Zombieland (2009) adalah salah satu film komedi horor tentang zombie yang cukup hits saat rilis di tahun 2009 lalu. Dengan empat tokoh utama yang berkarakter, unik dan memiliki chemistry yang apik, film berdurasi 88 menit itu meraih 102 juta dollar dalam peredarannya di seluruh dunia.

Setelah 10 tahun berlalu, film sekuelnya yang berjudul Zombieland 2: Double Tap hadir dengan amunisi sutradara, penulis naskah dan aktor yang sama. Film karya sutradara Ruben Fleischer yang diperankan oleh Jesse Eisenberg, Emma Stone, Woody Harrelson, Abigail Breslin, serta didukung Zoey Deutch, Rosario Dawson, Avan Jogia, Luke Wilson dan Thomas Middleditch ini akan tayang midnight di Indonesia sebelum tayang reguler pada tanggal 23 Oktober 2019.

film Zombieland: Double Tap

Loading...

Sinopsis

10 tahun setelah selamat dari serbuan zombie, Columbus (Jesse Eisenberg), Tallahassee (Woody Harrelson), Wichita (Emma Stone) dan Little Rock (Abigail Breslin) hidup damai, aman dan tenteram di dalam White House alias Gedung Putih yang menjadi kediaman presiden Amerika Serikat di dalam dunia yang dikuasai zombie. Sayangnya kedamaian justru membuat Little Rock yang sedang dalam masa puber remaja bosan ingin memiliki teman sebaya sementara Tallahassee yang berlagak seperti ayah pada dirinya terasa sangat overprotektif.

Bersama Wichita yang memiliki masalah dengan hubungannya bersama Columbus, Little Rock pun kabur dari white house untuk bertualang berdua saja. Sebulan setelah ditinggal Wichita, Columbus yang sedang galau malah bertemu dengan penyintas lainnya, Madison (Zoey Deutch) yang cantik tapi lugu. Keduanya pun terlibat asmara membara yang membuat Colombus lepas dari kegalauan.

Sayangnya, tidak disangka-sangka Wichita kembali membawa kabar buruk bahwa Little Rock kabur bersama pemuda hippie (Avan Jogia) meninggalkan Wichita sendiri. Kedatangan Wichita pun membuat Tallahasse panik mengetahui kabar soal Little Rock. Tidak kalah paniknya dengan Colombus yang baru saja berhubungan dengan Madison. Petualangan mereka pun dimulai untuk menyelamatkan Little Rock sekaligus menyelamatkan hubungan Columbus dan Wichita.

film Zombieland: Double Tap

Ulasan

Ditangani oleh sutradara dan penulis yang sama dari film pertamanya, film sekuel ini juga menggunakan formula yang nyaris sama. Sutradara Ruben Fleischer (Gangster Squad, Venom) kembali menyerahkan penulisan naskah kepada duet Rhett Reese dan Paul Wernick (Deadpool, Deadpool 2dengan bantuan Dave Callaham (Godzilla 2104) yang menambah segalanya dua kali lipat.

Karakter, konflik, chemistry sampai musuh yang dua kali lebih tangguh, Zombieland: Double Tap memberikan dua kali lebih besar dari predesesornya. Konflik yang menjadi penggerak cerita memang tidak seberapa besar, penyelamatan Little Rock menjadi konflik utama dalam film dengan kandasnya hubungan Columbus dan Wichita sebagai subplot. Bukan konflik yang besar tapi para karakter yang mudah disukai berpotensi membuat para penonton peduli.

film Zombieland: Double Tap

Chemistry antar karakter utama dan karakter tambahan menjadi yang paling menonjol, yaitu dinamika hubungan asmara Wichita dengan Colombus dan hubungan seperti ayah-anak antara Tallahassee dengan Little Rock. Kehadiran dua tokoh baru dalam sosok Madison (Zoey Deutch) yang cantik, bodoh sekaligus lugu dan Nevada (Rosario Dawson) yang tangguh pun sangat efektif mewarnai film berdurasi 99 menit ini.

Dari sisi aksi dan komedi film ini pun melebihi film pertamanya. Di awal film penonton sudah disuguhkan aksi slow mo para jagoan kita dalam melawan sekumpulan zombie di ladang gandum dengan iringan lagu Master of Puppets milik Metallica. Bahkan adegan ini pun mengulang film pertamanya yang memakai lagu From Whom The Bell Tolls yang juga milik Metallica.

