Sejak tahun 2014, dimulai dari film Maleficient, Disney terus menerus memproduksi film live action yang diangkat dari film-film animasinya di masa lampau. Berturut-turut Disney mengeluarkan Cinderella (2015), The Jungle Book (2016), Alice Through the Looking Glass (2016, sekuel dari Alice in Wonderland), Beauty and the Beast (2017), Christopher Robin (2018). Belum lagi tahun ini akan tayang 3 film yaitu Dumbo, Aladdin dan The Lion King.

Dumbo telah tayang mulai hari Rabu, 27 Maret 2019.

Sinopsis:

Loading...

Film Dumbo (2019) menceritakan soal gajah kecil bertelinga panjang yang diasuh oleh Holt Farrier (Colin Farrell), seorang mantan pemain sirkus dari Kentucky yang harus kehilangan salah satu tangannya karena Perang Dunia. Dia diupah oleh Max Medici (Danny DeVito) yang merupakan pemilik sirkus Medici Bros untuk merawatnya sekaligus melatihnya supaya Dumbo dapat beraksi di sirkus. Anak Holt yaitu Milly Farrier (Nico Parker) dan Joe Farrier (Finley Hobbins) yang turut merawat Dumbo tidak sengaja melihat Dumbo dapat terbang karena terisap bulu burung. Tentu saja ayahnya, pemilik sirkus maupun para pemain sirkus lainnya tidak mempercayai kedua anak itu.

Saat Dumbo tampil dalam atraksi sirkus, terjadi sebuah momen yang tidak mengenakan yang menyebabkan Dumbo terperangkap diatas tiang sehingga membuat Milly berinisiatif untuk memberikan Dumbo sebuah bulu burung. Dumbo akhirnya terbang dan membuat heboh seantero negeri. Hal ini membuat pengusaha besar atraksi bermain Dreamland (seperti Disneyland), yaitu V. A. Vandevere (Michael Keaton) tertarik untuk membeli Dumbo. Walau semula menolak, akhirnya Max Medici luluh juga karena V.A. Vandevere kemudian menganggap Max Medici adalah seorang partner bisnis dan dia juga turut memperkerjakan semua karyawan dari Max Medici dan memboyong mereka semua ke Dreamland.

V. A. Vandevere ternyata tidak seperti Max Medici dan Holt Farrier yang dengan kasih sayang merawat Dumbo. Dia tidak lain melihat Dumbo hanya sebuah benda atau binatang bodoh yang bisa seenaknya dia eksploitasi.

Review:

Banyak kalangan mengatakan Disney kekurangan ide karena lebih sering me-remake daripada membuat cerita baru. Namun tentu melihat kualitas dan pendapatan beberapa film seperti Beauty and the Beasts (2017), The Jungle Book (2016), Cinderella (2015), maka apa yang dilakukan Disney merupakan keputusan yang sangat tepat. Film-film tersebut tidak hanya menimbulkan momen-momen nostalgia dengan berbagai homage-nya, tapi juga memberikan the magic of Disney.

Tentu saja film remake baik itu dari animasi ke live action ataupun remake dari film live action ke live action tidak mungkin 100% sama ataupun disamakan frame by frame, karena jelas menyesuaikan apa yang terjadi di masa lampau dengan masa sekarang dan menyesuaikan dengan kondisi sekarang ini. Namun sayangnya Dumbo banyak perubahan, paling fatal adalah film Dumbo dulu tergolong simpel, manis dan dengan lagu-lagu klasik khas Disney. Kali ini diperumit dengan berbagai karakter yang saking banyaknya tidak terhitung jumlahnya dan banyak sekali karakter yang seakan numpang lewat saja. Lagu dari film kartun yang tayang pada tahun 1941 itu juga hanya ditampilkan satu saja yaitu Baby Mine pada film Dumbo 2019 ini.

Hampir semua karakter terlupakan, bahkan bisa dikatakan hanya Dumbo saja yang memorable. Ini disebabkan karakternya yang banyak one-dimensional. Penonton tidak bisa melihat hubungan yang cukup menggugah perasaan antara ayah dengan anak, pemilik sirkus Max Medici dengan para performer, hubungan antara Colette Marchant (Eva Green) dengan pengusaha rakus V. A. Vandevere, Colette Marchant dengan Dumbo dan paling fatal hubungan antara Milly dan Dumbo yang terasa hambar. Milly dapat dikatakan sebagai pengganti dari tikus lucu yang energik dari film Dumbo di tahun 1941. Tikus ini hanya tampil sekilas saja di film 2019 ini.

Sederetan nama besar seperti Collin Farrel, Michael Keaton, Eva Green dan Danny DeVito tidak mampu mengangkat film ini menjadi lebih tinggi lagi. Khusus untuk Michael Keaton karakternya mirip dengan film The Founder yang di mana dia mengeksploitasi partner bisnisnya demi kepentingan sendiri. Bedanya dalam Dumbo ini, karakternya benar-benar satu sisi saja, tidak diperlihatkan sisi lain.

Tim Burton sutradara yang dikenal eksentrik dengan berbagai filmnya yang cukup gothic, dark, muram dan absurd itu, tidak mampu menyelaraskan visual dan produksi yang megah layaknya The Greatest Showman ini dengan sebuah drama yang menggugah hati. Hanya pesan yang ingin disampaikan cukup mengena yaitu binatang tidak layak untuk dieksploitasi menjadi sirkus.

Hanya Dumbo yang mampu menjadi penyelamat film ini, itupun Dumbo tidak pernah benar-benar dapat membawa penontonnya terbang tinggi, kurang ada momen dramatis dan magis bagi Dumbo. Saat ada momen yang sebenarnya dapat membuat film ini terbang tinggi, tiba-tiba saja adegan berpindah ke adegan lainnya.

Kesimpulan Akhir:

Karakter Dumbo (2019) memang masih lovable khususnya bagi anak-anak. Sayangnya film Dumbo (2019) kualitasnya sangat jauh dari film animasinya di tahun 1941, diakibatkan karena mencoba tampil terlalu rumit dengan berbagai banyaknya karakter yang ingin ditampilkan. Tim Burton lagi-lagi gagal untuk menyelaraskan keahlian mengolah sebuah visual yang memukau dengan drama yang menggugah perasaan.

Loading...

Review Film Dumbo (2019) - Film Dumbo yang Tidak Pernah Terbang Tinggi
5Overall Score
Reader Rating 0 Votes
0.0