Anggota boyband Korea Selatan, EXO, Do Kyung-soo atau yang lebih dikenal dengan nama panggung D.O. kembali ke dunia akting dengan membintangi film berjudul Swing Kids. Mengusung genre tari dipadukan dengan drama anti perang di masa memanasnya perseteruan antara Korea Selatan dan Korea Utara, memberikan keunikan sendiri dari film yang diangkat dari drama musikal asal Korea berjudul “Rho Ki-Soo” ini. Film karya rumah produksi Amerika Serikat, Annapurna Pictures (Her, Phantom Thread) ini sebenarnya dirilis untuk menyambut natal di Korea Selatan, namun baru akan tayang di bioskop Indonesia pada 9 Januari 2019.

Baca Juga: Selain Swing Kids, Ini 10 Film yang Juga Dibintangi oleh Member EXO!

Film berlatar di Pulau Geoje yang menjadi lokasi repatriasi (pemulangan kembali warga negara yang dianggap pemberontak ke negara asal) para tentara komunis Korea Utara yang menjadi tawanan tentara Amerika Serikat yang menjadi sekutu Korea Selatan. Peperangan ideologis yang menimbulkan segregasi antara Korea Utara dan Selatan ini memanaskan suhu di camp tersebut. Kedatangan Rho Ki-Soo (Do Kyung-soo/D.O. EXO) ke kampnya disambut oleh kompatriotnya, Ki-Soo dianggap pahlawan karena keberaniannya serta nama besar kakaknya, buronan tentara Korsel dan AS, seorang pahlawan rakyat Korut Rho Ki-Jin (Kim Dong-geon).

Loading...

Demi membersihkan nama program repatriasi yang sering dianggap negatif, komandan campBrigjen Roberts (Ross Kettle) berinisiatif memberikan pertunjukan hiburan bagi media yang akan berkunjung di hari natal nanti. Sersan M. Jackson (Jared Grimes), yang piawai menari tap ditugaskan oleh Roberts untuk mengumpulkan penghuni camp untuk menyiapkan grup tari yang akan tampil dan dijanjikan untuk tur keliling banyak negara apabila sukses memberikan pertunjukan bagus.

Jackson pun mengaudisi seluruh penghuni camp dan menemukan bakat tari pada sosok Kang Byung-sam (Oh Jeong-se), seorang tawanan yang berharap dapat menemukan istrinya dengan bergabung dalam grup tari. Satu orang tawanan bertubuh tambun asal Tiongkok, Xiao Fang (Kim Min-ho) yang ingin menari demi bisa kurus juga berhasil menarik perhatian Jackson. Sementara penerjemah perempuan asal sebuah desa di Pulau Geoje bernama Yang Pan-rae (Park Hye-soo) juga turut bergabung demi untuk mengumpulkan uang . Mereka mulai berlatih menari tap di aula dan menarik perhatian Ki-soo yang tertarik untuk bergabung.

Ki-soo pun bergabung meski harus sembunyi-sembunyi dari kompatriotnya. Di tengah latihan yang intens dan hari natal yang semakin dekat, Ki-soo dikejutkan dengan kedatangan Rho Ki-jin. Kehadiran Ki-jin membuat semangat para tawanan Korut, rencana melawan tentara AS secara gerilya pun digencarkan secara rahasia, sehingga mau tidak mau Ki-soo juga harus terlibat di dalamnya.

Ulasan

Film berdurasi 133 menit ini sangat memanfaatkan waktu untuk mengenalkan dan memberikan motivasi pada para karakternya. Hal ini membuat karakter utamanya kaya dengan latar belakang kisah yang menarik. Guliran plot utama latihan tari dan plot intrik di dalam camp berjalan mulus walaupun sedikit terasa tumpang tindih dan terlampau serius di beberapa bagian. Untungnya momen komedi yang bertebaran dan kadang tidak diduga mampu menghasilkan tawa secara efektif untuk memecahkan ketegangan. Salah satu keunggulan dari film ini adalah sisi komedinya yang memadukan gaya slapstick, karakterisasi unik dan dialog yang disampaikan di timing yang tepat.

Sisi tarian dan musik juga menjadi dua poin terbaik dalam film ini. Sutradara/Penulis Naskah Kang Hyeong-cheol (Sunny, Tazza: The Hidden Card) nampak memberikan perhatian khusus pada elemen tersebut. Koreografi tap dance yang gayanya berpotensi monoton mampu dikreasikan dengan baik dan atraktif. Pilihan lagu pun sangat baik meningkatkan mood membuat penonton setidaknya ikut mengetukkan kakinya mengikuti irama. Sinematografi karya Kim Ji-yong sangat baik menangkap gerakan demi gerakan tari yang seringkali berdurasi panjang. Tata suara pun sangat baik memadukan gerakan tari dengan suara ketukan kaki yang seirama dengan musik yang dipakai.

Departemen akting merupakan bagian yang tampaknya cukup sulit karena memadukan talenta aktor dari Amerika Serikat dengan aktor Korea Selatan. Meskipara aktor asing yang tampil bukanlah aktor besar, namun Jared Grimes dan Ross Kettle memberikan performa yang apik dan berkesan. D.O. EXO,  atau Do Kyung-soo sanggup menanggung beban sebagai tokoh utama dengan sempurna. Tokoh Ki-soo yang penuh dilema antara keinginan untuk menari dan menanggung beban sebagai pahlawan Korut membuat dinamika emosinya kerap muncul sepanjang film. Park Hye-soo juga menonjol dalam perannya sebagai wanita tangguh di tengah perang yang sanggup  bicara dalam 4 bahasa. Karakternya pun cukup menarik, polos, agak aneh dan lucu Sementara karakter 2 penari lain juga mampu tampil baik, dengan Kim Min-hoo, si penari tambun yang lincah, pendiam dan konyol serta Oh Jeong-se, penari yang sangat merindukan istrinya.

Ada beberapa poin kekurangan dalam film ini berkaitan dengan penulisan naskah dan penyuntingan. Beberapa adegan di dalam film sebenarnya tidak perlu ada atau terlalu panjang dan bertele-tele sehingga beresiko membuat penonton bosan. Untungnya beberapa kali kebosanan bisa dihindarkan lewat momen komedi dan lagu-lagu yang menghentak mengiringi tarian.

 

Kesimpulan Akhir 

Film Swing Kids memiliki keceriaan tari dan musik dengan sisi gelap suasana pasca perang berpadu dengan seimbang. Walau terkesan ringan dari materi trailer dan posternya, film ini sarat dengan pesan anti perang melalui penggambaran hal negatif akibat perang, perbedaan ideologis pemicu perang, dan lain sebagainya. Tidak melupakan ciri khas film-film Korea Selatan, film ini pun memiliki kejutan-kejutan dan momen drama yang menyentuh hati di beberapa bagian.

Sinema Korea Selatan semakin berwarna dengan kehadiran film Swing Kids yang tidak hanya lucu dan menghibur, namun sarat dengan pesan anti perang yang disampaikan secara lugas. Sebuah presentasi film yang sangat baik, dengan tata produksi kelas satu dan performa menawan para aktornya yang dipimpin oleh Do Kyung-soo atau D.O. EXO sebagai bintang utamanya. Sebagai penutup, sesuai dengan taglinel film “The Dance Team Nobody Saw Coming”, bersiaplah tersenyum, menangis, tertawa, terhenyak dan terharu saat menonton film ini.

Loading...

Review Film Swing Kids (2018) - Film Tari Yang Lucu Dan Menghibur Namun Sarat Pesan Anti Perang
8Overall Score
Reader Rating 15 Votes
6.9