Kasus kriminal perkosaan adalah salah satu kasus kejahatan yang sudah pasti meninggalkan trauma fisik dan psikis bagi korbannya. Melalui film 27 Steps of May, sutradara Ravi Bharwani (The Rainmaker, Jermal) bersama penulis naskah Rayya Makarim (Jermal, Pasir Berbisik) mengangkat cerita berdasarkan kisah trauma korban dan tahapan dalam menghadapi dan menanggulangi trauma tersebut.

Sempat berkeliling dan diapresiasi di berbagai festival film dalam dan luar negeri sejak tahun 2018 lalu, film produksi Green Glow Productions yang bekerjasama dengan Go Studio ini akan rilis reguler di bioskop-bioskop tertentu di seluruh Indonesia bertepatan dengan berlangsungnya event Women’s March pada tanggal 27 April 2019.

film 27 Steps of May

Loading...

Sinopsis

Malam itu seorang gadis SMP bernama May (Raihannun) sedang dalam perjalanan pulang dari pasar malam. Alih-alih pulang, May disekap dan diperkosa oleh beberapa orang dan ditinggalkan begitu saja. Dalam kondisi lemah tak berdaya May berhasil pulang ke rumahnya. Sang Ayah (Lukman Sardi) terkejut mendapati kondisi puterinya malam itu.

Delapan tahun kemudian kita melihat May yang berbeda, sudah dewasa tapi tidak seceria dulu lagi. Selama 8 tahun May tidak pernah keluar rumah. Ia mengalami trauma berat dan hidup mengucilkan diri di kamarnya disertai perilaku obsesif kompulsif akut yang tercetus oleh traumanya. Sementara Sang Ayah lebih banyak diam dan memendam amarah pada dirinya sendiri karena kegagalan melindungi May. Keseharian mereka di rumah hanya memproduksi boneka buatan tangan May diwarnai dengan ketelatenan Sang Ayah yang meladeni segala kebutuhan May.

Hari-hari May berubah manakala lewat tembok kamarnya ia menyadari ada tetangga baru yang ternyata seorang Pesulap (Ario Bayu). Suatu kejadian membuat tembok kamar May jebol dan memberi kesempatan May untuk mengintip dan berinteraksi dengan Pesulap tersebut tanpa Ayah May ketahui.  Ketertarikan May pada Pesulap tetangganya itu membuat perlahan demi perlahan May mulai terbuka dan menandai perlawanan May terhadap rasa traumanya. Sedangkan sang Ayah meluapkan amarahnya dengan bertinju secara ilegal yang membuatnya beresiko kehilangan May.

Film 27 Steps of May

Ulasan

Dibuka dengan adegan di pasar malam dilanjutkan dengan adegan pemerkosaan , film ini sedikit aneh karena tidak memakai aktor lain yang lebih muda untuk memerankan karakter May di usia sekolah menengah pertama. Untung saja durasi adegan tersebut tidak terlalu lama sehingga casting aneh tersebut tidak terlalu tertancap dalam benak.

Sesudahnya film banyak berkutat di lokasi rumah dan kamar May yang sederhana. Film menggambarkan kehidupan May yang hanya melakukan rutinitas yang sama setiap hari. Tidak ada penjelasan dari pembuat film bahwa perilaku kompulsif tersebut merupakan dampak trauma yang May alami karena film yang minim dialog ini ingin banyak bercerita lewat gambar dan kegiatan yang dilakukan para karakternya. Sebuah kejadian kebakaran di belakang rumah makin menguatkan dampak trauma dan depresi yang dialami May 8 tahun sejak peristiwa pemerkosaan tersebut.

