dari Park Chan-wook, tontonlah film ini dan dapatkan pengalaman sinematis yang disturbing, surealis, memukau dan tidak akan pernah terlupakan. This is a pure cinematic experience!

Loading...