Review Film A Shaun The Sheep The Movie: Farmageddon (2019) – Domba Dan Alien Yang Mencari Jalan Pulang Ke Rumah
7Overall Score
Reader Rating 0 Votes
0.0

Aardman Animations kembali lagi, pada tahun ini rumah produksi stop-motion tersebut melanjutkan salah satu Intellectual Property (IP) mereka yang laris manis yaitu Shaun The Sheep. Setelah sukses pada tahun 2015 dimana Shaun The Sheep Movie berhasil masuk nominasi Oscar edisi ke-88 untuk kategori Best Animated Feature.

Masih bercerita tentang kehidupan para hewan-hewan peternakan, kisah Farmageddon ini merupakan stand alone sequel atau berdiri sendiri. Jadi bagi yang belum pernah menonton serial TV ataupun film pertamanya tidak perlu khawatir, dijamin kalian bisa mengikuti dan menikmati jalannya cerita.

Loading...

Will Becher dan Richard Phelan melakukan debutnya sebagai sutradara Animated Feature di Farmageddon ini, sebelumnya mereka bertindak sebagai animator dan story board di beberapa film Aardman, ini merupakan sebuah tantangan baru dan menaikkan mereka ke tahap selanjutnya di dalam sebuah industri film.

Farmageddon masih bersetting di peternakan Mossy Bottom, para domba-dombanya masih dipimpin oleh Shaun (Justin Fletcher) sang domba dengan jambul ikonik, lalu Bitzer (John Sparkes) anjing peternakan yang loyal dan mengawasi domba-domba agar tidak membuat kekacauan. Suatu malam sebuah pesawat luar angkasa mendarat di kota, dan membuat kehebohan pada seantero penjuru kota. Pesawat tersebut juga berisi alien atau makhluk luar angkasa yang bernama Lu-La (Amalia Vitale), alien tersebut juga memiliki kemampuan telekinesis (menggerakkan barang), teleportasi hingga mampu menirukan suara yang ia dengar. Singkat cerita Lu-La sang alien bertemu dengan Shaun dipeternakan dan menceritakan bahwa ia kebingungan dalam mencari jalan pulang ke planet tempat ia berasal. Shaun bersedia membantu, namun ditempat lain sebuah organisasi ala-ala “Men In Black” diam-diam menyelidiki dan berusaha menangkap alien tersebut. Mampukah Shaun mengantarkan Lu-La kembali pulang ke planetnya? Atau justru Lu-La ditangkap oleh organisasi mirip “Men In Black” tersebut?

Shaun The Sheep Movie kali ini masih menggunakan formula pada serial tv atau film sebelumnya, tanpa dialog, menggunakan ekspresi serta humor british dan kali ini ditambahkan beberapa referensi dari film-film science-fiction yang popular serta ikonik juga akan dimunculkan dibeberapa scene film, jadi coba kalian perhatikan filmnya dengan baik-baik ya :). Film ini akan penuh dengan adegan-adegan konyol, seru, absurd dan juga parodi. Semua kombinasi tersebut sengaja dibuat untuk memancing kelucuan dan tawa para penonton.

Inti cerita dari Farmageddon sebenarnya cukup klise dan sudah sering diangkat pada film-film sci-fi yang sudah dirilis sebelumnya seperti tentang alien yang terdampar dan berusaha mencari jalan pulang hingga bertemu karakter yang bersedia membantu dan tentunya karakter antagonis yang berusaha menangkap alien tersebut. Walaupun film ini tanpa dialog dan hanya mengandalkan slapstick comedy, karakter-karakter dengan ciri khas yang kuat di Farmageddon berhasil menghidupkan jalan ceritanya.

Diproduksi oleh Aardman Animations (The Pirates! In an Adventure with Scientists! (2012), Shaun the Sheep Movie (2015), Early Man (2018),teknik stop-motion yang digunakan semakin menunjukkan peningkatan dan dikombinasikan juga beberapa animasi 3D, Farmageddon seru dan lucu dinikmati tanpa perlu mengikuti serial tv ataupun film sebelumnya, aksi-aksi konyol para domba, anjing dan alien akan menghibur penonton dan tentunya pesan persahabatan dan kekeluargaan yang disampaikan kepada penonton juga cukup jelas dimunculkan di Farmageddon.

Jangan lewatkan dua credit scene pada pertengahan dan akhir credit film ya buat para penonton.

A Shaun The Sheep The Movie: Farmageddon sedang tayang di  jaringan bioskop Cinema XX1 dan Movimax

Loading...