Jika Netflix berhasil memproduksi cerita sarat emosi seperti Roma (2018) dan Tigertail (2020), menarik untuk membayangkan seperti apa jadinya saat layanan ini menyajikan cerita komedi romansa yang lebih ringan.

Love Wedding Repeat menjadi jawaban Netflix untuk itu. Drama komedi romansa orisinal Netflix ini mulai tersedia di layanan streaming tersebut sejak 10 April 2020.

Dean Craig menjadi sutradara sekaligus penulis naskah bagi film ini. Basis inspirasi untuk ceritanya sendiri berasal dari sebuah film komedi romansa Prancis berjudul Plan de Table (2012).

Loading...

Love Wedding Repeat dibintangi oleh sejumlah nama yang belakangan karirnya menanjak dalam genre komedi. Termasuk dalam para pemerannya adalah Sam Claflin, Olivia Munn, Eleanor Tomlinson, Joel Fry, Tim Key, Aisling Bea, Jack Farthing, Allan Mustafa, serta Freida Pinto.

 

Sinopsis

Jack, seorang insinyur asal Inggris, semestinya merasa bahagia di hari pernikahan adiknya, Hayley. Tetapi, sulit untuk merasa demikian ketika banyak hal yang tak diharapkan terjadi. Di pesta pernikahan Hayley, Jack kembali bertemu dengan Amanda, mantan kekasihnya yang masih menaruh dendam pada Jack. Tak hanya itu, salah satu teman Hayley, Dina, seorang jurnalis Amerika yang pernah ditaksir oleh Jack juga hadir di pesta itu.

Masalah semakin rumit karena kedatangan satu sosok tak diundang dari masa lalu Hayley yang dapat mengacaukan segalanya. Jack pun ditempatkan dalam posisi sulit yang mengharuskan ia menyelesaikan masalah personalnya sekaligus memastikan tak ada yang bisa merusak hari bahagia Hayley.

 

Review

Sebelum menonton Love Wedding Repeat, saya telah lebih dulu tertarik dengan trailer film ini karena beberapa alasan.

Pertama, sejauh ini, saya belum pernah benar-benar kecewa dengan film orisinal produksi Netflix sebelumnya. Tak hanya Netflix, model produksi film on demand secara umum memberi gambaran tentang prospek sistem industri perfilman yang lebih ideal, di mana sineas bisa lebih bebas mengeksplorasi kreativitasnya.

Kedua, saya menangkap konsep besar yang berusaha ditawarkan oleh Love Wedding Repeat. Di atas kertas, resep ini nampak seperti ramuan yang sempurna untuk sebuah film komedi romansa. Ditambah lagi, momen pernikahan toh terbukti bisa menjadi materi cerita yang kaya untuk diolah bagi film-film bergenre ini, sebagaimana yang berhasil dilakukan Four Weddings and a Funeral (1994) atau My Big Fat Greek Wedding (2002).

Di bagian awal, Love Wedding Repeat nampak akan memenuhi bayangan saya tersebut. Film ini bersentral pada sosok Jack, pria asal Inggris yang selalu dikalahkan oleh nasib sial, yang harus menghadapi berbagai hal tak terduga di hari pernikahan Hayley, adik kesayangannya. Berlatar di sebuah daerah rural di Italia yang indah dan berselimut cahaya matahari, color grading film ini cukup enak dipandang mata.

Seorang narator misterius yang disuarakan oleh Penny Ryder kemudian mulai menuturkan tentang takdir dan bagaimana sebuah peristiwa bisa berakhir dengan berbagai macam kemungkinan. Dalam kasus pesta pernikahan Hayley, tangan-tangan takdir yang disebut oleh Ryder tersebut adalah sekelompok anak Italia yang menukar posisi duduk di meja para karakter yang menjadi sentral cerita.

Hal ini tentu tak jadi masalah jika bukan karena Marc, seorang tamu tak diundang yang tiba-tiba muncul di pesta itu. Hayley yang tak ingin rahasia lamanya dengan Marc terbongkar, berusaha memberi obat tidur dan meminta Jack untuk melakukannya.

Film ini lalu menampilkan alternatif demi alternatif peristiwa yang dapat terjadi jika gelas Marc yang berisi obat tidur itu tertukar dengan orang lain di meja yang sama, bahkan termasuk Jack sendiri!

Para tamu yang duduk di “The English Table” itu terdiri dari berbagai karakter yang punya hubungan problematik dengan satu sama lain. Jack harus duduk di meja yang sama dengan Amanda, mantannya yang galak, sekaligus Dina, wanita yang pernah hampir menjalin hubungan dengannya di masa lalu.

Ada pula Bryan, Rebecca, Chaz, Sidney, dan Marc, dengan karakter mereka masing-masing yang menambah seru dinamika di antara para tamu di meja itu.

