Denny TjiputraDetective Conan: The Fist of Blue Sapphire / Meitantei Konan: Konjō no Fisuto merupakan film ke 23 dari film Detektif Conan seri Case Closed. Film Detective Conan: The Fist of Blue Sapphire ini sempat mengalahkan Avengers: Endgame di Box Office Jepang pada minggu keempat penayangannya! Detective Conan: The Fist of Blue Sapphire tayang mulai hari ini, 24 Juli 2019 di bioskop-bioskop CGV, Cinemaxx dan Flix.
Conan merupakan salah satu detektif fiksi paling terkenal sejagad selain Holmes, Poirot dan Kindaichi. Conan merupakan sebuah karakter manga detektif karya Gosho Aoyama. Sejak tahun 1994 komik ini dipublikasikan pada majalah Mingguan Shōnen Sunday yang terbit di Jepang. Serial ini menceritakan tentang seorang detektif SMA bernama Shinichi Kudo, yang tubuhnya mengecil akibat sebuah racun akibat berurusan dengan anggota berjubah hitam. Karena itu dia harus menyembunyikan indentitasnya dan tinggal bersama Ran, pacarnya dan ayahnya Ran, bernama Kogoro Mouri (Rikiya Koyama) yang merupakan seorang detektif privat.
Sinopsis:
Ketika perhiasan Blue Sapphire dipamerkan di Marina Bay Sands terjadilah pembunuhan yang menghebohkan dan terdapat sebuah kartu milik Kaito Kid (Kappei Yamaguchi) di TKP, sehingga membuat polisi curiga karenanya. Kaito Kid yang ingin membersihkan namanya dari tuduhan itu, membawa Conan (Minami Takayama) ke dalam kopernya menuju Singapura. Kaito Kid juga menyamar menjadi Shinici Kudo supaya dia bisa dekat dengan detektif Kogoro Mouri yang diminta bantuannya dalam menyelidiki kasus itu.
Review:
Secara keseluruhan Detective Conan: The Fist of Blue Sapphire masih menggunakan formula klasiknya, namun kali ini kembali munculnya Kaito Kid yang menjadi perbedaan. Latar kota Singapura yang begitu mirip dengan aslinya turut menjadi nilai plus dibandingkan dengan film Conan-Conan sebelumnya.
Kaito Kid merupakan seorang pencuri ulung yang menggunakan keahlian sulap dan teknologi tinggi dalam menjalankan segala aksi-aksinya. Hubungannya dengan Conan yang sangat menarik seperti love-hate relationship ataupun juga seperti yin dan yang, mereka memang seringkali tidak sependapat dalam banyak hal dan bisa dikatakan sebagai musuh, namun seringkali memiliki tujuan yang sama maupun rasa ingin membantu dan akhirnya menjadi saling melengkapi. Kecerdikan dan kepercayaan diri dari Kaito Kid dan kecerdasan dari Conan membuat dynamic duo ini sangat menarik untuk disimak.
Bisa jadi ini merupakan sebuah film anime pertama yang menampilkan negara Singapura secara sangat realistis dan tampak sama dengan aslinya. Berbagai ikon dari Singapura diperlihatkan dengan cakap seperti Marina Bay Sands, Garden at the Bays, Haji Lane, Merlion Park hingga Maxwell Food Centre. Hal yang terbaik adalah saat pemandangan malam hari pada shot dari udara yang memperlihatkan Singapura begitu indah dan gemerlap.
Film Conan kali ini masih terdapat bumbu-bumbu humor segar yang dapat mengundang tawa dan terdapat juga bumbu percintaan dari Shinici Kudo dengan Ran (Wakana Yamazaki) dan juga Sonoko (Naoko Matsui) dengan Makoto Kyogoku (Nobuyuki Hiyama). Walau terasa banyak yang cheesy, namun seringkali membuat penonton menjadi tersenyum melihat bagaimana romantisme di masa remaja itu.
Berbagai adegan aksinya sungguh seru dan mengalir, banyak adegan aksi yang melibatkan Kaito Kid maupun Conan yang membuat penonton menahan nafas. Kaito Kid ini memang sangat licin dan cerdik, banyak adegan-adegan yang seakan tinggal menunggu ajal maupun adegan di mana Kaito Kid sedikit lagi tertangkap namun dia berkali-kali bisa lepas. Adegan aksi lainnya yang mencuri perhatian adalah dari karateka Makoto Kyogoku, dia sungguh sangat bad-ass dalam menghajar segala lawan-lawannya itu.
Kesimpulan Akhir:
Masih menggunakan formula dari film Detective Conan lainnya, namun perbedaan terbesar dalam film Detective Conan: The Fist of Blue Sapphire ada di hubungan love-hate relationship dari Conan yang cerdas dan Kaito Kid yang cerdik itu dan betapa realistis dan gemerlapnya kota Singapura. Seru dan menghibur!
Note: scroll / gulir ke bawah untuk melihat rating penilaian film