Kadar kesadisan film ini lebih banyak, adegan zombie ditembak kepalanya, dimutilasi, dilindas mesin pemotong gandum, ditiban gedung sampai diinjak berulang kali tampil di layar, kebanyakan dalam konteks survival dan komedi. Tidak heran film ini mendapat rating 17+ dan tanpa sensor untuk penayangan di Indonesia.

film Zombieland: Double Tap

Selain pembeda dari penambahan karakter, ada hal yang menarik saat film menghadirkan karakter yang mirip dengan Columbus dan Tallahassee sebagai bagian komedi yang lumayan segar. Klasifikasi zombie dari zombie bodoh, zombie biasa dan zombie tangguh yang dinamakan T-800 juga menjadi hal menarik yang membuat film terasa lebih variatif daripada sekadar mengulang formula saja. Musuh mereka kini lebih tangguh dan sulit dikalahkan.

Sutradara Ruben Fleischer menggarap film dengan gaya asyik dan tidak berusaha terlalu serius. Keseluruhan durasi film terasa lancar mengalir dengan santai, hampir tidak ada ketegangan dalam film akan resiko kehilangan Little Rock yang kabur. Ini menjadi sebuah kekurangan yang paling terasa di dalam film.

Kekurangan itu tidak serta-merta mengeliminir kerja maksimal dari para kru di dalamnya, terutama sinematografer Chung Hoon-chung (Handmaiden, Oldboy) yang merupakan sinematografer langganan dari sutradara kenamaan Korea Selatan, Chan-wook Park. Editing, penata artistik dan penata suara juga menjadi bagian integral dalam film, namun kredit lebih patut disematkan pada penata rias dan tim efek spesial yang membuat riasan zombie yang apik dan momen-momen zombie killings yang seru. Jeda 10 tahun memang tidak terlalu kentara dari sisi efek CGI mengingat bujet film ‘hanya’ 42 juta dollar saja, walaupun terhitung meningkat nyaris dua kali lipat dari film pertamanya.

film Zombieland: Double Tap

Dari departemen akting semua pemain berakting dengan baik, bahkan si pendatang baru Zoey Deutch (Why Him?, Set It Up) sempat tampil mencuri perhatian di tengah para pemain kawakan seperti Jesse Eisenberg (The Social Network, Now You See Me) dan aktris peraih Oscar, Emma Stone (La La Land, The Favourite), juga aktor senior Woody Harrelson (White Men Can’t Jump, Hunger Games Trilogy). Sementara Abigail Breslin (Little Miss Sunshine, The Call) terasa dikurangi porsinya akibat kebutuhan cerita.

Rosario Dawson (Sin City, Unstoppable), Avan Jogia (Shaft) dan penampilan singkat Luke Wilson (Idiocracy, Old School) bersama Thomas Middleditch (The Final Girls, Godzilla: King of the Monsters) mampu memberikan warna dengan karakter mereka yang unik. Pembuat film nampaknya paham dan terlihat adil membagi karakter pemain untuk mencegah karakterisasi yang repetitif.

Di luar kekurangan dari terlalu santainya plot mengalir, ada satu kekurangan lain yang cukup mengganggu, yaitu pada klimaks dimana pertarungan menghadapi zombie T-800 yang tangguh ternyata berlangsung antiklimaks, walaupun tertolong oleh adegan-adegan komedi plus kejutan dramatis di akhir film. Sebagai catatan tambahan, jangan lupakan adegan mid-credit scene yang sangat kocak dan berkaitan dengan film Zombieland pertama.

film Zombieland: Double Tap

Kesimpulan Akhir

Zombieland: Double Tap hadir dengan menaikkan skalanya yang dobel seru, dobel kocak dan chemistry yang dua kali lebih apik dari film pertamanya. Kendati akhirnya terbilang agak antiklimaks, tapi tidak mengurangi seluruh kesenangan yang dihasilkan dalam film. Nikmati variasi zombie killings yang kreatif, aturan-aturan selamat dari kejaran zombie milik Columbus yang kocak, rengekan tanpa henti dari Tallahassee yang annoying sekaligus konyol serta kepolosan si karakter baru yang cantik, Madison, dalam film Zombieland: Double Tap yang akan tayang midnight di Indonesia, sabtu 19 Oktober 2019 ini.

Note: Gulir / scroll ke bawah untuk melihat rating penilaian film

Loading...

Review Film Zombieland 2: Double Tap - Dobel Kocak, Dobel Seru Dan Dobel Asyik Chemistry-nya
8.5Overall Score
Reader Rating 1 Vote
7.8