Saya memahami bahwa film komedi romansa memang dibuat untuk tampil secara ringan. Banyak orang menyukai genre ini justru karena narasinya yang sederhana tersebut mudah untuk dinikmati. Dunia dalam genre ini pun sering kali nampak lebih “ceria” dari realitas sehari-hari.

Sayangnya, Love Wedding Repeat adalah komedi romansa yang menyia-nyiakan banyak hal yang telah dimilikinya. Film ini tak benar-benar tahu bagaimana membuat versi re-make terbaik dari premis Plan de Table yang menarik. Jajaran cast yang diisi oleh para bintang dengan rekam jejak bagus dalam genre komedi juga tak kuasa memperbaiki celah Love Wedding Repeat.

Jika dirangkum dalam satu kata, mungkin kata yang tepat untuk menggambarkan film ini adalah hambar. Love Wedding Repeat mungkin ingin membuat kita merasa tersentuh dengan permainan waktu seperti dalam About Time (2013) namun dengan gaya yang lebih ringan dan menghibur. Pada akhirnya, film ini tak mendapatkan kedua visi yang diinginkannya tersebut.

Cukup ironis karena dengan genre komedi romansa yang diusungnya, Love Wedding Repeat justru tidak banyak berhasil menyuguhkan momen lucu maupun manis pada penonton. Banyak adegan yang mungkin dirancang untuk meninggalkan kesan demikian, tetapi film ini terlalu banyak menghilangkan kesempatannya.

Sebagai film komedi, Love Wedding Repeat memberi porsi yang besar pada trik komedi lama berupa sexual jokes. Lelucon semacam ini memang tak jarang jadi andalan Hollywood untuk menuai tawa penonton.

Meski begitu, efek yang dihasilkan tak bekerja seperti harapan Craig. Penggunannya yang cukup banyak dan repetitif terasa melelahkan. Di satu titik, beberapa adegan akhirnya tak lagi mampu membuat saya tersenyum. Jika mengharapkan gaya komedi kontemporer yang kocak dan tinggi sarkasme ala seri The Office, jangan harap menemukannya dalam Love Wedding Repeat.

Sebagai romansa, film ini tak berhasil menampilkan chemistry di antara kedua tokohnya. Jangan salah sangka. Baik Sam Claflin maupun Olivia Munn adalah dua aktor hebat yang berhasil memberikan penampilan terbaik mereka di Love Wedding Repeat.

Namun, hubungan di antara keduanya ditampilkan secara monoton dan bahkan formal. Tidak ada flirting lucu maupun momen manis khas komedi romansa yang bisa bikin kita nyengir sendiri. Melihat chemistry mereka di film, saya awalnya bahkan mengira Munn hanya akan menjadi side love interest dari Jack.

Arketipe mantan galak juga tak terintegrasi dengan baik dalam cerita. Di luar performa akting berkualitasnya, Pinto, yang pernah membintangi film-film emosional seperti Slumdog Millionaire (2008), menjadi seperti sebuah miscast.

Di sisi lain, para pencuri spotlight dalam Love Wedding Repeat justru adalah sejumlah karakter pendukungnya. Fry, Key, dan Bea membuat setiap momen karakter mereka beraksi menjadi momen emas. Paruh pertama film di mana sang “maid” of honor menjadi karakter yang kehilangan kesadaran justru lebih menghibur dibanding alternatif kedua yang menjadi resolusi akhir.

Untuk mengisi waktu senggang, Love Wedding Repeat bukanlah pilihan yang buruk untuk lepas sejenak dari rutinitas. Beberapa adegan dalam film mampu menaikkan mood penonton. Film ini juga punya banyak elemen khas komedi romansa yang cukup menghibur, terutama bagi para penggemar genre ini.

Bagaimanapun, Love Wedding Repeat tak cukup signfikan untuk berakhir dalam daftar favorit yang diisi oleh judul-judul legendaris semacam Notting Hill (1999), Love Actually (2003), maupun Four Weddings and a Funeral (1994) yang berusaha keras ditirunya.

 

Kesimpulan

Netflix mencoba menawarkan drama komedi romansa dengan model pengisahan yang lighthearted melalui Love Wedding Repeat. Ironisnya, meski mengusung genre komedi romansa, film ini tidak berhasil menyajikan lelucon yang benar-benar menghibur, maupun momen manis yang membuat kita tersentuh.

Sebagian besar lelucon dalam film ini adalah sexual jokes yang bahkan tidak cukup lucu dan cerdas untuk menutupi fakta bahwa Love Wedding Repeat mengeksploitasi trik komedi kuno ini secara repetitif. Sebagai film romansa, film ini kehilangan chemistry dari dua karakter utamanya, membuat kita menjadi sulit peduli dengan akhir hubungan antara Jack dan Dina.

 

Note: Gulir/scroll ke bawah untuk melihat rating penilaian film.

Loading...

Review Film Love Wedding Repeat (Netflix, 2020) – Komedi Romansa tentang Pesta Pernikahan yang (Bisa) Berakhir Bencana
6Overall Score
Reader Rating 0 Votes
0.0