The Invisible Man merupakan sebuah film horror adaptasi modern dari novel H.G. Wells yang dahulu pernah dibuatkan filmnya pada tahun 1933. The Invisible Man diproduksi oleh Jason Blum yang memproduksi berbagai film horror seperti Get Out, Insidious, Happy Death Day hingga The Purge. Leigh Whannel yang merupakan salah satu kreator dari film Saw dan Insidious dipercaya untuk menyutradarai.

The Invisible Man telah tayang sejak hari ini, 26 Februari 2020.

Loading...

Sinopsis:

Cecilia Kass (Elisabeth Moss) kabur dari rumah mewah pacarnya yang abusif, ilmuwan optik jenius bernama Adrian Griffin (Jackson-Cohen).

Dua minggu kemudian, Cecilia yang sekarang tinggal bersembunyi di rumah teman masa kecilnya, James (Aldis Hodge) menerima surat kalau dirinya menerima warisan senilai 5 juta dollar dari mantan pacarnya yang bunuh diri. Warisan ini akan diterima secara dicicil berkala dan akan langsung dihentikan kalau-kalau dia melakukan kejahatan atau secara mental tidak kompeten.

Sejak itu Cecilia diganggu oleh invisible man (manusia tidak terlihat) dan menyebabkan Cecilia bertanya-tanya apa benar Adrian sudah meninggal atau belum.

Review:

Mengangkat tema yang tidak lekang oleh waktu dan benar-benar nyata yaitu hubungan yang abusif. Leigh Whannel berhasil menyampaikan kritik sosialnya terhadap orang-orang yang lebih sering menyalahkan korban daripada mengutuk perbuatan pelaku. Korban yang dalam hal ini wanita, seringkali dianggap mengarang cerita tanpa bukti yang kuat atau menggangap apa yang dilakukan para pria itu biasa saja karena toxic masculinity.

Elisabeth Moss yang menjadi korban dari abusive / toxic relationsip itu berakting sangat menjiwai sebagai sosok yang tanpa harapan karena semua orang menyalahkannya, tetapi tetap tegar dan mampu tetap melawan.

Leigh Whannel dengan brilian mampu memberikan style Hitchcockian dengan suasana suspense yang sangat kental. Sepanjang film penonton dibuat berdebar-debar atau menebak posisi invisible man ada di mana dan akan melakukan apa. Kemudian kemalangan-kemalangan yang menimpa dari tokoh protagonisnya membuat penonton menjadi semakin geregetan, depresi dan putus asa. Hal ini turut ditopang oleh original score / musik pengiring dari Benjamin Wallfisch yang membuat suasana hati penoton menjadi tidak nyaman. Selain itu turut dibantu oleh visual effects jempolan yang sangat halus dan imersif. Namun mungkin bagi beberapa orang film ini terlalu slow burn, sehingga seharusnya beberapa bagian pace film bisa lebih dipercepat.

Sebenarnya film The Invisible Man-nya Leigh Whannel bisa jadi tidak pernah ada. Namun ini menjadi blessing in disguise atas kegagalan The Mummy-nya Tom Cruise membuat Monster Universe dari Universal Studio menjadi kandas dan Johnny Depp yang tadinya akan memerankan The Invisible Man tidak jadi dibuat. Kalau saja tetap dibuat, mungkin filmnya hanya akan menjadi semacam film hiburan semata. Hal ini juga mengingatkan akan kegagalan beberapa film DC Universe sehingga akhirnya membuat film stand alone sendiri dan hasilnya ternyata lebih bagus.

Kesimpulan Akhir:

Depresif, Membuat Rasa Tidak Nyaman dan Sungguh Mendebarkan. The Invisible Man merupakan film yang sungguh penting bagi siapapun yang sedang atau pernah mengalami abusive / toxic relationship sehingga bisa berani untuk bersuara dan tentu saja bisa bertindak, disaat semua orang pada umumnya malah menyalahkan korban.

Note: Gulir / scroll ke bawah untuk melihat skor penilaian film

Loading...

Review Film The Invisible Man (2020) - Film Horor yang Penting Bagi yang Mengalami Hubungan yang Abusif
8Overall Score
Reader Rating 1 Vote
6.4