Come to Daddy bukanlah film untuk semua penonton karena betapa… tidak umumnya film ini. Ini bukanlah tipe film yang biasa kita tonton, ini adalah seperti film yang menggabungkan beberapa genre ke dalamnya dan semakin kita jelajahi semakin aneh dan liar film berjalan, dan justru itulah titik utama film yang disutradarai oleh Ant Timpson ini dan mengapa film ini bekerja dengan sukses.

Come to Daddy menceritakan seseorang yang setelah sekian lama tidak bertemu dengan ayahnya, diundang oleh ayahnya ke rumahnya yang terpencil dan berada di dekat pantai. Norval (Elijah Wood), dengan kopernya dan potongan rambut yang seperti mangkuk serta berkumis, harus melewati rimbunnya hutan untuk menemui rumah ayahnya.

Setelah sampai di rumah yang ia katakan “Terlihat seperti UFO dari tahun 1980,” ia bertemu dengan ayahnya, Brian (Stephen McHattie). Awalnya ayahnya dengan senang menyambut kedatangan Norval, apalagi mereka sudah tidak bertemu setidaknya 30 tahun atau saat Norval masih kanak-kanak.

Loading...

Tetapi semakin lama interaksi keduanya semakin masam, yang dimulai dengan Norval membohongi ayahnya bahwa ia mengenal Elton John hanya untuk mengesankan ayahnya. Ayahnya mengetahui kalau Norval berbohong, dan akhirnya keduanya mulai saling tidak percaya satu dengan yang lain. Tidak hanya Brian yang merasa tidak percaya dengan anaknya, begitu juga dengan Norval yang merasa bahwa ayahnya mungkin saja merahasiakan sesuatu.

Untuk sebuah film thriller, ini bekerja karena rasa tidak percaya keduanya akhirnya mengakibatkan Norval untuk terus mencari tahu apa yang sebenarnya Brian lakukan selama ini dan apa yang ia simpan dari dirinya. Tidak hanya rasa penasarannya memang menarik untuk kita ikuti, begitu juga dengan interaksi keduanya.

Saat sebelum menonton film ini, saya melihat bahwa Come to Daddy dilabeli sebagai film komedi thriller, dan film ini memanglah cerdik dalam memberikan humor gelapnya. Humor gelapnya biasanya datang dari betapa kikuk hubungan antara Norval dan ayahnya, bahkan hingga titik di mana keduanya sudah saling tidak percaya.

Iya, film ini memanglah cerdik karena semakin lama kita mengikuti Norval dalam pencarian kebenarannya, semakin eksentrik cerita berjalan. Film ini terus berganti genre, dari komedi gelap hingga thriller bahkan hingga horror namun tetap masih dapat dikendalikan oleh Ant Timpson dan tidak terasa terlalu heboh ataupun tidak logis dan inilah yang membuat film Come to Daddy berhasil.

Tidak hanya bagaimana ia memang pintar mengendalikan alur cerita, namun juga film ini bekerja karena terasa sangat minimalis. Hampir seluruh film diceritakan di rumah ayahnya Norval, mulai dari awal hingga tiga perempat film kita berada di rumah pantainya itu. Hanya menceritakan kisahnya yang unik pada satu lokasi saja memang membantu membuat cerita lebih teratur dan tidak berantakan.

Selain itu juga betapa sedikitnya karakter yang muncul di film membantu membuat cerita menjadi lebih intim dan sederhana. Dan hanyalah Norval, diperankan dengan lugu oleh aktor The Lord of the Ring Elijah Wood, yang dengan konsisten muncul dari awal hingga akhir. Selain dia, mungkin beberapa karakter muncul hanya setengah film saja, dan ini memang terasa betul karena kita tertarik dengan Norval dan misinya untuk mengungkap rahasia ayahnya.

Jika saja karakter lainnya terlalu sering muncul, itu justru akan mengganggu nuansa “penasaran” yang datang dari Norval, dan kita nantinya malah akan hilang rasa penasaran kita dari karakter Norval yang sangat ingin mengetahui apa yang disembunyikan oleh ayahnya.

Untuk film yang berdurasi “hanya” 90 menit saja, memang masih ada beberapa adegan yang terlalu lama di Come to Daddy di mana beberapa adegan itu berdurasi panjang namun tidak banyak yang terjadi. Tetapi kekurangan itu masih dapat ditutupi dengan betapa eksentrik cerita yang dimilikinya, bahkan di saat kita sudah mengetahui sesuatu, film ini masih dapat mengejutkan penonton.

Dari awal hingga akhir, kita disuguhi cerita yang mungkin saja memang bukan untuk semua. Cerita yang bermula di titik A namun berakhir di titik Z, tetapi perjalanan dalam film ini serasa sangatlah seru untuk dilihat, dengan humor gelapnya, bagian thriller yang memang menegangkan dan beberapa serasa kelam, dan berakhir dengan penutup film yang secara tidak terduga sangat manis dan memilukan. Ini adalah sebuah film dengan mood yang seperti roller coaster.

Loading...

Review Film Come to Daddy (2019) - Mencari Kebenaran Ayah yang Misterius
7Overall Score
Reader Rating 0 Votes
0.0