Rumah produksi MNC Pictures mengawali awal tahun 2020 dengan produktif setelah merilis film ketiganya memasuki bulan Februari ini setelah merilis Titus: Mystery of The Enygma dan Temen Kondangan di bulan Januari.

Masih satu universe dengan Temen Kondangan, film Toko Barang Mantan karya sutradara Viva Westi dan dari penulis naskah Titien Wattimena serta dibintangi oleh duet maut, Reza Rahadian dan Marsha Timothy akan rilis di bioskop seluruh Indonesia mulai tanggal 20 Februari 2020.

Sinopsis

Tristan (Reza Rahadian) adalah seorang pemuda yang mendekati usia bujang lapuk yang memilki Toko Barang Mantan, sebuah toko unik yang menjual benda-benda bekas kenangan dari mantan pacar lengkap dengan cerita-cerita indah dan memilukan. Bersama dua pegawainya Rio (Iedil Dzuhrie Alaudin) dan Amel (Dea Panendra), Tristan menghadapi pelanggan-pelanggan unik yang menjual barang-barang kenangan mantan pasangan mereka.

Loading...

Tetapi hari itu berbeda, pelanggan yang datang adalah Laras (Marsha Timothy), mantan pacar Tristan yang datang dengan niat berbeda, yaitu memberikan undangan pernikahannya kepada Tristan. Alih-alih kecewa, Tristan malah penasaran dengan Laras yang menurutnya masih belum move on dari Tristan. Seiring waktu berjalan, semua menjadi serba rumit. Apakah Laras atau Tristan yang sebenarnya belum move on dari masa lalu mereka?

film Toko Barang Mantan

Ulasan

Premis cerita Toko Barang Mantan yang diangkat dari ide cerita dari Priesnanda Dwisatria (Rectoverso, Rompis) dan ditulis naskahnya oleh Titien Wattimena (Dilan 1990, Aruna dan Lidahnya) ini sebenarnya cukup menarik menceritakan sebuah toko yang sepertinya cukup unik dan nyentrik jika ada di dunia nyata. Operasional keseharian toko ini pun digambarkan dengan asyik lewat pelanggan-pelanggan eksentrik yang dimainkan para aktor ternama yang berperan sebagai cameo, di antaranya Laura Theux, Syifa Hadju, Shareefa Danish, Martin Anugerah, Ibob Tarigan, Stella Cornellia, Fendy Chow, Niken Anjani sampai Gading Marten yang berperan menjadi penghubung Mantan Universe dengan film Temen Kondangan.

Sayangnya hanya sebatas itulah sisi menarik dari Toko Barang Mantan yang menjadi judul film ini. Plot utama tentang kisah cinta masa lalu Tristan dan Laras yang menjadi plot utama film ternyata gagal menyamai menariknya plot isian yang berhubungan dengan Toko Barang Mantan. Kehadiran Laras yang bermula dari mengirimkan undangan pernikahan di tengah kesibukan Tristan mengelola toko nyatanya jadi terkesan tidak jelas motivasinya saat datang keesokan harinya dengan dalih minta ditemani mencari suvenir pernikahan.

film Toko Barang Mantan

Jadi apakah sebenarnya tujuan Laras minta ditemani Tristan yang notabene mantan pacarnya? Ini yang masih menggantung di benak penulis saat usai menonton film. Tagline film di poster yang memakai tajuk “Cewek Butuh Kepastian” di bawah judul film sepertinya menjadi petunjuk motivasi Laras. Jika benar Laras seakan butuh kepastian apakah selama berpacaran dulu Tristan benar-benar cinta padanya kenapa harus divalidasi beberapa waktu sebelum pernikahannya?

Penulis tidak menemukan alasan lain di balik motivasi Laras hadir kembali di kehidupan Tristan dan membuat Tristan berpikir ulang untuk kembali mengejar cinta Laras dan memperbaiki hidupnya, dimulai dengan menyelesaikan kuliah dan memperbaiki hubungan dengan ayahnya (Roy Marten) yang menikah lagi dengan wanita seumuran dengan Tristan.

