Memiliki banyak masalah sepanjang produksinya berkaitan dengan hak kekayaan intelektual dan hengkangnya para kru awal film membuat proyek film Naga Bonar Reborn menjadi film yang banyak menimbulkan tanya dan ragu di benak para pemerhati film Indonesia sebelum waktu rilisnya di tanggal 21 November 2019 nanti.

Film Naga Bonar Reborn yang digadang-gadang memiliki kisah yang lebih lengkap dari film Naga Bonar versi tahun 1987 ini merupakan karya rumah produksi Gempita Tjipta Perkasa yang disutradarai oleh Dedi Setiadi dan dibintangi oleh Gading Marten, Citra Kirana, Rifky Alhabsy, Ence Bagus, Rita Matu Mona, Elly Sugigi, Donny Damara serta penampilan khusus dari Roy Marten, Ray Sahetapy dan Puan Maharani.

film Naga Bonar Reborn

Sinopsis

Naga Bonar (Gading Marten) yang sejak kecil tinggal di kampung berangkat merantau meninggalkan ibunya untuk mencari kerja di Medan. Sempat dituduh copet karena ulah musuh bebuyutannya sejak kecil, Mariam (Roby Tremonti), yang mencopet dompet Kirana (Citra Kirana), putri seorang terpandang yang cantik. Naga yang seketika itu juga naksir dengan Kirana mendapatkan kenyataan pahit karena melihat Kirana bertunangan dengan seorang Kapten Belanda, Bastian (Delano Daniel).

Loading...

Dibakar api cemburu ditambah lagi melihat rekannya Lukman (Rifky Alhabsy) yang pandai dan  menjadi pejuang kemerdekaan, membuat Naga tidak ragu lagi untuk ikut menjadi pejuang. Sampai akhirnya Belanda menyerah yang membuat Naga merasa peluangnya untuk mendapatkan cinta Kirana makin terbuka lebar.

Sayangnya Jepang ganti merebut kekuasaan Belanda, termasuk merebut Kirana untuk dijadikan istri oleh perwira Jepang. Masalah makin pelik saat Mariam juga ikut naksir pada Kirana dan menjadikan konsentrasi Naga terpecah antara perang atau meraih cinta. Di tengah keruwetannya Ibu Naga (Rita Matu Mona) kembali hadir dan menggrecoki permasalahan Naga yang kini sudah menjadi pemimpin pasukan perjuangan.

film Naga Bonar Reborn

Ulasan

Film Naga Bonar versi 1987 adalah film berkategori legendaris dalam khasanah perfilman Indonesia. Film dengan karakter fiksi yang ikonik dalam sosok Naga Bonar ini menurut Mutiara Sani, ditulis oleh Asrul Sani bersama dirinya dan disutradarai oleh M.T. Risyaf dan meraih banyak penghargaan Festival Film Indonesia 1987, termasuk untuk kategori Film Terbaik dan Aktor Utama Terbaik untuk Deddy Mizwar sebagai Naga Bonar.

Memikul beban berat untuk setidaknya menyamai kualitas dari film terdahulunya, Naga Bonar Reborn menggunakan jasa tiga orang penulis, Rahabi Mandra (Night Bus, Nekad Traveler), Fermana Manalu dan Dedi Setiadi (True Love, Azrax) yang kebetulan juga bertindak sebagai sutradara. Naskah yang diklaim memiliki kisah yang lengkap tentang sosok Naga Bonar karena memuat kehidupan masa kecil Naga. Hal ini pun diamini oleh Mutiara Sani, sosok yang membantu penulisan naskah asli film Naga Bonar ini menyatakan bahwa naskah awal tersebut memiliki kisah lengkap saat Naga kecil yang tidak digunakan dalam film terdahulu.

film Naga Bonar Reborn

Film pun dimulai dari Naga lahir hingga anak-anak saat bermain dengan sahabatnya Mariam dan Lukman. Ibu Naga digambarkan sebagai sosok yang bertanggung jawab membentuk jatidiri dan pribadi Naga yang berpengaruh pada prinsip hidup Naga dewasa. Babak pertama film adalah bagian terbaik dari keseluruhan film. Tingkah polos anak-anak yang bermain di kampung dipadukan wejangan-wejangan Ibu Naga lewat akting menawan Rita Matumona menjadi pondasi yang kokoh untuk film Naga Bonar Reborn ini.

