Cheesy dialogue, lack of humor, forgettable action sequence and thin plot. But, it's very nostalgic!
6Overall Score
Reader Rating 0 Votes
0.0

Sebagian besar para generasi Y pasti dahulu saat masa kecilnya menonton tayangan 5 superhero berkostum warna merah, biru, hitam, kuning dan pink yang dinamakan Power Rangers. Begitu terkenalnya seringkali saat anak-anak kita bermain sebagai salah satu Power Rangers dan mengikuti setiap gerakannya, membeli berbagai mainan sampai pedang dan Power Coins untuk berubah menjadi Power Rangers. Tinggal butuh waktu saja serial tv ciptaan Saban Entertainment yang masih tetap mengudara sampai sekarang ini dibuat versi reboot filmnya kembali setelah dulu Mighty Morphin Power Rangers: The Movie (1995) dan 20 tahun silam, Turbo: A Power Rangers Movie (1997).

Adegan dibuka di masa purbakala dengan Zordon (Bryan Cranston), The Red Ranger berperang melawan Rita Repulsa, The Green Ranger (Rita Repulsa) yang berhianat. Si saat sekarat, Zordon memberikan Power Coins kepada Alpha 5 untuk mencari 5 orang terkuat yang meneruskan menjadi Power Rangers, sementara Rita Repulsa terkubur di dasar laut.

PowerRangers_Cast

Loading...

Baru puluhan juta tahun kemudian Power Coins ini ditemukan oleh kelima remaja SMA dengan berbagai karakter masing-masing dan kelimanya menjadi outsider di sekolahnya.

3 per 4 film durasi awal film ini dihabiskan untuk pendalaman berbagai karakter dari kelima Ranger ini dan mempersatukan mereka supaya seia sekata dan tidak lagi individualistis sehingga menjadi Power Rangers. Hal ini tidak salah, karena biasanya film pertama atau origin movie dihabiskan dengan pengenalan karakter yang cukup lama. Namun sayangnya 1.5 jam pengenalan karakter adalah waktu yang terlalu lama dan menjadi draggy di pertengahan dan membuat penonton semakin tidak sabar menunggu mereka berubah.

Karakter Ranger Merah, Jason Scott (Dacre Montgomery) memperlihatkan seseorang yang dulunya terpandang sebagai quarterback di sekolahnya tetapi sekarang terasingkan atas permasalahan hukumnya. Ranger Biru, Billy Cranston (RJ Cyler) adalah tipikal murid yang nerdy dan menyukai teknologi, karena badannya yang kecil dan kutu bukunya itu sering dibully oleh teman-temannya. Ranger Hitam, Zack (Ludi Lin) lebih sering menghabiskan waktunya di pegunungan daripada di sekolah dan bergaya bad boy, tapi penuh dengan hati saat saat merawat ibunya yang sakit, suasana ini sedikit mengingatkan film Logan yang pada saat Logan merawat Professor X. Ranger Kuning, Trini (Becky G), remaja pemberontak yang mengalami problematika atas preferensi seksualnya. Ranger Kuning menjadi superhero pertama yang LGBT. Ranger Pink, Kimberly Hart (Naomi Scott) cewek terkenal di sekolah, tetapi karena menonjok mantannya sehingga dijauhi teman-temannya.

MV5BNjI1OTAwNDUxOV5BMl5BanBnXkFtZTgwMTA5MTkxMTI@._V1_SY1000_CR0,0,1502,1000_AL_

Beberapa diantara mereka masuk dalam detention class (kelas hukuman) sehingga mirip dengan adegan di Breakfast Club. It’s Breakfast Mighty Morphin Club! Saat mereka mendapatkan kekuatan super yang tidak terduga dan berusaha mengontrol dan menggunakan kekuatan super itu juga mirip dengan Chronicle dan reboot Fantastic Four (2015) yang kualitasnya hancur lebur. 30 menit terakhir tentu mengingatkan akan film Transformers dengan perang di kota, bahkan ada salah satu joke “Bumblebee” disana.

1 jam pertama film ini sungguh menarik, pendalaman karakternya sungguh pas. Karakter Ranger Biru paling mengena dan menjadi pemersatu mereka. Akting dari kelimanya tergolong baik, terutama Jason Scott, Ranger Merah yang dapat memperlihatkan sosok seorang pemimpin dan Billy Cranston, Ranger Biru yang memperlihatkan hasrat besar untuk menjadi Ranger dan ketulusan dalam dirinya.

Ada perubahan karakter yang berbeda dari tv seriesnya terutama Rita Repulsa yang kali ini lebih kejam, jika di tv seriesnya masih ada sisi humornya. Rita kali ini berkostum seperti layaknya Poison Ivy dengan baju zirah hijaunya dan tongkat emasnya. Sisi feminim dari Ranger Pink juga dikurangi dan tentu Ranger Kuning yang kali ini seorang Lesbian. Humor dari karakter bersuara “ai ya yai”, Alpha 5 jauh lebih berkurang, tapi kali ini kick-ass dan bisa bertarung. Zordon lebih memiliki hati dan perasaan yang dibalik egonya untuk melawan Rita Repulsa yang akan diperlihatkan di twist yang mudah tertebak di pertengahan film.

Baca Juga: Ini Hal-Hal yang Harus Kamu Tahu Tentang Power Rangers

Cukup banyak berbagai dialog dan adegan action yang cheesy dan kurang berkualitas. Adegan aksinya tidak digarap dengan baik dengan editan yang terlalu cepat, CGI yang kasar dan koreografi yang memusingkan, apalagi nuansa ketegangannya hampir tidak ada. Power Rangers kali ini sangat kurang di unsur fun dan humor yang meliputi tv seriesnya dahulu, baju Power Rangers-nya pun karena tuntutan zaman mirip dengan kostum Iron Man, bukan lagi dengan kulit. Product Placement Krispy Kreme-nya sangat obvious sekali, tapi ada suatu adegan kocak saat Rita Repulsa makan donat Krispy Kreme!

Final Verdict:

Cheesy dialogue, lack of humor, forgettable action sequence and thin plot. Diluar itu semua, pembangunan karakternya sungguh dalam dan fantastis untuk sebuah origin movie. Begitu pula akting dari kelima Rangernya tergolong baik. 30 menit awal terasa seperti Breakfast Club, Pertengahan seperti film Chronicle dan Fantastic Four (2015). 30 menit terakhir seperti film Transformers. Tontonlah supaya Anda bisa kembali bernostalgia ke masa kecil! Jangan lupa siapkan donat Krispy Kreme sebelum menyaksikannya!

Loading...