Ernest Prakasa kembali hadir dengan karyanya di penghujung tahun menyambut libur perayaan natal dan tahun baru setelah film Ngenest, Cek Toko Sebelah, Susah Sinyal dan Milly & Mamet. Imperfect: Karier, Cinta & Timbangan adalah film keenam yang ia sutradarai dan kali ini ia kembali menyutradarai bersama dengan sang istri, Meira Anastasia, yang juga bertindak penulis buku berjudul sama yang menjadi sumber utama film ini.

Film produksi Starvision Plus ini dibintangi oleh Jessica Mila, Reza Rahadian, Karina Suwandi, Yasmin Napper, Shareefa Danish, Dewi Irawan, Clara Bernadeth, Karina Nadila, Devina Aureel, Dion Wiyoko, Aci Resti, ZsaZsa Utari, Kiky Saputri, Neneng Wulandari, dan lain-lain. Imperfect: Karier, Cinta & Timbangan direncanakan tayang tanggal 19 Desember 2019.

film Imperfect

Loading...

Sinopsis

Di usia menjelang 28 tahun, Rara (Jessica Mila) dihadapkan pada dilema saat kariernya untuk menjadi manajer marketing terhalang oleh penampilannya. Tubuh Rara yang gemuk dengan kulit coklat dan jauh berbeda dengan ibu (Karina Suwandi) dan adiknya Lulu (Yasmin Napper) yang cantik, kurus dan putih sebenarnya sudah sejak lama menjadi ganjalan dalam hati Rara. Padahal Rara memiliki pekerjaan yang baik dan pacar yang setia dalam sosok Dika (Reza Rahadian)

Berbagai cercaan, perundungan bahkan nasihat diet dari Ibunya yang selalu Rara terima sejak kecil sampai dewasa membuat Rara terbentuk menjadi pribadi yang insecure. Namun kali ini tekad untuk mengejar karier membuat Rara semangat untuk diet dan belajar dandan. Sebuah tekad yang tidak hanya mengubah penampilan, tetapi juga pribadi Rara nantinya.

Ulasan

Kemampuan Ernest Prakasa dalam membuat film bergenre drama komedi dengan konten yang dekat dengan kehidupan sehari-hari sangat diacungi jempol, baik itu mengangkat kehidupan pribadinya seperti di Ngenest dan Cek Toko Sebelah, maupun secuplik fragmen kehidupannya di dalam film Susah Sinyal atau Milly & Mamet.

film Imperfect

Lewat Imperfect: Karier, Cinta & Timbangan yang notabene merupakan adaptasi dari buku sang co-sutradara, Meira Anastasia (Milly & Mamet), yang berisi keresahan akan ‘budaya’ yang sudah mengakar di Indonesia berkaitan dengan bullying dan body shaming yang dialaminya sendiri, Lewat film ini Ernest mencoba memberikan kritik dan studi sosial secara gamblang. Hasilnya berbagai kritik mampu disampaikan dengan lugas, tajam dan menohok, beriringan dengan pesan dan pelajaran yang juga ditampilkan dengan cermat dan mengena.

Naskah yang juga ditulis oleh Ernest Prakasa dan Meira Anastasia (Susah Sinyal, Milly & Mamet) terasa padat dan padu dalam meramu plot utama tentang Rara yang dihadapkan pada dilema dengan insecurity atau perasaan minder dengan tubuhnya, terhadap adiknya, teman kantornya yang cantik, bahkan minder terhadap Dika, pacarnya yang tampan. Plot utama ini mempengaruhi kehidupan Rara di pekerjaan, keluarga dan hubungan cintanya dengan Dika, dan semua bagian itu dibagi adil dalam naskah yang terbilang padat dan cerdas ini.

film Imperfect

Latar belakang Ernest sebagai komedian pun dimanfaatkan dengan baik mengisi sub plot film lewat karakter 4 cewek anak kost di rumah Dika yang ceriwis nan lucu (ZsaZsa Utari, Aci Resti, Kiky Saputri & Neneng Wulandari). Bisa dibilang 4 karakter ini menjadi scene stealer yang sangat sukses mengisi bagian komedi untuk sejenak mengalihkan film dari plot utama yang agak serius. Sub plot lain yang berhubungan dengan Dika dan Ibunya (Dewi Irawan) pun sangat bermanfaat dalam mengatur grafik emosi Dika sehingga secara signifikan sangat berguna dalam menopang plot utama.

Keseimbangan dalam sisi komedi dan drama dalam film ini terasa sangat padu. Tidak seperti di film sebelumnya yang mengandalkan para komedian tunggal dan bagian komedinya serasa seperti sketsa yang terpisah dengan film, di film berdurasi  113 menit ini bagian komedinya terjahit rapi dengan cerita. Bersama konsultan komedi Muhadkly Acho, Ernest nampaknya meresapi kritik yang disampaikan dari film-film sebelumnya dan berusaha keras mengintegrasikan komedi dengan plot film keseluruhan dengan smooth.