Skenario dari Rayya Makarim cukup memberikan banyak ruang bagi karakter May dan Ayahnya menunjukkan siapa dan apa yang mereka alami. Penonton diberi asupan lebih mengenai kondisi May. Seperti judul filmnya yang dialihbahasakan menjadi 27 langkah, secara perlahan kita melihat langkah demi langkah May melewati fase-fase menghadapi traumanya. Termasuk kehadiran sang pesulap yang memberi banyak pengaruh dalam langkah May.

film 27 Steps of May

Karakter sang pesulap merupakan karakter unik yang dapat penonton maknai berbeda. Interaksinya dengan May penuh dengan metafora dan simbolik. Sebuah tantangan sendiri bagi penonton untuk dapat memaknainya. Tidak jauh berbeda dengan May, sang Ayah juga menghadapi pertarungan sengit melawan amarahnya. Sebuah perbandingan yang menarik untuk memahami apa yang korban trauma dan keluarga/pendamping korban trauma hadapi.

Sutradara Ravi Bharwani mempersembahkan sebuah film yang penting dan relevan dalam film 27 Steps Of May ini. Tidak hanya kemampuannya yang baik dalam menerjemahkan naskah, sensitivitasnya dalam memahami isu sensitif ini patut diacungi jempol. Beliau juga mampu mengarahkan para aktornya untuk memberi penampilan terbaik dalam sejarah akting mereka.

Ya, Raihannun dan Lukman Sardi adalah bintang yang paling bersinar dalam film ini. Raihannun memerankan May dengan sangat luar biasa. Sepanjang film penonton dapat menangkap raut wajah depresif seperti menyimpan trauma mendalam. Begitu pula Lukman Sardi. Presentasi wajah kalem kebapakan saat melayani dan menjaga putrinya bisa berubah 180 derajat saat sedang bertinju, penuh amarah dan bengis. Chemistry minim dialog dengan Raihannun dan bagian komedi dengan kurir boneka, Verdi Solaiman sangat hidup dan dapat dipercaya. Saya tidak akan terkejut kalau keduanya mendapatkan nominasi Piala Citra untuk Aktris dan Aktor Terbaik FFI tahun depan.

Film 27 Steps of May

Dari sisi produksi film ini memiliki sinematografi yang sangat sesuai dengan kebutuhan film. Tidak memakai gambar indah demi tidak bertabrakan dengan kondisi May adalah keputusan jitu. Kesan claustrophobic saat scene di rumah dan kamar pun efektif agar penonton merasakan apa yang May rasakan selama di kamar. Dari sisi tata suara, banyaknya adegan sunyi memberi kesan sepi yang menular ke penonton. Ilustrasi musik yang digunakan pun minim dan hanya digunakan di momen-momen dramatis yang sesuai. Desain produksi, make up dan wardrobe juga sangat baik menyesuaikan dengan tema dan tone film secara keseluruhan.

Dari sisi kekurangan selain dari casting May saat SMP adalah bagian komedinya yang terasa salah tempat. Meskipun memang sangat berguna untuk mencairkan suasana dan tidak menggunakan aktor stand up comedian seperti kebanyakan film Indonesia lain, tetapi tetap saja mengganggu mood film yang serius. Beruntung chemistry Verdi dan Lukman sangat baik.

Film 27 Steps of May

Kesimpulan Akhir

Menonton film 27 Steps Of May merupakan pengalaman menonton film yang tidak biasa. Film ini menawarkan proses belajar memahami dan berempati terhadap korban peristiwa traumatis. Tentu saja setiap kasus dan setiap pribadi tidak mengalami proses yang sama dalam menghadapi trauma. Akan tetapi film ini memiliki potensi besar dalam memberikan perspektif mencerahkan soal korban pasca trauma kekerasan seksual bagi tiap penontonnya.  Film yang memiliki naskah pintar dan kualitas akting nomer satu ini layak untuk anda saksikan dan renungkan seusai menontonnya.

Loading...

Review Film 27 Steps Of May (2019) - Memahami Korban Trauma Perkosaan Lewat Sebuah Film
8.5Overall Score
Reader Rating 2 Votes
9.5