Fenomena film Frozen (2013) dengan karakter ikonik Anna, Elsa dan Olaf sungguh di luar perkiraan mengingat animasi 2D Disney dengan formula princess-type fairy tale seakan berada di bawah bayang-bayang hegemoni Pixar yang mengandalkan teknologi animasi 3D dengan variasi cerita lebih beragam dan menyasar tidak hanya anak-anak, tetapi seluruh lapisan umur.

Kesuksesan film yang mengambil karakter Elsa dari The Snow Queen, karya penulis dongeng tersohor Hans Christian Andersen mencapai lebih dari 1 milyar dollar dan sempat menjadi film animasi tersukses sepanjang masa membuat sekuelnya tidak bisa dicegah lagi kehadirannya. Masih disutradarai oleh duet Jennifer Lee dan Chris Buck, Frozen II akan tayang di bioskop Indonesia mulai tanggal 20 November 2019.

film Frozen II

Loading...

Sinopsis

Elsa (disuarakan oleh Idina Menzel) yang menjadi ratu di Arendelle hidup bahagia bersama Anna (Kristen Bell), adiknya. Kebahagiaan mereka makin dilengkapi dengan kehadiran para sahabat dalam sosok Olaf (Josh Gad) dan Kristoff (Jonathan Groff) plus si rusa lucu Sven di sisi mereka. Namun kebahagiaan tersebut diusik oleh sebuah panggilan dari kejauhan yang hanya dapat didengar Elsa.

Panggilan berbentuk nyanyian itu memanggil Elsa untuk mencari tahu masa lalu yang berkaitan dengan kedua orang tua Elsa dan Anna. Masa lalu yang menyingkap tentang asal usul kisah cinta King Agnarr (Alfred Molina) dengan Iduna (Evan Rachel Wood) dan asal kekuatan Elsa dalam mengendalikan es.

film Frozen II

Ulasan

Tanpa basa-basi, Frozen II yang naskahnya kembali ditangani oleh Jennifer Lee melanjutkan kisah Elsa dan Anna langsung dari setelah kejadian di film pertama. Elsa yang memimpin Kerajaan Arendelle dibantu adiknya Anna yang kini berpacaran dengan Kristoff, serta dua karakter lucu dalam sosok Olaf dan Sven menjadi para karakter penggerak cerita.

Kisah lanjutan yang kerangkanya dirangkai keroyokan oleh Jennifer Lee (Zootopia), Chris Buck (Pocahontas), Marc Smith, Kristen Anderson-Lopez dan Robert Lopez ini dengan berani dan cerdik mengambil langkah penceritaan yang lebih kelam dan terbilang dewasa dibandingkan film pertama. Hal ini nampak dengan membahas masa lalu peperangan antara bangsa Arendelle dengan bangsa lain yang menjadi latar belakang peristiwa kelam kematian orang tua Elsa dan Anna.

Bermain-main dalam penceritaan yang kelam, tidak berarti keseluruhan film menjadi kelam. Film masih nampak ceria, utamanya lewat suguhan gambar yang masih cerah warna es dan dipadukan dengan warna merah dari suasana musim gugur di lokasi petualangan Elsa dan kawan-kawan. Kecerdikan para penulis dalam menghadirkan masa lalu saat Elsa  dan Anna masih kecil dan diasuh penuh kasih sayang oleh orang tuanya juga menjadi highlight dalam film ini meski dalam durasi yang tak lama.

film Frozen II

Naskah film yang ditulis oleh Jennifer Lee sendiri memiliki sebuah sub plot yang menarik berkaitan dengan usaha Kristoff mencapai tujuannya, yang tidak dapat penulis ceritakan detail karena mengandung spoiler. Sub plot ini berjalan beriringan dengan plot utama yang sangat kuat, akan tetapi entah secara sadar atau tidak, sub plot ini malah membuat karakter Kristoff jadi kelewat konyol.