Sukses dengan part komedi, film ini malah lebih sukses di bagian drama. Chemistry antara Jessica Mila dan Reza Rahadian terasa manis saat bersama, keduanya mampu menampilkan pasangan kekasih yang believable. Jessica juga mampu menyelipkan gestur dan mimik wajah minder dalam film di beberapa adegan bersama Reza. Sementara karakter Dika yang terlihat ceria dan berusaha memberi pengaruh positif pada Rara pun dilakonkan dengan sempurna oleh Reza. Keduanya adalah bintang yang paling bersinar dalam film ini.

film Imperfect

Pembawaan Rara yang seringkali minder, lalu meledak dan bertekad untuk meningkatkan kepercayaan diri dimainkan dengan grafik emosi yang konsisten oleh Jessica Mila, sebuah peningkatan yang baik setelah penampilannya di Bridezilla yang cenderung standar dan kalah mentereng dari supporting cast-nya. Di film ini interaksi Rara dengan Dika, dengan Fey (Shareefa Danish) sahabatnya, dengan trio hatersnya (Clara Bernadeth, Karina Nadila & Devina Aureel) dan Ibu dan adiknya terasa mengalir dan alami, belum lagi totalitasnya menaikkan berat badan demi terlihat gemuk dalam film ini. Standing applause dari penulis buat Jessica Mila.

Untuk Reza Rahadian sepertinya tidak perlu dipertanyakan lagi, kemampuan Reza berakting effortless dan tanpa cela dalam film ini patut diacungi dua jempol. Interaksi romansanya dengan Jessica Mila terasa menggemaskan, hubungannya dengan sang ibu pun sangat cair, dan emosi memuncak saat konflik dengan anak muda tongkrongan serta saat beradu argumen dengan Jessica menjadi ajang Reza menunjukkan kualitasnya.

Para pendukung lain seperti Karina Suwandi (Kuntilanak 2, Darah Daging), Dewi Irawan (Tabula Rasa, Sang Penari), Dion Wiyoko (Cek Toko Sebelah, Susi Susanti: Love All), Boy William (Dimsum Martabak, Laundry Show) juga tidak kalah mengesankan, dengan highlight utama pada Shareefa Danish (Rumah Dara, Asih) yang memerankan gadis tomboy, Fey serta Yasmin Napper (Melodylan) si pendatang baru pemeran Lulu, adik Rara.

film Imperfect

Dari segi teknis film tidak memiliki cela yang berarti selain pemilihan tone film yang terasa orange. Entah apa yang melatarbelakangi, apakah ada hubungannya dengan sponsor film ini. Ini mengingatkan saya kembali pada penulisan naskah, ada satu adegan yang terasa benar pesanan sponsor dan agak hardsell dalam pandangan penulis. Kekurangan minor tapi cukup mengganggu.

Tata artistik, musik dan editing menjadi yang paling menonjol. Film terasa enerjik lewat editing Ryan Purwoko (Dilan 1991, Milly & Mamet) yang atraktif dan tata musik Ifa Fachir (Keluarga Cemara) dan Dimas Wibisana (After Met You, Bebas) yang mampu mendukung mood film. Gaya musik acoustic folk yang diusung dalam film, bahkan pengisi original soundtrack-nya adalah salah satu musisi folk yang tengah digandrungi  netizen, yaitu Fiersa Besari dengan lagu Pelukku Untuk Pelikmu.

film Imperfect

Sementara untuk sinematografi Anggi Frisca (Night Bus, Sekala Niskala) juga mampu mencuri perhatian dengan berbagai pilihan shot yang bermakna, penulis paling suka dengan sebuah shot saat Dika mengelus lutut Rara saat berkendara dengan motor. Sebuah shot sederhana dan menunjukkan sisi romantis dan kedekatan film ini dengan kehidupan sehari-hari.

Kesimpulan Akhir

Imperfect: Karier, Cinta & Timbangan menjadi salah satu film Indonesia terbaik tahun ini dengan premis cerita yang dekat dengan konflik dan kehidupan sehari-hari serta pesan moral yang mengena berkaitan dengan bullying dan body shaming. Naskahnya yang kuat dan mampu menyeimbangkan unsur drama serius, drama romantis dan menyisipkan komedi yang terintegrasi baik dengan plot, menjadikan film ini menjelma menjadi film pilihan utama Anda untuk menyambut libur natal dan tahun baru 2019 ini. Imperfect is an absolute perfection!

Note: Gulir/scroll ke bawah untuk melihat rating penilaian film

Loading...

Review Film Imperfect: Karier, Cinta & Timbangan (2019) – Drama Komedi Yang Sempurna Untuk Belajar Mencintai Diri Sendiri
9Overall Score
Reader Rating 7 Votes
8.0