Masa tahun 2000-an selain Ada Apa dengan Cinta (2002), film romantis lainnya Eiffel I’m in Love (2003) sukses luar biasa berkat sekitar 2.6 juta penonton saat itu. 15 tahun kemudian sekuelnya berjudul Eiffel I’m in Love 2 rilis.

12 tahun setelah pertemuan perdananya, Tita (Shandy Aulia) kini telah berusia 27 tahun. Teman-temannya seringkali menanyakan kabar “kapan nikah?” kepadanya, sudah berkali-kali dia datang ke acara pernikahan teman-temannya dan 7 kali pula dia mendapatkan hand bouquet, tapi belum juga Adit (Samuel Rizal) melamarnya. Suatu hari ayah dari Tita (Helmy Yahya) memutuskan untuk memboyong keluarganya untuk pindah ke Paris untuk mengelola restoran yang sebelumnya dikelola oleh ayahnya Adit. Ini kesempatan Tita untuk lebih mendekatkan diri dengan Adit karena selama ini mereka LDR-an.

1 2

Loading...

Seakan mengajak untuk nostalgia, karakter Tita yang innocent dan manja, Adit yang keras, dingin dan cuek tetap dipertahankan. Begitu juga karakter pendukung lain seperti ayah, ibunya yang masih protektif, teman baiknya yang juga saudara iparnya Uni (Saphira Indah), kakaknya (Tommy Kurniawan) dan bahkan supir dari Adit juga masih sama! Adegan menguping di film pertama juga ada di film kedua ini.

Humornya masih fokus pada pertikaian Adit dan Tita dengan masalah-masalah yang sangat sepele. Cukup banyak adegan-adegan ini menimbulkan tawa geli. Memang dalam masa pacaran masa-masa sepele ini bisa menjadi besar. Bagusnya, walau sering berantem, tapi Adit dan Tita masih tetap saling mencintai dan saling sayang.

3 4

Fokus film mengisahkan mengenai masa pacaran yang begitu lamanya tetapi tidak nikah-nikah. Beda dengan teman-teman Tita yang pacaran sebentar langsung menikah. Tita yang sudah dimakan umur dan sering meminta kejelasan dari Adit. Stigma dari teman-temannya menjadi negatif kepada Tita dan Adit. Apakah mereka serius dalam menjalin hubungannya.

Shandy Aulia masih seperti dahulu, tetap memberikan akting yang lucu dan menggemaskan sebagai Tita. Samuel Rizal tetap pada tampang galak dan juteknya. Namun seperti film pertama jika dalam berakting dalam segi romantisme, agaknya ada sesuatu yang kurang. Mimik mukanya kurang menampilkan rasa cinta yang mendalam terhadap Tita, cenderung datar-datar saja. Sehingga hal ini sedikit mengurangi chemistry antara mereka berdua.

Pada menjelang klimaks ada karakter penting yang mengubah jalannya cerita, yaitu sahabat pria dari Tita yaitu Adam (Marthino Lio). Karakter dia mengundang perdebatan lagi mengenai apakah pria dan wanita bisa bersahabat? Sedikit permasalahan di ending ketika karakter dari Adam ini menimbulkan simpati yang tidak sedikit, bahkan bisa saja simpati penonton lebih besar kepara karakter Adam daripada karakter Adit itu sendiri.

Masalah logika merupakan salah satu kelemahan film ini, paling fatal adalah bagaimana sosok ibu dari Tita yang sangat over protective sehingga Tita tidak boleh mempunyai handphone! Tita hanya boleh meminjam dari temannya, supir atau pembantunya. Apa ada di zaman sekarang seseorang yang berusia sudah berumur 27 tahun tidak mempunyai handphone?

Sinematografi dari Yunus Pasolang memberikan gambaran kota Paris yang sangat indah dan romantis. Warna-warna kuning neon nan lembut di saat malam, cerahnya kota Paris di waktu siang membuat penonton makin kadung ingin ke Paris untuk merasakan romantisme dari Adit dan Tita.

Final Verdict:

Eiffel I’m in Love 2 mampu menghadirkan nuansa nostalgia karena hampir keseluruhan karakter-karakternya masih sama dan juga masih dengan humor-humor lucu nan menggemaskan dari pertengkaran masalah sepele dari Adit dan Tita. Sinematografi yang memukau di kota Paris menambah suasana romantis. Kelemahan Eiffel I’m in Love 2 terdapat dari segi logika dan akting datar dari Samuel Rizal saat beradegan romantis.

Loading...

Review Eiffel I'm in Love 2 - Nostalgia Cinta Adit dan Tita di Paris
7Overall Score
Reader Rating 2 Votes
8.0