Di luar motivasi Laras, interaksi keduanya dalam berargumen, terutama di babak kedua film juga menjadi hal yang mengganggu, bukan karena kualitas materi dialognya tetapi repetisi dari dialog-dialog tersebut yang seakan mengulang-ulang dan berputar-putar di persoalan yang sama terus menerus. Sesekali pembahasan masa lalu yang ditransisikan dengan adegan flashback masa pacaran memang memberi variasi, sayangnya hanya di momen ‘nembak’ saja yang menarik. Isi flashback lain juga repetitif berisi argumen-argumen yang kurang lebih mirip.

film Toko Barang Mantan

Akibatnya film jadi terasa membosankan dan jalan di tempat, plotnya tidak bergerak kemana-mana. Sub plot pengiring soal dua pegawai Toko, dari kehidupan pribadinya sampai love interest mereka juga tidak berkembang dengan baik. Keduanya malah sibuk menguping, lalu salah tingkah saat ketahuan, begitu terus, diulang-ulang beberapa kali.

Untungnya film masih memiliki konklusi yang menohok lewat barisan kalimat dialog yang terlontar dari Laras dan Tristan. Konklusi hubungan Tristan dengan keluarganya serta Toko Barang Mantan dan dua pegawai juga cukup manis memberikan kesan baik pada babak ketiganya. Namun sayangnya ujung film dirusak dengan akhir film yang mengada-ada dan seakan membuat keseluruhan argumen, konflik, perdebatan dalam film yang dilakukan Tristan dan Laras menjadi sia-sia belaka.

film Toko Barang Mantan

Secara teknis, film sangat baik dari sisi artistik dan desain produksi, tata suara juga cukup baik mengingat film ini banyak memiliki adegan argumen yang cukup banyak. Tata suara juga layak mendapatkan kredit lebih, sementara yang mengecewakan justru datang dari penata kamera kawakan, Yadi Sugandi (Laskar Pelangi, Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini) yang kurang memaksimalkan artistik yang sudah bekerja baik, yang paling parah adalah establish shots lanskap Jakarta yang tidak menggunakan resolusi yang tepat untuk standar sinema.

Di luar itu tim wardrobe, make up, editing, serta berbagai kru pendukung lainnya bekerja dengan cukup baik dalam film berdurasi 98 menit ini. Secara keseluruhan tidak ada masalah berarti dari sisi teknis selain sinematografi.

Dari sisi akting, duet Reza Rahadian (Habibie & Ainun, My Stupid Boss) dan Marsha Timothy (Marlina si Pembunuh Dalam Empat Babak, Nada Untuk Asa) berakting baik sesuai dengan nama besar yang menjamin kualitasnya. Keduanya tampil apik meski berakting dalam naskah yang tidak terarah. Di luar itu nama Dea Panendra (Marlina si Pembunuh Dalam Empat Babak , Gundala) juga patut diberi pujian sebagai karyawan toko yang kerap berduet bersama aktor asal Malaysia, Iedil Dzuhrie Alaudin (My Stupid Boss). Sayangnya keduanya mendapatkan peran dengan adegan-adegan repetitif, menguping, ketahuan menguping lalu bereaksi salah tingkah karena ketahuan. Berulang kali!

film Toko Barang Mantan

Beberapa pemeran pendukung dalam sosok Ligwina Hananto (Kulari Ke Pantai, Dua Garis Biru), Roy Marten (Pretty Boys, Kapal Goyang Kapten), Widi Mulia (Bebas), Syifa Hadju (The Way I Love You, ABC: Aku Benci Cinta), Niken Anjani (Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini), Laura Theux (Pohon Terkenal, Sesat), Ibob Tarigan (The Wedding & Bebek Betutu), Martin Anugerah (Eggnoid) dan Shareefa Danish (Rumah Dara, Imperfect) cukup memberikan warna pada film. Sementara karakter pasangan Eka & Eka, milik Mas Cemen (The Fabulous Udin) & Brigitta Chintya (Love is U) menjadi karakter percuma dan tanpa tujuan jelas meski diplanting sejak awal film.

Kesimpulan Akhir

Produktivitas MNC Pictures dalam merilis film di awal tahun 2020 ini memang sangat menggembirakan bagi industri film, namun sayangnya lewat film Toko Barang Mantan, rumah produksi yang juga satu grup dengan beberapa stasiun televisi lokal ini ternyata menunjukkan kelemahannya dari sisi naskah. Film yang memiliki potensi bagus membahas soal mantan pacar ini ternyata memiliki plot yang jalan di tempat dengan barisan dialog berputar-putar di seputar itu-itu saja. Untungnya film ini didukung oleh duet Reza Rahadian dan Marsha Timothy yang bermain prima dan mampu meningkatkan kualitas film Toko Barang Mantan.

Note: Scroll/gulir ke bawah untuk melihat rating penilaian film.

Loading...

Review Film Toko Barang Mantan (2020) – Drama Romantis Menarik Dengan Plot Jalan Di Tempat
6Overall Score
Reader Rating 1 Vote
5.4