Berlatar dunia pada masa zaman es, Seorang remaja Cro-Magnon berusia 17 tahun Keda (Kodi Smit-McPhee) meninggalkan desanya untuk pertama kalinya berburu bison ditemani oleh ayahnya Tau (Jóhannes Haukur Jóhannesson) dan beberapa anggota dari suku tersebut. Karena ketakutannya saat kegiatan ini, Keda terluka dan tertinggal dari kawanannya dan mesti berjalan bermil-mil untuk kembali ke desanya.

Dalam kondisi terlemahnya, Keda diserang oleh sekumpulan serigala. Dalam pertahanannya dalam menangkis serangan para serigala, Keda berhasil melukai pemimpin / Alpha serigala, yang menyebabkan kumpulan serigala itu melarikan diri. Saat dia ingin membunuh serigala itu, hati nurani seorang Keda / manusia tumbuh dan akhirnya dia mengobati luka dari serigala tersebut.

Sejak itu ikatan mereka berdua semakin kuat dan mereka bersama-sama berjuang dan saling membantu untuk mengarungi segala halangan untuk kembali ke kumpulan mereka.

Loading...

Alpha merupakan kisah klasik persahabatan manusia dengan hewan, sudah banyak yang mengisahkannya seperti pada film-film Free Willy (1993) – Manusia dengan ikan paus, Flicka (2006) – Manusia dengan kuda, Dolphin Tale (2011) – Manusia dengan lumba-lumba, Duma (2005) – Manusia dengan cheetah, How to Train Your Dragon (2010) – Manusia dengan naga, Rentaneko (2007) – Manusia dengan kucing dan yang terbanyak tentu persahabatan manusia dengan anjing seperti halnya film-film Beethoven (1992), Air Bud (1997) dan tentu yang terbaik sekaligus menguras air mata yaitu film Hachi-ko (1987) dan Hachi: A Dog’s Tale (2009). Tetapi dari semuanya itu jarang sekali ada film yang mengangkat kisah awal mula mengapa manusia bisa bersahabat dengan hewan. Pada film Alpha ini, dikisahkan bagaimana awal mula persahabatan manusia dengan anjing yang ternyata sudah dimulai sejak sekitar 20 ribu tahun yang lalu.

Awalnya memang manusia menganggap serigala (cikal bakal anjing) adalah makhluk buas yang mesti dibunuh sebelum mereka menyerang kita. Hal ini dipatahkan oleh Keda dan Alpha (nama yang diberikan Keda kepada serigala itu). Awalnya Keda hanya berniat untuk mengobatinya dan memberi makan Alpha supaya dia dapat pulih dan kembali ke kawanan mereka. Setelah pulih dengan sempurna, Keda mengusir Alpha dan ternyata anjing yang merupakan hewan yang sungguh sangat setia itu, tidak mau meninggalkan Keda dan akhirnya mengikuti segala perjalanan dari Keda. Hewan yang tahu betul cara balas budi ini kemudian bersama Keda bersama-sama berburu hewan liar untuk mereka makan. Walau jasa Alpha lebih besar dalam memburu hewan-hewan liar tersebut, Keda masih menampilkan diri sebagai pack leader, Alpha juga menuruti dan menunggu setelah pack leader makan. Ada satu adegan yang cukup lucu saat Keda ingin mengusir Alpha dengan melemparkan dahan pohon ke arahnya, ternyata sifat dasar anjing kembali diperlihatkan. Alih-alih pergi karena diusir, Alpha memberikan kembali dahan pohon itu ke Keda. Interaksi-interaksi ini tentu saja sangat relatable dan menggungah perasaan bagi seseorang yang pernah memiliki anjing ataupun hewan peliharaan lainnya.

Supaya dapat memperlihatkan interaksi yang dalam, hangat dan tampak nyata antara Keda dan Alpha maka dicarilah anjing campuran German Shepherd dan serigala Carpathian, tidak hanya berupa CGI saja sehingga terciptanya penampilan serupa serigala tetapi tetap memiliki sifat-sifat seperti anjing.

Sutradara dari film Alpha yaitu Albert Hughes (The Book of Eli, From Hell) dan sang sinematografer Martin Gschlacht (Goodnight Mommy) menampilkan cukup banyak long shot yang menawan sekaligus memanjakan mata mulai dari landscape canyon, landscape hamparan es, langit penuh bintang hingga sungai-sungai. Shot-shot ini dibantu dengan lighting yang benar-benar dari alam sehingga lebih realistis. Shot-shot terbaik ada saat Alpha dan Keda bahu-membahu berburu babi hutan dan  saat Keda terperosok di dalam danau es dan Alpha melihat Keda di dalam air tersebut yang tembus pandang karena dipisahkan oleh es.

Guna menambak keotentikan film, film Alpha hampir keseluruhan menggunakan bahasa Cro-Magnon bukan bahasa Inggris seperti yang banyak film lakukan. Namun, tidak ada artifak maupun hal-hal yang mencatat bahasa ini sehingga tim produksi dari Alpha meminta bantuan kepada LCS (Language Creation Society) yang pernah membuatkan bahasa untuk serial tv Game of Thrones, bahasa Na’vi untuk film Avatar dan bahasa Kryptonian untuk film Superman.

Kodi Smit-McPhee sebagai pemeran Keda memberikan sebuah akting yang memikat walau seringkali minim dialog dan hanya menggunakan ekspresi dan bahasa tubuh saja. Chemistry dengan Alpha sungguh kuat, penonton seakan-akan merasa bahwa Smit-McPhee memang memiliki seekor anjing peliharaan bernama Alpha. Ikatan proses ini memang berlangsung selama selama berminggu-minggu berlating bersama Alpha, tidak heran kalau mereka sudah seperti saudara ataupun sahabat saja.

Kesimpulan Akhir: 

Sebuah kisah yang menggugah perasaan mengenai asal mula persahabatan manusia dengan anjing yang dikemas dengan visual yang menawan dan memanjakan mata, khususnya untuk long shot-nya. Tentu film ini akan relatable bagi para pencinta hewan, khususnya anjing.

 

Loading...

Review Film Alpha (2018) - Kisah Awal Mula Persahabatan Manusia dengan Anjing
8Overall Score
Reader Rating 3 Votes
8.8