Kualitas perfilman negeri jiran Malaysia sangat menarik untuk dicermati terkait dengan kedekatan geografis dan kultur dengan Indonesia. Ragam film Malaysia yang diimpor ke Indonesia memang didominasi oleh genre horor dan animasi. Jumlah film laga Malaysia yang masuk ke sini terbilang jarang setelah terakhir Polis Evo 2 yang juga dibintangi oleh aktris Indonesia, Raline Shah.

Kini dengan menggaet aktor laga jebolan The Raid yang fenomenal dalam sosok Yayan Ruhian selaku aktor pendukung dan penata koreografi laga, film berjudul Wira yang disutradarai oleh Adrian Teh (Paskal, King of Mahjong) tayang di bioskop Indonesia mulai tanggal 30 Januari 2020.

film Wira

Loading...

Sinopsis

Hassan Munas (Hairul Azreen) adalah mantan tentara yang kembali ke kampung halamannya untuk menemui ayahnya Munas (Hilal Azman) dan adiknya Zain (Fifi Azmy) yang ternyata memiliki masalah dan sangkut paut hutang piutang dengan mafia kejam di wilayahnya, Raja (Dain Said).

Rumah Munas yang berada di lingkungan rusun milik Raja serta ikatan kerjanya dan Zain di pabrik milik Raja menjadikan hubungan Raja dan Munas tidak kunjung membaik setelah masa lalu kelam yang dialami keduanya terkait dengan penggusuran rumah Munas oleh Raja. Niat baik Hassan untuk mendamaikan keluarganya dengan Raja, sekaligus membayarkan hutang rupanya tidak berjalan mulus dan malah makin memperuncing masalah.

Pertarungan sengit antara keluarga Raja yang memiliki dua anak tangguh Vee (Ismi Melinda) dan Rayyan (Josiah Hogan) melawan keluarga Munas pun tak terhindarkan lagi. Apalagi ternyata Raja memiliki pengawal pribadi ahli beladiri nan bengis Ifrit (Yayan Ruhian).

film Wira

Ulasan

Sebagai sebuah film aksi laga yang mengedepankan banyak adegan perkelahian, baik keroyokan maupun satu lawan satu, film Wira terbilang cukup baik dalam mempersiapkan set up-nya. Naskah yang ditulis oleh Anwari Ashraf (Polis Evo, Pusaka) berdasarkan cerita Adrian Teh (Paskal, Ghost Ritual) ini terasa padat dan cukup dinamis memadukan drama dan adegan aksi hingga adegan perkelahiannya tidak terasa melelahkan.

Walaupun cukup baik mempersiapkan set up, naskah agak kurang berhasil menjelaskan permasalahan yang terjadi antara keluarga Munas dengan Raja. Alasan kenapa Raja sangat memaksa Zain untuk minta maaf kepadanya terasa kurang jelas karena membahas sebuah adegan krusial yang tidak digambarkan, melainkan hanya dinarasikan di dalam dialog. Beruntung, karakter Raja yang dimainkan secara brilian Dain Said terasa menarik sebagai sebuah villain.

Hal yang patut diapresiasi lainnya adalah set dalam setiap adegan perkelahian yang beragam sehingga tidak terasa repetitif. Tetapi yang paling layak menerima kredit tertinggi adalah karya koreografi apik yang ditangani langsung oleh Yayan Ruhian. Wira yang secara naskah formulaic, seakan mencampuradukkan berbagai kisah film laga Hollywood macam Rambo: First Blood atau Walking Tall yang dipadukan dengan gaya The Raid, sangat memaksimalkan sisi koreografi laga.

film Wira

Kang Yayan berhasil mengkoreografikan berbagai set up pertarungan dari sejak menit pertama antara Zain vs Vee, Hassan dengan gerombolan preman, sampai ke klimaks yang melibatkan karakter Ifrit yang diperankan Yayan Ruhian sebagai “raja terakhir”. Seluruh pertarungan di layar terlihat believable dan diperagakan dengan baik oleh para pemeran utama, pemeran pendukung dan para stunt man.

Sayangnya koreografi apik ini terganggu oleh gaya editing yang terlihat patah-patah. Entah apakah permasalahannya pada resolusi atau memang kecepatan framenya sedikit ditingkatkan pada proses editing yang dilakukan Pei Seang Lee (Find My Dad, The Great Lion Kun Seng Keng) demi menunjukkan adegan perkelahian yang cepat dan gesit. Padahal secara sinematografi, pergerakan kamera yang diarahkan oleh Choon Lin Yong (Paskal, Ice Kacang Puppy Love) sangat berani menggunakan berbagai angle baik dalam adegan perkelahian sampai adegan established shots.

film Wira

Dari sisi akting, seperti yang penulis sebut di atas, Dain Said ( Mrs K, Nova) sebagai Raja, sang antagonis utama. Dain Said yang lebih dikenal sebagai seorang sutradara film Interchange, Bunohan: Return To Murder dan film Dukun yang sempat tayang di bioskop Indonesia, sangat baik memerankan karakter antagonis yang kalem dan berbahaya.

Pemeran Zain, Fify Azmi adalah aktor lainnya yang patut diberi kredit lebih, padahal ini adalah kali pertama dirinya bermain film. Hilal Azman (Penghujung Malam, Cinta Berdarah), Henley Hii (Paskal, The Cage) dan dua aktor Indonesia Ismi Melinda (Kuntilanak Beranak, 10: Secret Mission) dan Yayan Ruhian (The Raid, Hit N Run) berakting cukup baik mendukung film berdurasi 109 menit ini.

Sementara Hairul Azreen (Paskal, Polis Evo 2) sebagai pemeran utama Hassan Munas memiliki kualitas akting yang potenial hanya saja sedikit kurang lincah dalam beradegan laga. Postur dan postur Hairul juga sedikit banyak mengingatkan penulis pada Iko Uwais.

film Wira

 Kesimpulan Akhir

Wira adalah sebuah film aksi laga yang dipadukan dengan drama perseteruan dua orang patriarki yang melibatkan keluarga mereka dalam plot yang padat. Keseimbangan adegan drama dan aksinya berjalan mulus walau kualitas teknis dalam eksekusi adegan laga terasa artifisial dalam proses penyuntingannya. Kerja yang baik dari sisi koreografi laga Yayan Ruhian patut diacungi jempol membuat Wira masih layak dinikmati bagi para penggemar film laga.

Note: Scroll/gulir ke bawah untuk melihat rating penilaian film.

Loading...

Review Film Wira (2020) – Action Asal Negeri Jiran Dengan Koreografi Apik Dan Kualitas Teknis Semenjana
6.5Overall Score
Reader Rating 3 Votes
7.0