Ditambah lagi munculnya satu karakter yang terasa tiba-tiba membantu Kristoff tanpa alasan kuat yang menjadikan subplot milik Kristoff terasa lemah. Sementara untuk Olaf, karakter boneka salju yang ikonik dalam film pertama tidak diberikan subplot, namun beberapa kelakar dan informasi penggerak plot terasa efektif dalam film. Olaf masih mencuri perhatian dan menggemaskan.

Secara kualitas teknis animasi film ini memang lebih baik dari film yang pertama berkat peningkatan teknologi animasi yang makin berkembang dibanding tahun 2013 lalu. Jennifer Lee (Frozen) dan Chris Buck (Surf’s Up, Frozen) dengan piawai mengarahkan film ini dengan gambar yang indah dan mengisi adegan demi adegan dengan tata musik yang apik.

film Frozen II

Meskipun barisan lagunya tidak ada yang mampu menandingi kehebatan lagu Let It Go namun keseluruhan lagu yang masih ditangani oleh Christophe Beck (The Muppets, Frozen) memiliki kualitas setara meski tidak ada yang menonjol. Sebuah lagu bertajuk Lost In The Woods yang dinyanyikan oleh karakter Kristoff menjadi yang paling menarik dengan konsep video klip ala penyanyi solo pria tahun 90-an macam Bryan Adams dan Michael Bolton.

Kerja keras tim penata artistik dan desain produksi yang tampil di layar juga sangat baik dan didukung oleh tim efek visual dan penyunting gambar. Tidak ada masalah yang berarti dalam kualitas teknis selain perbedaan gambar yang akan membuat para orangtua sedikit khawatir akan beberapa momen kelam yang tersaji dalam film.

Dari sisi akting, para pengisi suara dalam film terbilang hanya mengulang peran saja. Penambahan karakter-karakter baru seperti Mattias oleh Sterling K. Brown (serial This is Us, Black Panther) dan Alfred Molina (Spider-Man 2, Species) bersama Evan Rachel Wood (The Virgin Suicides, serial Westworld) sebagai pengisi suara King Agnarr dan Iduna mewarnai keragaman pengisi suara dalam film ini.

film Frozen II

Idina Menzel (Rent, Enchanted) masih menjadi pencuri perhatian berkat suara nyanyian Elsa yang khas dan menggelegar. Kekuatan vokal Menzel pada momen lagu-lagu emosional Elsa dalam film ini patut diacungi dua jempol. Sementara Kristen Bell (Teen Titans Go! To the Movies, Zootopia) dan Jonathan Groff (serial Mindhnter) praktis tidak memiliki momen yang menonjol layaknya Josh Gad (Beauty and the Beast, The Angry Birds Movie) dengan karakter Olaf yang celetukan dan kecerewetannya kerap mengundang tawa.

Secara keseluruhan, meski memiliki subplot yang terbilang lemah dan lagu yang tidak sekuat tembang Leti it Go yang fenomenal, namun Frozen II masih memiliki senjata ampuh berbentuk plot cerita yang mengulik masa lalu berkaitan dengan kematian orang tua Elsa dan Anna serta asal mula kekuatan mengendalikan es milik Elsa. Chemistry kakak adik, sikap tolong menolong dan tekad keras untuk mencapai tujuan yang ditampilkan dalam film juga dapat memberikan inspirasi bagi anak-anak sebagai target market utama film ini.

film Frozen II

Kesimpulan Akhir

Frozen II tidak hanya akan tampil menyenangkan bagi penonton anak-anak, tapi juga menggembirakan bagi penonton dewasa yang menginginkan jalinan plot yang lebih bisa diterima semua kalangan umur. Kisahnya memang sedikit lebih kelam dan memiliki latar belakang tentang konflik antara dua bangsa namun tetap menjadi tontonan sarat inspirasi bagi anak-anak. Sebuah film yang akan sangat disayangkan untuk dilewatkan saat tayang di bioskop nanti.

Note: Scroll / gulir ke bawah untuk melihat rating penilaian film.

Loading...

Review Film Frozen II (2019) – Menyingkap Rahasia Masa Lalu Yang Kelam Tanpa Harus Kehilangan Magisnya
8Overall Score
Reader Rating 3 Votes
7.9