Sayangnya all went downhill from there. Sejak Naga dewasa tiba di Medan, film bergerak dengan plot yang ngebut tanpa sisipan momen dramatisasi pemantik emosi penonton. Didukung dengan bakat akting yang baik dalam sosok Gading Marten, Rita Matu Mona dan Roby Tremonti Mariam yang mencuri perhatian, film tidak bisa mengalirkan kisah yang mengikat berkat plot serba ngebut di dalam naskah. Karakter Naga yang menjadi sentral cerita dibuat ke sana, ke sini, bertingkah begini, begitu tanpa menggunakan transisi adegan yang menarik. Nyaris tidak ada adegan berkesan di dalam film, termasuk adegan yang dibuat sama dari versi film terdahulunya.

Konflik Naga dalam meraih cinta Kirana dan progresinya menjadi pemimpin pasukan perjuangan berjalan tidak imbang. Kecantikan Citra Kirana memang mampu mewarnai keseluruhan film, namun karakternya yang sempat menerima lamaran kapten Bastian, galau dilamar perwira Jepang dan tersipu saat dirayu Naga, tapi lagi-lagi tidak banyak menolong.

film Naga Bonar Reborn

Untungnya film ini memiliki Gading Marten (Love For Sale, Susah Sinyal). Pemenang Piala Citra aktor terbaik lewat film Love For Sale ini memainkan karakter Naga dengan sangat baik. Meskipun sulit menyamai Naga versi Deddy Mizwar, tapi Gading memiliki value yang berbeda. Naga Bonar di tangannya memang masih menjadi karakter yang lugu tapi sok tahu, tetapi tidak lagi berkarakter cengeng. Ini menjadi pembeda karakter yang paling menonjol, patut dipuji tapi juga berpotensi dikritik karena tidak seikonik Naga Bonar dahulu.

Film juga memiliki konflik antara Naga vs Mariam yang terhitung receh dan dikonklusikan kelewat mudah. Ini semakin menunjukkan kelemahan naskah. Sungguh sangat disayangkan sekali film dengan karakter ikonik sebagai penggerak plot ini memiliki naskah yang tidak matang dan mementahkan segala potensi yang ada.

Secara teknis film ini tidak ada yang istimewa, sinematografi Gunung Nusa Pelita (99 Nama Cinta, Preman Pensiun) menjadi yang paling menonjol, beberapa shotnya terlihat cantik meskipun ada satu shot establish yang memiliki resolusi sangat buruk dan tidak layak untuk tayang di layar bioskop.

film Naga Bonar Reborn

Sisi akting adalah yang paling menonjol. Selain Gading yang sudah tidak diragukan lagi kualitasnya, Donny Damara (99 Nama Cinta, Lovely Man), Citra Kirana (Asih, Satu Suro), Rifky Alhabsy (Bola itu Bundar), Delano Daniel (Belok Kanan Barcelona) Ence Bagus (Warkop DKI Reborn, Suzzanna: Beranak Dalam Kubur) serta Elly Sugigi (Maju Kena Mundur Kena Returns) secara umum bermain baik. Sementara penampilan spesial Puan Maharani tidak cukup berkesan karena hanya berpidato dengan menggebu-gebu.

Acungan jempol patut diberikan kepada aktris teater, Rita Matu Mona sebagai ibu Naga yang keras dan ceplas-ceplos serta Roby Tremonti sebagai Mariam yang mengesalkan. Meskipun jatah screentime-nya minim dan ditempatkan dalam plot naskah yang lemah, setidaknya penampilan akting mereka tetap menarik perhatian.  

film Naga Bonar Reborn

Kesimpulan Akhir

Niat mengenalkan karakter Naga Bonar pada generasi milenial sekaligus memberikan film yang menghibur pada karya Naga Bonar Reborn agaknya terhitung gagal mengingat naskah yang menjadi bagian penting terasa lemah dan tergesa-gesa dalam mengalirkan plot. Nyaris tidak ada emosi tersalurkan selewat 15 menit awal  film meskipun sudah didukung jajaran aktor dengan kualitas akting baik. Niat baik yang patut diapresiasi, namun tidak sampai membuat kami untuk merekomendasikan film ini. Coba saja nonton jika penasaran dengan hasilnya, setidaknya untuk Anda yang kangen akting Gading Marten dan ingin melihat kiprah aktris teater senior seperti Rita Matu Mona di dalam film layar lebar.

Loading...

Review Film Naga Bonar Reborn (2019) – Kisah Naga Bonar Yang Lebih Lengkap Tapi Tidak Lebih Baik
4.5Overall Score
Reader Rating 2 Votes
4.8