Tidak ada seorangpun yang menduga kalau film Split merupakan film yang satu universe dengan Unbreakable. Banyak orang mengira Split hanyalah sebuah film thriller psikologi dengan penampilkan psikopat yang memiliki 24 kepribadian yang berbeda. Penonton mulai menyadarinya saat Bruce Wills tampil di akhir film Split dan dia bersiap menghadapi segala aksi kejahatan yang dilakukan oleh James McAvoy.

Film Glass merupakan sekuel dari Split sekaligus Unbreakable. Menceritakan kisah 3 minggu setelah film Split berakhir dan 19 tahun setelah film Unbreakable berakhir. Glass menjadi sebuah film crossover superhero David Dunn / The Overseer (Bruce Wills) dan kedua villain Elijah Price / Mr. Glass (Samuel L. Jackson) dengan Kevin Wendell Crumb / The Horde (James McAvoy).

Loading...

David Dunn bersama anaknya, Joseph Dunn (Spencer Treat Clark) secara sembunyi-sembunyi seperti halnya para superhero lainnya, menginvestigasi kasus penculikan para gadis pemandu sorak oleh Kevin Wendell Crumb. David Dunn berhasil bertemu dengan Kevin di tengah jalan dan sengaja menabraknya supaya mendapatkan penglihatan di mana para gadis itu disekap olehnya. David berhasil memasuki gudang tempat para gadis disekap dan membebaskannya, namun Kevin mengetahuinya dan terjadilah suatu pertikaian. Saat mereka bertarung, ternyata pihak berwajib sudah mengetahui keberadaan mereka dan menangkap keduanya.

Mereka berdua kemudian dimasukan ke rumah sakit jiwa yang di ketuai oleh Dr. Ellie Staple (Sarah Paulson). Dr. Ellie Staple spesialis ahli kejiwaan pasien yang mengidap imajinasi kalau dirinya adalah superhero. Ternyata dalam rumah sakit jiwa tersebut terdapat juga Elijah yang telah berada di sana selama 19 tahun. Elijah memiliki rencana besar yang telah dia rancang sebelumnya untuk David maupun Kevin.

First act film terasa terlalu cepat, tidak diceritakan lebih detail bagaimana David Dunn bersama anaknya dalam melawan segala para penjahat kemudian usaha David saat menyelamatkan para pemandu sorak dan pertikaiannya dengan Kevin kesannya hanya begitu saja. Pada second act film, berjalan begitu lambat sehingga menimbulkan kebosanan dan kelelahan penonton karena lebih sering terjadi banyaknya dialog-dialog repetitif antara Dr. Ellie Staple dengan ketiga manusia dengan kekuatan super yang berbeda-beda ini. Baru pada third act-nya film berjalan lebih mengalir dan cepat. Sayangnya penonton yang telah menunggu lama pada first maupun second act pasti merasa kecewa karena adegan pertarungan yang ditunggu-tunggu hanya berlangsung sebentar dan kurang dikoreografikan dengan maksimal (diperburuk editing yang memusingkan) dan twist yang kesannya hanya begitu saja dan terkesan memanipulasi/membodohi penonton.

Para fans dari M. Night Shyamalan maupun yang menonton berbagai filmnya tentu tidak asing lagi dengan trademark M. Night Shyamalan yang berusaha menyembunyikan sesuatu kepada penontonnya dan kemudian membuka segala sesuatunya di akhir film. Glass merupakan film pertamanya yang merupakan sekuel, penonton sudah tidak asing lagi dengan siapa itu David Dunn, Kevin Wendell Crumb dan Elijah Price sehingga tidak ada sesuatu yang M. Night Shyamalan bisa tutup-tutupi lagi ataupun membuat penonton penasaran. Alhasil pembangunan karakternya sendiri datar-datar saja. Karakter mereka bertiga tidak ada sesuatu yang benar-benar berkembang.

Twist yang selalu menjadi ciri khas dari M. Night Shyamalan kali ini sama mengecewakannya dengan film-filmnya yang lain seperti Lady in the Water, The Village dan The Happening. Twist-nya usang, penonton sekarang telah dijejali berbagai film-film superhero lain, sehingga kesannya sudah mengetahui akan twist tersebut dan apa yang ingin disampaikan oleh M. Night Shyamalan. Walau sebenarnya pesannya cukup positif yaitu tentang setiap orang memiliki jiwa superhero atau siapa saja bisa menjadi superhero, tidak hanya dikhususkan kepada orang-orang tertentu saja. Pesan ini mirip dengan film-film Spider-Man: Into the Spider-Verse dan Star Wars: The Last Jedi. Pesan lain yang cukup baik adalah bagaimana trauma dari masa kecil yang buruk membuat seseorang mendapatkan kekuatan super dari trauma tersebut. Walau tentu bagaimana cara kekuatan tersebut digunakan untuk hal yang baik atau hal yang buruk.

Logika M. Night Shyamalan kali ini cukup buruk, beberapa pertanyaan untuk penonton mengemuka. Seperti contohnya yang paling fatal adalah bagaimana mungkin rumah sakit jiwa sebesar itu hanya ada 2 suster penjaga yang kerjanya bergantian shift saja.

Akting para pemainnya tergolong mirip dengan film sebelumnya. James McAvoy kembali menampilkan kehebatan aktingnya dengan berperan 24 karakter, khususnya karakter Dennis, Patricia, Hedwig dan The Beast yang memperlihatkan keahlian aktingnya. Bruce Wills yang kembali bersahaja, walau sayangnya film Glass tidak terlalu fokus pada karakternya. Samuel L. Jackson yang kembali menjadi seorang yang jenius dan seorang mastermind.

Para aktor pendukungnya di film-film sebelumnya kembali tampil di film Glass ini seperti anak dari David Dunn yang masih diperankan oleh Spencer Treat Clark di film Unbreakable. Charlayne Woodard yang masih memerankan ibu dari Elijah di Unbreakable, yang uniknya Charlayne Woodard sendiri berumur lebih muda 5 tahun (65 tahun) dari pemeran Elijah yaitu Samuel L Jackson (70 tahun)! Kedua karakter mereka seperti kurang penting dan tidak ditulis dengan baik. Anya Taylor-Joy kembali sebagai Casey Cooke di film Split yang sebagai satu-satunya gadis yang selamat dari sekapan The Beast karena memiliki masa lalu yang juga seburuk dan setraumatis Kevin. Pada film ini dia layaknya seperti Black Widow yang menenangkan Hulk di Marvel Cinematic Universe dengan sentuhan maupun dengan hati. Namun sayangnya terkesan misguided, ini seperti sebuah toxic relationship dan mirip seperti Stockholm syndrome.

Kesimpulan Akhir:

Penutup trilogi yang kurang memuaskan karena twist-nya usang dan mengada-ngada. Belum lagi masalah film yang berjalan begitu lambat dan beberapa logika-logika yang terabaikan.

Walau begitu pesan mengenai siapapun bisa menjadi superhero maupun bagaimana cara menghadapi trauma masa kecil dan juga twist yang menarik yang menghubungkan kisah kecelakaan kereta Eastrail 177 patut diapresiasi.

Loading...

Review Film Glass (2019) - Kisah Penutup Trilogi dari M. Night Shyamalan yang Kurang Memuaskan
6Overall Score
Reader Rating 2 Votes
7.2